logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Spin

Jovial menyiapkan botol kosong diatas meja, ia putar-putar lalu berkata. “Aku akan memutar botol ini sekali lagi, jika botol ini berhenti maka orang itu akan menjadi pasangan memasak kita.” Kemudian memutar botol sekali.
Botol pun berputar, dan semua mata memperhatikan seksama botol itu. Hingga akhirnya bibir botol berhenti tepat dihadapan Kelvin.
Kelvin yang menjadi sasaran, melempar pandang ke semua orang lalu melihat Jovial. “Rasanya tidak nyaman jika kita menjadi satu tim.” Ujar Kelvin membuat Jovial tersenyum tipis. Lalu Kelvin memutar sekali botol itu.
Dan akhirnya, bibir botol menunjuk kearah dimana Jovial duduk. Jovial pun tersenyum lebar tak menyangka. “Sepertinya kita ditakdirkan untuk berpasangan.” Canda Jovial.
Sementara Gladys yang sudah tidak setuju dengan ide ini, merasa semakin kesal saja jika tidak dimulai-mulai. “Bisakah kita langsung memasak saja tanpa harus memutar-mutar botol itu.” Menahan emosi.
“Ini adalah bagian dari permainan.” Ujar Jovial yang membuat Gladys tak berkutik.
“Kalau begitu, coba aku yang memutar botolnya.” Antusias Casandra yang kemudian memutar botol tersebut diatas meja.
Tak perlu membutuhkan waktu lama, bibir botol berhenti tepat kearah Jovial.
Seketika orang pertama yang tidak terima adalah Gladys, sebab ia tidak ingin satu tim dengan Kelvin. “No.” serunya mengalihkan perhatian mereka bertiga.
Sadar spontanitas menolak tanpa kejelasan, Gladys pun berkata. “Ini curang. Casandra bilang dia sangat pintar memasak, tetapi…”
Jovial yang penuh pengertian pun mengerti maksud Gladys, bahwa Gladys dari awal tidak setuju dengan permainan ini, apalagi Casandra menjadi pasangan Jovial. “Ok, khusus untuk kamu.” Jovial menatap Gladys yang menahan kekesalan disana. “Kamu putar botol ini. Jika botol ini berhenti tepat didepan mu. Maka kita akhiri permainan ini. Dan kita bisa makan malam sekarang. Tapi jika sebaliknya, maka kamu akan tetap ikut dalam permainan ini.” Jelas Jovial memberikan satu kesempatan Gladys untuk berharap botol ini akan berhenti tepat pada dirinya.
Tanpa menjawab sepatah kata pun, Gladys memutar botol tersebut dengan menaruh penuh harapan botol ini akan berhenti tepat di depannya dan permainan ini berakhir.
Parahnya tidak ada yang mendengar harapan Gladys. Malah bibir botol itu berhenti dihadapan Kelvin. Menurut Gladys, dirinya sangat tidak beruntung.
Kelvin hanya diam dengan tatapan tidak terbaca. Sedangkan Jovial menoleh kearah Gladys yang merasa ini adalah kutukan permainan.
“Aku harap ini adalah putaran terbaik.” Ucap Jovial. “Bisa kita memulai memasak?” imbuhnya.
Gladys hanya bisa tersenyum dengan separuh hati. Apa boleh buat dirinya tak berdaya dengan keadaan ini.
“Jadi, kita satu tim Mr. Jovial?” seru Casandra memastikan.
Jovial mengangguk ramah, dan Casandra terlihat sudah tak sabar untuk memasak.
“Ok, I am ready.” Casandra sangat berantusias.
Sementara Kelvin tanpa berkomentar memanggil pelayan untuk meminta tolong dipanggilkan manajer restauran.
*
Setelah semua disiapkan peralatan, perlengkapan dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memasak. Kini mereka berada di ruangan khusus yang disediakan, dimana tak terlihat banyak orang dan bisa menikmati angin laut serta bintang-bintang yang bertaburan di langit luas.
Satu pantri ada Jovial dan Casandra dalam satu tim, sementara Kelvin dan Gladys kini berada di pantri lainnya dalam satu tim.
Mereka kemudian mulai memasak, tetapi berbeda dengan Jovial dan Gladys yang justru berdebat tetapi tak terlihat.
"Kenapa kamu suka sekali menyusahkan hidup ku?" Gumam Gladys.
"Hahaha, so funny. Aku juga tidak berharap satu tim bersama mu." Sahut Kelvin dengan menahan nada suaranya agar tidak terdengar sampai ke telinga lawan.
Gladys melirik kesal. "Terima kasih atas ide konyol mu ini." Singgungnya.
Kelvin terdiam menatap kesal Gladys yang terus saja menyalahkannya. Lalu berkata. "Sama-sama." Memberi jeda. "Sekarang apa yang akan kita masak?"
Kepala Gladys seketika menoleh kearah Kelvin. "Mana aku tahu?! Kamu pikir aku mahir didepan meja kompor? Aku hanya mahir didepan piringan hitam dan meja DJ." Celetuk Gladys kesal tetapi tidak ditunjukkan didepan lawan.
Berbanding terbalik dengan Jovial dan Casandra yang terlihat kompak. Mereka tetlihat akur dan lihai dalam memasak. Sungguh, sangat menyebalkan satu tim dengan Kelvin.
Sementara Kelvin sibuk mengocok telur. Dan Gladys sibuk berusaha menyalakan kompor. Saat Kelvin sudah selesai mengocok telur, ia tuangkan kedalam teflon kecil. Tetapi tak ada tanda-tanda panas dari teflon. Kepala Kelvin menengok kearah Gladys yang hanya diam menggigit jari.
"Apa kamu belum menyalakan kompornya?" Tanya Kelvin.
Dengan mata bersalah, Gladys membuat pembelaan diri. "Sudah kubilang, aku tidak bisa menyalakan kompor ini. Kenapa kamu masih bertanya."
Kelvin menggelengkan kepala, lalu mengamati kompor tersebut dan mencari tahu sendiri cara menyalakan kompor.
"Kamu itu wanita. Setidakhya jadilah wanita yang berguna di dapur. Jika tidak, maka tidak ada satu pria pun yang mau menikahi mu." Ngedumel Kelvin yang menyinggung perasaan Gladys.
"Apa kamu bilang??" Sahut Gladys keceplosan bernada tinggi yang mengalihkan perhatian Jovial dan Casandra yang akur disana. Cepat-cepat Gladys melempar senyum kepada mereka supaya tak terlihat sedang berdebat. Kemudian Gladys mengulangi ucapannya dengan nada yang cukup rendah. "Tadi kamu bilang apa?!"
Kelvin tak langsung menjawab, dia melihat kearah Casandra lalu berkata. "Lihat Casandra, dia adalah crazy rich tetapi dia tidak melupakan jati dirinya sebagai wanita." Menyanjung Casandra disana.
"What?! Kamu membandingkan aku dengan Casandra." Protes Gladys yang malah disuapi sepucuk sendok garam kedalam mulut Gladys.
"Bagaimana rasanya?" Kelvin malah bertanya yang lain.
"Asin." Jawab polos Gladys.
"Apa ini?" Tanya Kelvin lagi.
"Garam." Jawab Gladys lagi.
"Good. Setidaknya kamu tahu bumbu ini." Singgung Kelvin yang membuat Gladys semakin kesal.
"Apa kamu bilang. Semua anak keci pun pasti tahu kalau ini garam." Ketus Gladys.
Karena Gladys terus saja mengomel dan mengganggu Kelvin yang sedang sibuk memasak. Ia pun mengoleskan mentega di pipi mulus Gladys.
Spontan mulut Gladys terbuka lebar tak menyangka dirinya yang susah berdandan secantik ini malah dengan mudahnya dirusak dengan mentega. Tentu dirinya tidak terima dan berusaha meraih mentega dari tangan Kelvin untuk dioleskan juga di wajah Kelvin.
Akhirnya mereka tidak malah menyelesaikan masakannya, tetapi justru perang mentega.
Hal tersebut tentu saja mengalihkan perhatian Jovial dan Casandra yang penuh kedamaian dan keakarab-an diantara mereka. Seolah saling mengisi. Awalnya Casandra berniat menegur Kelvin dan Gladys, tetapi Jovial memintanya untuk fokus kepada masakan saja.
*

Book Comment (225)

  • avatar
    Selamet Mujianto

    lanjutt

    3d

      0
  • avatar
    WibowoNayla ramadhina putri

    suka banget sama ceritanya

    3d

      0
  • avatar
    Fino Chipeng

    cinta ini

    7d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters