logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

at the wrong time

Sifat Jovial yang dari awal banyak diam, ia pun hanya memperhatikan Kelvin tanpa berbicara sepatah kata pun. Seperti mata elang, Jovial terus mengamati Kelvin.
Tentu, seorang pria yang masuk kedalam kamar seorang wanita pasti memiliki hubungan yang lebih dari sekedar kenal. Pasti mereka sudah begitu dekat.
Gladys pun mulai membuka obrolan untuk mencairkan keadaan. “Bagaimana bisa kamu tahu kamar ku? Aku kira kita akan bertemu di tempat makan.” Gladys tersenyum manis.
Tentu, Jovial pun teralihkan oleh Gladys. Ia tersenyum dan berkata. “Aku harus tahu semua tentang para tamu ku. Bukan kah harus begitu?" Ujarnya membuat Camello tersenyum.
Lalu mengabaikan pria yang bersama Gladys, Jovial pun memilih untuk menyanjung penampilan Gladys. “you are look so beautiful.” Imbuhnya sembari mencium punggung tangan mulus milik Gladys.
“Thanks.” tersipu malu.
"Sudah siap untuk pergi sekarang?" Jovial meminta ijin sebelum mengajaknya pergi, tidak seperti Kelvin yang main nyelonong saja. Ah dan juga main tangkap tanpa alasan yang jelas.
*
Makan malam di atas kapal pesiar memberikan pengalaman romantis tersendiri bagi Gladys, apalagi ditemani langsung oleh pemilik kapal. Sungguh sangat beruntung. Menikmati hidangan internasional di atas kapal pesiar yang berlayar mengarungi lautan. Irama musik klasik yang dibawa oleh sekelompok orang menambah kesan mewah dan berkelas. Semua orang terlihat sangat menikmati makan malam pertama di kapal ini.
Gladys yang terlihat sangat mempesona, mulai membuka obrolan dengan Jovial. “Maafkan aku atas sikap ku hari ini.”
Jovial yang baru saja melahap santapannya, beralih kepada Gladys. “For what?” tanya pria itu.
“Tidak percaya jika kamu adalah pemilik kapal ini.” Jawab Gladys tidak enak.
Jovial tersenyum datar. “Aku memakluminya. Tentu saja sebagai seorang gadis sendirian berlibur di kapal pesiar ini. Akan lebih hati-hati mencari teman baru. Dan tidak akan percaya begitu saja dengan orang lain.” Jelas Jovial bijak. “bukan kah begitu?” lanjutnya membuat Gladys terkagum-kagum dengan penjelasan Jovial.
“Tapi kenapa kamu tertarik untuk mengenal ku? Sedangkan banyak wanita cantik di kapal ini.” Gladys ingin tahu.
Jovial yang masih mengunyah, melihat Gladys sembari berpikir. “Bagaimana aku bisa mendekati wanita lain yang sedang bersama teman-temannya? Dan hanya kamu satu-satunya wanita yang berdiri sendiri sejauh mata yang ku pandang. Sejak di bar tempo hari. Banyak pria yang mendekati mu tapi kamu terlihat tidak tertarik dengan mereka” Jelasnya.
Gladys terperangah ketika sadar dirinya sudah diperhatikan oleh pemilik kapal sejak hari pertama di kapan ini. Oh sungguh membanggakan. "Oh ya? Lalu kenapa kamu tidak mendekati ku?" Gladys ingin tahu.
Jovial sedikit berpikir, lalu menjawab. "Mungkin, jika aku mendekati kamu malam itu pasti aku hanya mendapat penolakkan."
Gladys tersenyum. "Tentu saja tidak."
"Malam itu kamu mengejar ku." Jovial mncoba memutar kembali di malam pertama bertemu.
"What?? Jadi kamu yang menumpahkan minuman ku saat itu. Why??" Respon Gladys yang tidak memendam dendam lagi, sebab ternyata orang yang telah mengotori baju mahalnya adalah pemilik kapal. Bagaimana Gladys bisa marah??
"Maafkan aku. Aku sengaja menumpahkan minuman itu, sebab pria yang mengajak kamu minum itu telah memasukkan sesuatu ke minuman mu." Jelas Jovial.
Gladys pun terkejut tak menyangka. Ia tutup bibirnya yang terbuka dengan kedua telapak tangannya. "Benarkah?"
Jovial menganggukkan kepala. "Aku melihatnya sendiri." Balasnya.
Kemudian Gladys menopangkan kepalanya dengan siku tangan seolah tertarik dengan Jovial. "Lalu kenapa kamu mendekati ku keesokan harinya?" Tanyanya.
“jadi aku pikir, kamu sedang membutuhkan teman.” Jovial memberi jeda. “lagian disayangkan, jika ada wanita cantik berdiri sendirian.” Jovial kembali melahap makanannya.
Gladys tersenyum manis. Ketika dia akan membuka mulut untuk bicara, tak sengaja matanya melihat Kelvin yang baru saja datang bersama seorang wanita cantik duduk tiga meter dari meja yang ia tempati saat ini. “Dasar bermuka dua...” Gumamnya ditujukan kepada Kelvin yang sedang mempersilahkan duduk seorang wanita.
“Apa yang kamu katakan?” Jovial tidak begitu jelas mendengar ucapan Gladys.
Sadar dia tidak sendiri, Gladys pun segera menggeleng-gelengkan kepala. “Tidak. Aku tidak mengatakan apapun.” Sesekali matanya diam-diam memperhatikan Kelvin yang begitu mesra dengan wanita tersebut.
Didalam hati, Gladys ingin memberikan pelajaran untuk Kelvin. Karena telah berani menciumnya tadi siang dan hampir membuat kesalah pahaman antara dirinya dengan Jovial.
“Jovial, aku harus ke toilet.” Pamit Gladys yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Jovial.
Dengan berlenggak-lenggok, Gladys berjalan menuju meja Kelvin.
Ketika Kelvin sedang asyik berbincang-bincang dengan wanita cantik didepannya. Gladys pun datang menghampiri Kelvin dengan sangat menggoda tanpa memperhatikan wanita yang duduk bersama Kelvin. Jari telunjuk Gladys pun menyentuh rahang tegas Kelvin sembari berkata. “Hei, Kelvin. Kita bertemu lagi. Kamu tahu, aku belum bisa melupakan apa yang kita lakukan tadi.”
Tentu saja Kelvin terkejut hingga tak bisa mengeluarkan kata sepatah kata pun kecuali menatap kesal Gladys yang sengaja merusak makan malamnya.
“Excuse me??” Sahut wanita yang dipunggungi oleh Gladys.
Mendengar nada tak enak itu pun, Gladys berpura-pura menoleh kearah wanita tersebut. “Oh maaf. Saya tidak melihat anda. Saya hanya tertuju pada Kelvin. Karena ciuman tadi…” Gladys tidak melanjutkan perkataannya, malah jemari-jemarinya seolah membentuk telepon memberi isyarat untuk segera menghubunginya lalu ia berlalu pergi meninggalkan meja Kelvin.
*

Book Comment (225)

  • avatar
    Selamet Mujianto

    lanjutt

    3d

      0
  • avatar
    WibowoNayla ramadhina putri

    suka banget sama ceritanya

    4d

      0
  • avatar
    Fino Chipeng

    cinta ini

    7d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters