logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

explore

Kapal pun mulai berlayar, memberikan angin surga dunia kepada seluruh para turis yang berani membayar mahal.
Gladys menjelajahi setiap sudut fasilitas kapal. Dengan mengenakan baju Graphic white tee yang akan menimbulkan kesan lebih cool dan laidback, dipadu-padankan celana pendek biru tua. Dengan sandal flip-flops yang berguna ketika ingin mengeksplorasi kapal pesiar yang ditumpangi ini. Sebab menurut Gladys alas kaki ini pasti nyaman dan memudahkan ketika berjalan-jalan seharian mengelilingi kapal pesiar.
Selain itu, diam-diam Gladys mencari incaran pria-pria kaya supaya tidak bosan selama liburan ini berjalan. Pasti akan sangat menyenangkan.
Setiap mata memandang, Camello terperangah karena sangking terkagum-kagum oleh kapal pesiar ini. Maklum dirinya belum pernah naik kapal mewah.
Ketika Gladys sedang berdiri di pembatas pagar menikmati pemandangan laut, seorang pria berkaca mata hitam datang menghampirinya.
“there seems to be a lost girl.” Tegur pria itu mulai membuka obrolan.
Gladys menengok kearah pria yang berdiri disampingnya. Ia mengamati pria tersebut dari ujung kaki hingga ujung kepala, menilai seberapa kaya pria ini dilihat dari penampilannya. Kemudian Gladys tersenyum tipis seakan tidak tertarik. Padahal didalam hati ia menjerit karena berhasil menggait pria tajir. Tentu saja tak ada pria miskin di kapal pesiar ini.
Pria itu kembali berkata. “Membosankan jika selama pelayaran ini tidak mengenal siapapun.”
Gladys masih terdiam. Lalu membalikkan tubuhnya bersandar di pagar pembatas dan berkata. “Gladys.” Memperkenalkan diri.
Pria itu tersenyum ketika mendapat respon baik dari wanita ingatannya.
“Jovial.” Balas pria itu memperkenalkan diri juga.
“Sendirian?” tanya Gladys to the point.
Jovial tersenyum lebar. “Apa itu yang kamu harapkan?” tanya pria itu.
Gladys terdiam seolah berpikir sesaat untuk mencari jawaban yang pas. “Aku hanya ingin bersenang-senang menikmati liburan surga dunia.” Gladys menatap tajam kearah Jovial. “jadi, aku tidak ingin ada yang merusak liburan ku.” Lanjutnya.
“Bagaimana jika aku yang menjadi surga dunia mu?” bujuk rayu Jovial.
Gladys tercenung memandang pria tampan yang memiliki wajah tegas nan elegan ini.
Kemudian yang lebih membuat Gladys diam seribu bahasa bak patung, pada saat pria itu mendekatkan bibirnya ke telinga Gladys lalu berbisik. “because all of this is mine”
Seketika kepala Gladys seperti mesin atm yang meledak dan dihujani uang.
Tetapi untuk menutupi itu semua, Gladys tertawa lebar.
“Maksud kamu kapal pesiar ini adalah milik mu? Kamu yang memiliki kapal ini?” Gladys tertawa tak percaya. Sementara Jovial diam memperhatikan Gladys yang menertawainya.
Bukannya tersinggung Jovial justru mengungkapkan hal yang lebih mencengangkan.
“Dan aku yang membayar kapten serta kru lainnya disini.” Jelas Jovial tenang.
Sedangkan Gladys justru tertawa tetap tidak percaya sebab banyak pria hidung belang yang melakukan tipuan ini.
“Maafkan aku tidak bisa berhenti tertawa.” Tahan Gladys untuk tidak tertawa tetapi ia terus saja melakukannya.
“Mau aku antar mengelilingi kapal bersama ku? Sepertinya aku masih banyak waktu untuk menghabiskannya bersama mu.” Tawar Jovial masih bersikap tenang.
Gladys tidak langsung menerimanya. Ia berpikir beberapa saat. “ Sekalian perkenalkan aku dengan kaptain kapal ini.” Canda Gladys.
Tanpa banyak basa basi lagi, mereka berdua pun berjalan beriringan. Daripada jalan sendiri, lebih baik ada teman yang menemani. Meskipun teman jalan Gladys mengaku-ngaku pemilik kapal ini.
*
Selama menjelajahi kapal, Gladys terus saja dibuat terkagum-kagum dengan kapal ini. Bagaimana tidak, di bagian lobi terdapat lukisan Eduardo Arranz-Bravo, salah satu seniman Spanyol yang terkenal.
Kemudian Jovial berkata. “Itu aku membelinya langsung di Paris. Dan membutuhkan perjuangan yang cukup sengit.”
Gladys memandang Jovial dengan tatapan yang masih tak percaya.
“Nyawa pertaruhannya.” Lanjut Jovial membuat Gladys tersenyum aneh dengan mengerutkan kening tak percaya.
Tetapi Jovial tidak ambil perasaan dengan sikap Gladys. Entah karena Jovial tidak perduli atau Jovial tidak punya hati.
Mereka kemudian melanjutkan ke bagian bar yang terdapat karya-karya Marc Chagall, seniman Rusia, dan pelukis kenamaan Pablo Picasso.
“Aku suka sekali seni.” Kagum Jovial.
“Apa kamu juga yang membeli semua lukisan-lukisan ini?” tanya Gladys tak percaya.
Dan dengan santai, Jovial menganggukkan kepala.
“Aku harap kaptain kapal ini tidak mendengar semua ini. Darioada kamu malu nantinya.” Ujar Gladys dengan tatapan yang tidak enak. Tetapi Jovial tetap membalasnya dengan tatapan tak terbaca sambil senyum tipis disana.
Kemudian mereka kembali berkeliling melewati fitur yang paling mencolok, yaitu lantai kapal yang terbuat dari pola batu yang rumit dengan aksen daun emas. Lorong-lorong tamu terbuat dari kaca chandelier dan dihiasi Kristal.
Lalu Gladys berkata. “Jangan bilang ini juga kamu yang membelinya.” Singgung Gladys.
Jovial memandang Gladys lalu menggelengkan kepala.
Gladys tersenyum lebar. “Akhirnya kamu tidak mengaku-ngaku lagi.”
“Arsitek ku yang membelinya. Dan mendesain semua ini.” Balas Jovial datar tetapi mampu membuat Gladys mengatupkan rahang karena pria yang mengaku pemilik kapal ini.
“So, funny. Kita akhiri saja khayalan mu itu. Dan kita istirahat dulu karena aku sudah sangat lelah sekali.” Ucap Gladys.
Baru beberapa meter melangkah, mereka tak sengaja berpapasan dengan seorang pria tua yang berseragam rapi dan gagah bak kapten.
“Mr. Jovial, senang bisa bertemu dengan anda.” Sapa pria itu.
“Selamat siang, kapten Schentinno.” Balas Jovial.
“Saya ingin mengatakan terima kasih kepada anda langsung, Mr. Jovial. Karena sudah mempercayakan kapal ini kepada saya.” Ungkap kapten tersebut yang membuat Gladys terbelalak sebab tidak salah dengar dengan ucapan kapten itu.
Berarti apa yang dikatakan Jovial tadi adalah benar adanya. Batin Gladys merasa malu karena sudah meremehkan pria yang bernama Jovial. Gladys bergelut dengan rasa malunya hingga ia tak sadar kalau kapten sudah berlalu. Entah harus bersikap bagaimana setelah bersikap tidak sopan terhadap pemilik kapal pesiar ini.
*

Book Comment (225)

  • avatar
    Selamet Mujianto

    lanjutt

    4d

      0
  • avatar
    WibowoNayla ramadhina putri

    suka banget sama ceritanya

    4d

      0
  • avatar
    Fino Chipeng

    cinta ini

    8d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters