logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

already agreed

Undangan makan malam yang diterima Kelvin pun membuat Jovial tersenyum lalu mengulurkan tangan berniat berjabat tangan dan Kelvin menerima jabatan tersebut. “Senang bertemu dengan anda.” Ucap Jovial.
Sementara didalam hati Gladys menjerit memberontak tidak setuju dengan makan malam ini. Dan untuk pertama kalinya Gladys ingin menolak ajakan Jovial tetapi dirinya sudah terlanjur setuju. Jika tiba-tiba dia menolak pasti Jovial akan menganggap dirinya plin-plan. Dan wanita berkelas tidak pernah melakukan hal bodoh seperti itu.
“Ok, saya tidak sabar menunggu malam ini.” Ucap Jovial sebelum pamit untuk pergi.
Baik Kelvin maupun Gladys memperhatikan kepergian Jovial. Setelah Jovial cukup jauh, Kelvin pun lebih dulu berpaling dan berniat masuk kamar untuk istirahat. Ketika pintu setengah terbuka dan Kelvin akan masuk tiba-tiba ia mendapat serangan dadakan dari Gladys.
Gladys secara menggebu-gebu dan membludak-bludak menyerang Kelvin yang belum siap ancang-ancang berbalik badan.
“Awas kalau samp-"
Brrukk !!
Kelvin tertimpa tubuh Gladys di lantai. Tentu mereka saling mengernyit kesakitan dan Kelvin yang lebih menahan rasa sakit karena tertimpa tubuh Gladys.
Kemudian mata mereka saling memandang beberapa detik sebelum akhirnya suara dingin Kelvin keluar.
“What are you doing??!!” tekannya menahan emosi dan rasa sakit.
Bukannya segera pergi dari atas tubuh Kelvin, Gladys justru terbengong-bengong.
“Go away from me!” celetuk Kelvin kesal. Barulah Gladys berusaha untuk berdiri dengan setumpuk rasa malu yang menempel pada wajahnya. Sungguh, sangat memalukan. Padahal niatnya tadi memberi peringatan Kelvin malah dia yang mendapat musibah.
Mereka berdua pun kemudian sama-sama berdiri sembari merapikan pakaian mereka yang cukup berantakan karena terjatuh tadi.
Dengan kesal Kelvin berkata" Kamu ini kenapa?"
Gladys yang masih kagok karena sudah menubruk tubuh kekar Kelvin hingga jatuh ke lantai jadi tidak terlalu fokus dengan apa yang ingin Ia katakan tadi. Saking kesalnya Kelvin, ia bertolak pinggang dengan berkata "Bisakah kamu sekarang keluar dari kamarku." usirnya.
"Tidak." Tandas Gladys.
"Sekarang apa?! Kamu mau apa lagi??!" Kelvin mencoba memberi kesempatan Gladys untuk bicara. "Apa kamu belum puas membuat tubuhku sakit semua dengan berat badan mu itu." Singgungnya.
Wanita mana yang tak tersinggung jika membahas tentang berat badan. Jadi, bukannya membahas akar masalah. Glady malah fokua dengan berat badannya.
"Ap-apa kamu bilang?! Berani sekali kamu menghina berat badanku. Aku tidak seberat itu. Mungkin kamu saja yang lemah dan tidak punya kekuatan." Gladys balik menyerang.
Kelvin mangguk-mangguk tidak terima. "Oh begitu kah?" Tanya-nya.
"Iya." Ketus Gladys membusungkan dadanya sembari bertolak pinggang tak mau kalah.
Merasa terhina, Kelvin pun tidak terima. "Baik, mari kita buktikan. Siapa yang tidak punya tenaga." Ucap Kelvin mulai melepas satu per satu kancing bajunya.
Mata Gladys seketika kalang kabut bingung harus berbuat apa ketika melihat Kelvin mulai melepas kancing bajunya. Ia pun cepat-cepat menuju pintu keluar. Tetapi kecepatannya tidak segesit Kelvin yang sudah terlatih.
Dengan cepat Kelvin menutup pintu dan tidak membiarkan Gladys keluar kamar. Gladys pun terkesiap dan meringsut ketakutan melihat Kelvin.
"Apa yang akan kamu lakukan?!" Tatapan Gladys berubah menjadi was-was.
"Menurut mu apa?" Tanya balik Kelvin.
"Hahaha, kamu lucu sekali. Aku yakin, kamu tidak akan melakukan hal buruk kepada wanita." Ucap Gladys.
Kelvin tersenyum kecut. Lalu bertanya. "Bukan kah ini yang kamu inginkan? Kamu ingin membuktikan seberapa kuat tenaga ku, huh?"
Seperti senjata makan tuan, Gladys salah bicara. Seharusnya ia tidak mengatakan hal tentang kekuatan seorang pria.
"Ah, sepertinya kamu salah tanggap dengan apa yang aku katakan. Bukan seperti ini maksud ku." Gladys berusaha merangkai kata yang pas supaya tidak salah bicara lagi.
Padahal Gladys adalah wanita yang biasa menangani pria-pria hidung belang, tetapi ketika dihadapkan dengan pria didepannya ini, Gladys seolah berubah menjadi gadis polos nan lugu yang tak mengenal hal-hal sensual.
Kini Kelvin sudah memamerkan perut atletis yang menyerupai roti sobek. Gladys yang tak sengaja melihatnya seketika menutup mata rapat-rapat.
Kelvin membuang senyum lalu bertanya "Ada apa dengan mu?"
Pelan-pelan Gladys membuka mata dan melihat Kelvin sudah mengancingkan kemeja-nya.
"Kamu berlagak seperti tidak pernah mengenal seks saja." Celetuk Kelvin terlalu vulgar. "Ternyata nyali mu begitu ciut. Aku kira kamu sama seperti wanita-wanita liar lainnya." Kelvin tersenyum kecut.
Entah harus tersenyum lega atau merasa terhina, Gladys tidak bisa membedakan. Yang ia rasakan sekarang malah seperti wanita kikuk yang tak tahu apa-apa.
"Aku tidak serendah itu." Ucap Gladys tidak terima jika dilecehkan. "Aku bekerja sebagai DJ bukan sebagai wanita bayaran." Imbuhnya membuat Kelvin terdiam dan sadar akan perkataannya tadi menyakiti hati Gladys. "Apa salah bekerja sebagai DJ? Apa salah mencari uang ketika malam tiba? Apa salah dengan pekerjaan ku? Apa aku harus bekerja sebagai polisi seperti mu? Apa aku harus bekerja sebagau guru? Sedangkan aku tidak memiliki kemampuan disana." Celoteh Gladys panjang lebar dan membalikkan keadaan. Sekarang dia membuat Kelvin merasa bersalah dengan kata-kata kasarnya.
"Iya. Aku sadar. Aku tahu bahwa memeras para pria kaya itu pekerjaan yang kurang baik. Tetapi aku tidak memintanya secara langsung. Aku tidak memaksa pria-pria itu untuk memberi ku segalanya." Mata Gladys mulai berkaca-kaca. "Justru mereka yang terkadang memaksa ku untuk menerima semua itu. Dan apa aku salah, jika aku menerima semua pemberian itu?! Katakan!" Gladys mulai tak kuasa meneteskan air mata.
Kelvin pun menjadi serba salah. Kenapa keadaannya menjadi berubah seperti ini. "Ok, ok. Tenangkan dirimu dulu..." Kelvin celingukan mencari sesuatu yang mungkin bisa membuat Gladys tenang.
"Apa aku salah aku mendapatkan kemewahan ini dari pemberian orang lain??" Gladys semakin menjadi-jadi.
"Oh, tidak apa-apa. Semua terserah pada mu saja. Aku tidak bermaksud membuat mu menangis seperti ini." Kelvin berusaha menenangkan Gladys.
"Aku tadinya kesini hanya ingin mengatakan kepada mu. Jika Jovial sudah mengundang mu makan malam jangan sampai membuka jati diriku. Karena dia tidak tahu kalau aku hanya sekedar wanita DJ." Sesegukan Gladys.
"Ok, ok. Aku tidak akan mengatakan apapun tentang dirimu." Ucap Kelvin.
"Janji?"
"Janji?" Kelvin berpikir sesaat. "Ok, ok. Aku janji." Ucapnya lagi.
Tiba-tiba saja Gladys berhenti sesegukan, dan menghapus air mata palsunya lalu berkata. "Aku pegang janji mu itu." kemudian membuka pintu dan pergi begitu saja seolah tidak terjadi apa-apa.
Ternyata Kelvin sedang dikerjai oleh tangisan buaya dari seorang wanita. Kelvin yang terlanjur tertipu itu pun tak bisa berbuat banyak dan memilih membiarkan Gladys pergi.
*

Book Comment (225)

  • avatar
    Selamet Mujianto

    lanjutt

    3d

      0
  • avatar
    WibowoNayla ramadhina putri

    suka banget sama ceritanya

    3d

      0
  • avatar
    Fino Chipeng

    cinta ini

    7d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters