logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 12 KEKASIH AXEL

Flo berjalan dikoridor kampus dan tidak memperhatikan jalannya. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri, yang berkelana entah kemana.
Bugh!
Dia menabrak seseorang.
"Maaf, maaf, aku gak sengaja!” Flo meminta maaf dan menegakkan tubuhnya.
Di hadapannya berdiri seorang gadis yang cantik, berambut panjang warna burgundy di curly memakai softlens berwarna biru.
Flo memperhatikan gadis itu dari atas sampai bawah. Matanya menilai gadis yang di hadapannya itu.
"Ehh cewek udik, lo gak punya mata!" Gadis itu membentak Flo dengan mata melotot.
"Maaf, aku gak sengaja. Kamu gak apa-apakan?" Flo kembali meminta maaf dan menyentuh lengannya.
Gadis itu menghempaskan tangan Flo dan mendorongnya ke belakang, beruntung saja Flo tidak terjatuh ke lantai karena ada seseorang yang menahan tubuhnya dari belakang.
"Jangan pernah sentuh gue cewek udik! Gue jijik lihat lu!"
"Lu apa-apaan sih Shera! " Pria yang menopang tubuh Flo marah pada gadis itu.
Flo menoleh kebelakang, ada Dave dan Nela di sana.
"Seharusnya gue yang marah ke cewek udik ini. Dia nabrak gue!" Gadis itu menunjuk Flo dengan sarkas.
"Tapikan ga sengaja, lagian Flo udah minta maaf sama lu! Lu ga ngerti kata maaf?!" Nela angkat bicara.
"Ne, Dave udah. Lagi pula aku yang salah kok. Gak merhatiin jalan tadi." Flo berusaha menghentikan mereka, karena dia merasa pusing sekarang.
"Lo gak usah sok baik cewek udik! Urusan lo sama gue belum selesai!" Gadis itu pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Dasar nenek sihir!" gerutu Nela.
"Kamu gak apa-apa Flo?" tanya Dave dan melepaskan cengkramannya dari lengan Flo.
"Gak apa-apa kok. Makasih ya." Flo tersenyum kecil.
"Kalau diganggu sama dia lagi, kasih tahu kita." Flora menganggukkan kepala, sungguh kedua teman barunya ini memang benar-benar baik.
"Tenang aja. Emang dia siapa sih?" tanya Flo penasaran dengan gadis itu.
"Dia itu nenek sihir di kampus ini. Kamu harus hati-hati sama dia. Karena dia pasti akan ngelakuin apapun untuk menyiksa orang yang gak dia suka."
"Menyiksa?" Flo mengernyit kebingungan.
"Iya Flo, Shera akan ngelakuin apapun untuk membuat orang yang gak dia suka sengsara. Dan bahkan ada beberapa mahasiswi yang pindah kampus dari sini, karena ulah dia!" ujar Dave lalu memasukkan sebelah tangan ke dalam saku celananya.
"Segitu parahnya ya? Tapi, kenapa gak dilaporin ke pihak kampus?"
"Gak ada yang berani, karena banyak yang bilang kalau Shera itu pacarnya Axel. Mereka gak mau berurusan sama Axel."
"Pacar Axel?" Lagi-lagi dia terkejut.
"Iya Flo. Udah ahh, gak usah di bahas lagi. Kita ke kantin yuk. Aku lapar!" Nela menarik tangan Flo, yang di tarik masih kelihatan bingung dengan apa yang di dengar tadi.
Lain halnya di pojok kantin, Axel, Alex, dan Albert sedang nongkrong di sana.
"Ehh, Xel tumben getah lu gak nempel. Kemana dia?" tanya Alex sambil menatap Axel yang duduk dihadapannya.
"Udah pindah haluan kali. Capek ditolak mulu sama dia." Al menunjuk Axel dengan dagunya.
"Ck, gak peduli! Yang penting beberapa hari ini gua bebas dari dia," jawab Axel dengan wajah datarnya.
"Kayakknya lu salah men. Kebebasan lu belum seutuhnya. Cewek yang kita omongin udah nongol." Alex menunjuk ke arah pintu masuk kantin.
Melihat itu Albert terkikik geli dan Axel berdecak dan mendesah panjang.
"Getah nangka lu udah datang Xel!" ucap Albert yang kemudian tertawa bersama Alex.
"Ck, lu berdua bisa diam gak!" Axel memberi tatapan membunuh pada mereka berdua. Tapi, bukan Al dan Alex namanya kalau takut karena sekarang mereka malah semakin tertawa.
"Hai, sayang! Aku kangen banget sama kamu." Shera menghampiri meja yang di tempati oleh Axel dan kedua sahabatnya itu.
Dia merangkul Axel dari samping Dan segera di tepis olehnya.
"Lu apa-apaan sih! Jijik gua tau gak!" ucap Axel yang sudah terlihat kesal.
"Kamu kenapa sih Xel, kamu gak kangen sama aku?" Dengan suara yang dimanja-manjakan Shera merengek pada Axel dan duduk di sebelahnya.
Melihat itu Albert dan Axel bergidik ngeri.
"Ck, bisa gak sih lu jauh-jauh dari gua!" Axel menjauhkan wajah Shera yang bersandar pada lengannya. Dia benar-benar risih sekarang.
"Saran gua,lu nyerah aja dah Sher. Gua kasihan sama lu!” ucap Alex yang tersenyum sinis.
"Lu gak usah sibuk ya! Sampai kapanpun gua gak akan pernah nyerah buat menangin hatinya Axel!" ucapnya dengan penuh emosi.
"Wih! Sher, mata lu keren ya. Kemarin mata Jin, sekarang mata ular, besok mata apa? Mata ikan?" Albert menatap takjub pada Shera sambil menggelengkan kepala.
Mendengar ucapan Albert, dia Alex tergelak bersama temannya itu. Dan Axel hanya mengulum tawanya.
Bukan tanpa alasan Al berbicara seperti itu, karena beberapa hari lalu Shera memakai softlens berwarna merah, dan hari ini dia memakai softlens berwarna biru.
"Lo berdua sibuk banget sih sama hidup gue! Atau jangan jangan lo berdua irikan, karena gak bisa dekat sama gue. Lo berdua suka kan sama gue!" ucap Shera dengan bangga.
"Mending gua jomblo seumur hidup dari pada gua suka sama lu!" ucap Albert sambil bergidik ngeri.
"PD amat dah!” Alex menggelengkan kepalanya, “dan saran gue lu harus jauhin Axel, karena dia udah tunangan!" sambungnya lagi dengan santai.
Tanpa dia sadari, Axel sudah menatapnya tajam seolah berkata, ‘lu apa apaan sih!’ dan dia paham arti dari tatapan itu.
"Cepat atau lambat semua orang bakalan tau men, lu gak bisa nyembunyiin ini terlalu lama!” jelas Alex, dan itu membuat temannya itu berdecak kesal.
"Apa!!"
"Ehh setan-setan!" Albert terlonjak kaget mendengar pekikan Shera yang cukup kencang. Dan bahkan pandangan beberapa orang sudah mengarah pada mereka.
"Santai aja dong Sher, gua kaget nih!" ucap Albert dengan kesal.
"Xel, yang di katakan Alex itu gak benarkan? Dia bohongkan. Kamu enggak tunangankan?"
Suara Shera yang tidak pelan, membuat orang-orang di kantin dapat mendengarnya dengan jelas.
Dan saat itu juga Axel terlihat bingung dan pusing mendengar bisikan-bisikan mahasiswa-mahasiswi lainnya.
"Apa, Axel udah tunangan?"
"Siapa tunangan Axel?"
"Kapan dia tunangan?"
"Bukannya Shera pacarnya? Kenapa tunangannya bukan Shera?"
Dan banyak bisikan-bisikan lainnya.
"Lu gak percayaan banget sih orangnya. Nih lihat. Cincin di jari manis Axel. Apa buktinya masih kurang?" Albert mengangkat jari tangan Axel, untuk menunjukkan cincin yang melingkar di sana.
Sementara Axel sudah mengucapkan sumpah serapah dalam hati untuk kedua sahabatnya.
"Xel, bilang sama aku itu bohongkan?" Shera mengguncang-guncangkan lengan Axel meminta jawaban darinya dengan mata yang berkaca-kaca.
Pria itu merasa muak dengan Shera yang selalu mendesaknya.
"Gua emang udah tunangan. Ini buktinya." Axel menunjukkan jarinya yang dilingkari dengan cincin.
"Gua udah tunangan! Jadi gua minta lu jangan ganggu gua lagi!" lanjut Axel dengan tegas.
Shera menggelengkan kepalanya, dia benar-benar tidak percaya dengan ini.
"Siapa cewek murahan yang udah ngerebut kamu dari aku Xel? Siapa?!"
"Hei, lu gak perlu tau siapa tunangan gua. Dan hal yang harus lu ingat, selama ini kita gak ada hubungan apa-apa. Jadi stop ngejar-ngejar gua, dan stop menyebar gosip gak penting di kampus ini. Paham lu!"
Axel merasa sudah bosan dengan tingkah Shera terhadap dia selama ini dan gosip yang mengatakan dia berpacaran dengannya. Padahal, tidak sama sekali.
Mendengar penuturan Axel, kembali orang-orang di kantin berbisik-bisik.
"Jadi selama ini Shera bohong?"
"Ihh, gak nyangka Shera kayak gitu."
"Cinta bertepuk sebelah tangan tuh."
"Kalau gue jadi dia, gue pasti malu banget."
Shera tidak tahan mendengar bisikan-bisikan itu.
"Diam lu semua!!!" Dia berteriak di dalam kantin hingga menghentikan semua bisik-bisik itu.
"Dan kamu Axel! Asal kamu tau, aku gak akan pernah nyerah buat ngejar kamu. Aku akan jadiin kamu milik aku. Cuma milik aku! Dan aku akan cari tau siapa cewek murahan tunangan kamu itu. Akan aku kasih pelajaran buat dia! Aku gak akan pernah nyerah Axel. Gak akan pernah!" ucapnya dengan menggebu-gebu.
Shera menyambar tasnya yang ada di atas meja, dengan menangis dia pergi keluar kantin. Tanpa sengaja dia berpapasan dengan Flo, Dave, dan Nela.
"Kenapa itu nenek sihir? Dia bisa nangis juga?" ucap Nela setelah Shera berlalu.
"Paling di tolak lagi!" sambung Dave dengan santai.
Axel menatap Albert dan Alex dengan tatapan membunuh. Merasa ngeri dengan tatapannya, Albert angkat bicara.
"Eett, slow man! Relax, santai, tenang. Cuma ini cara satu-satunya biar dia ngejauhin lu."
"Ngejauhin apanya? Lu berdua dengarkan apa yang dia bilang tadi. Dia gak akan pernah nyerah. Dan orang orang udah tau kalau gua tunangan!" Axel mengacak frustasi rambutnya dan menggeram pelan.
"Serapat apapun lu nutupin pertunangan lu. Cepat atau lambat semua orang bakalan tau men," ucap Alex dengan santai.
"Arg! Tau akh! Gua pusing!" Axel menyambar tasnya dan pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu.
"Heh curut tungguin! Asal pergi aja lu!" teriak Albert yang kemudian menyusul dan Alex di belakangnya.
Di tengah jalan Axel berpapasan dengan Flo, Dave dan Nela. Axel berhenti sebeEntar dan menatap tajam ke arah Flo.
"Cewek sialan!!" geram Axel dalam hati.
"Dia kenapa?" batin Flo.
Bugghh!
"Aelah! Kalau berhenti bilang-bilang dong nyet!" gerutu Albert yang menabrak punggung Axel.
Pria itu tidak memberikan respon, dia kembali melanjutkan langkahnya.
Saat ingin menyusul Axel, tak sengaja tangan Albert bersentuhan dengan tangan Nela. Dia berhenti sejenak dna matanya melebar.
"Mami! Jantung Al mau copot!” batinnya berteriak. Dia berlari kecil menyusul Axel.
"Axel kenapa?" tanya Dave pada Alex yang berpapasan dengan mereka.
"Biasa, Shera. Gua duluan ya!" ucap Alex dan pergi menyusul kedua temannya.
Dave berdecak, "tepat dugaan gua!" ucapnya kemudian.
Melihat apa yang terjadi, Flo benar-benar tidak mengerti. Dia kebingungan.
"Maksud mereka apaan sih?" tanyanya dalam hati.
"Biarin aja. Udah ahh, perutku udah keroncongan nih!” ucap Nela pada akhirnya. Dan mereka melanjutkan langkah menuju kantin.
•••••••

Book Comment (100)

  • avatar
    HutabaratElisawati

    Trimkh,msih ada penulis novel yg mengajak pembcanya utk belajar utk bisa mengampuni masa lalu dan menerima kekurangan org laintanpa kesan mengajari atau panatik dlm suatu agama tertentu,membacanya seperti melihat alur cerita nyata bkn seperti novel2 yg lain yg mengutamakan hayalan tingkat tinggi yg kadang keluar dr fakta kehidupan

    18/01/2022

      0
  • avatar
    Siti Mardina Musa

    baru mulai baca udah tertarik 😊

    6h

      0
  • avatar
    Jaku.Reza

    Mantap

    4d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters