logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

luxury vacation

Tentu, seorang yang bekerja sebagai DJ pasti tempat pertama yang dituju adalah bar yang menyidiakan musik DJ Party dan sekelasnya.
Tanpa ragu, setelah selesai menikmati suasana kamar. Gladys segera pergi mandi dan mempersiapkan diri untuk pergike dalam bar yang berada didalam kapal ini. Setelah berdandan dengan tank top putih berjaket kulit hitam, dan rok span hitam diatas lutut dipadu padankan dengan bot hitam membawa kesan yang tajam. Ia masuk kedalam bar yang disediakan.
Seketika Gladys tersihir dengan suasana didalam bar yang lebih berkelas dan mewah dibanding bar yang pernah ia kunjungi.
Suara musik DJ menggelegar keseluruh sudut ruangan membangunkan siapa saja yang bermuram durja untuk bersenang-senang dan melupakan semua beban hiduo yang ada.
Gladys sudah lebih dulu berjingkrak-jingkrak ria tanpa memperdulikan sekitar menikmati alunan musik yang diputar.
Sebenarnya Gladys juga risih ingin memutar musik memainkan meja DJ, tapi sayangnya ini bukanlah tempat kuasanya sehingga lebih baik menjaga profesinya ketimbang harus ikut bersaing.
Sementara itu, di kursi VVIP sudah ada yang memperhatikan Gladys dari kejauhan. Dan terlihat tertarik dengan kemolekan yang dimiliki Gladys. Pria itu adalah pemilik kapal ini.
Pria itu tidak mendekati Gladys, tetapi ia terus memperhatikan dan mengamati setiap gerak-gerik Gladys disana. Dia melihat, tanpa rasa ragu apalagi canggung, Gladys yang berada didalam bar tanpa teman atau siapapun berani mengeksplorasi dirinya sendiri. Sungguh, gadis yang penuh percaya diri dan berani.
Gladys yang sudah cukup lelah diatas lantai dansa, ia pun kemudian duduk di sebuah meja bar sendirian.
Dan barulah pria yang dari tadi memperhatikan Gladys bangkit dari meja VVIP-nya lalu memutuskan turut duduk disebelah Gladys yang berjarak kurang lebih tiga meter darinya.
Pada saat Gladys menikmati minumannya, ada seorang pria penuh percaya diri mendekati Gladys.
"Hai." Sapa pria itu.
Gladys tidak menjawab, ia hanya sekilas melihat pria itu kemudian mengacuhkannya.
Si pria yang memiliki kapal ini hanya mengamati duduk disebelah Gladys tanpa disadari. Jovial sang pemilik kapal memperhatikan pria yang mengajak bicara Gladys.
"Apa kita bisa berkenalan?" Tanya pria itu.
Risih karena ditanya, Gladys pun berbalik bertanya. "How much money do you have??"
Pria itu seketika diam seribu bahasa, sedangkan Gladys tidak memperdulikannya. Dan Jovial yang memperhatikan di sebelahnya malah tersenyum mincing disana sembari memandang Gladys diam-diam.
Tak butuh waktu lama, pria yang mengajak Gladys berkenalan itu pergi begitu saja. Dan dengan entengnya tanpa rasa bersalah, Gladys meneguk minumannya kemudian geleng-geleng kepala. "Dasar pria hidung belang, maunya cuma niduri saja setelah itu ditinggal pergi dan dicampakkan." Ngedumelnya yang didengar Jovial tanpa sadar.
Belum sampai hilang rasa jengkel di hati Gladys. Tiba-tiba ada seorang pria datang lagi membawanya segelas minuman.
"Minum?" Tawar pria itu sok akrab.
Mata Gladys melihat gelas yang disodorkan kepadanya. Gladys pun menerima gelas tersebut, lalu menumpahkannya tepat didepan pria si pemilik minuman.
"Aku hanya berjaga-jaga. Lebih baik meminum minuman ku sendiri." Ujar Gladys tidak mudah dibujuk rayu.
Lagi-lagi, Jovial dibuat terkesan dengan wanita ini. Sungguh, ia hanya tersenyum sendiri memperhatikan Gladys.
"Ok, kalau begitu aku temeni kamu minum." Ucap pria asing tersebut.
Gladys tak menjawab, ia malah terkesan cuek dan acuh. Dan sangking acuhnya, Gladys teledor dan tak memperhatikan pria asing itu yang diam-diam memasukkan sesuatu kedalam minuman Gladys.
"Apa kamu sendirian saja?" Tanya pria asing itu.
Gladya menengok kekiri kanan lalu melihat pria asing itu dan berkata. "Sepertinya aku sudah cukup sendiran. Aku juga tidak membutuhkan mu disini." Gladys mengambil gelas minumannya.
Mata pria asing itu sudah tak sabar melihat Gladys meminum minuman tersebut. Tetapi ketika bibir gelas akan menyentuh bibir Gladys, dengan sengaja Jovial berjalan dan menyenggol minuman Gladys sehingga minuman iti tumpah ke pakaian Gladys.
"Oh my God." Kejut Gladys melihat pria yang menumpahkan minumannya ke bajunya tidak meminta maaf malah jalan begitu saja. "Hei!!!!" Seru Gladys meninggalkan pria asing itu yang tak berhasil membius Gladys.
Sedangkan Gladys mengejar pria itu untuk meminta maaf dan bertanggung jawab atas kesalahannya.
Sayangnya, Gladys kehilangan jejak karena penerangan yang tidak sempurna, ditambah lagi banyak orang yang beralalu lalang. Akhirnya Gladys berguman sendiri tidak jelas.
"Sungguh menyebalkan." Umpatnya. "Lebih baik aku kembali ke kamar." Imbuhnya berjalan keluar dari bar.
Ketika akan keluar bar, masih saja ada pria asing yang mencoba berkenalan dengan Gladys. Mungkin karena Gladys terlihat sendiri didalam bar jadi semua pria berusaha mendekat dan merayu Gladys.
"Boleh saya antar?" Tawar pria asing yang berbeda lagi.
Bukannya dijawab dengan baik, Gladys malah mencaci makinya sebab baju mahalnya sudah terkena tumpahan minuman.
"Apa aku seperti anak kecil yang tersesat mencari ibunya??" Ketus Gladys. "Sebaiknya kamu pergi dari hadapanku daripada aku teriak kalau kamu telah melecehkan ku." Ancamnya yang sudah kesal.
Jovial yang dari kejauhan memperhatikan Gladys hanya tersenyum tipis dengan rasa penasaran yang amat dalam kepada Galdys. Sungguh, dia belum pernah melihat wajita setangguh itu.
Sementara Gladys terus saja berjalan dengan menggerutu tidak jelas menuju pjnti keluar bar dan memilih untuk kembali ke kamar. Membersihkan diri kemudian tidur dengan nyenyak untuk menyambut hari esok yang pasti harus lebih berkesan dan membahagiakan.
*

Book Comment (225)

  • avatar
    Selamet Mujianto

    lanjutt

    4d

      0
  • avatar
    WibowoNayla ramadhina putri

    suka banget sama ceritanya

    4d

      0
  • avatar
    Fino Chipeng

    cinta ini

    8d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters