logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

5. Akhirnya Chun Lie Bertemu dengan Lui Tau

Mereka yang tengah bertempur di desa tersebut adalah para pendekar dari kelompok perguruan kungfu yang ada di kota Anming. Para pendekar itu memang berasal dari Sekte Teratai Emas seperti apa yang dikatakan oleh Chun Lie.
Beberapa pendekar dari Sekte Teratai Emas tengah mengepung seorang pemuda yang memiliki kemampuan bela diri tinggi. Meskipun menghadapi banyak pendekar, namun pemuda tersebut tidak merasa gentar, dan terus melakukan perlawanan.
"Ada persoalan apa yang mereka rebutkan sehingga muncul kegaduhan seperti ini?" tanya Chun Lie kepada salah seorang penduduk yang saat itu tengah menyaksikan pertempuran tersebut.
"Entahlah, Tuan. Kami pun tidak mengetahui duduk persoalannya," jawab seorang pemuda bertubuh kurus bersikap ramah terhadap Chun Lie.
Chun Lie menarik napas dalam-dalam, kemudian bertanya lagi, "Sejak kapan mereka memulai pertempuran ini?"
"Dari pagi, Tuan," jawab pemuda itu lirih.
Chun Lie mengangguk-anggukkan kepalanya sambil terus mengamati pergerakan para pendekar tersebut.
Tiba-tiba saja, anak buahnya berdesis, "Ketua! Coba kau lihat pemuda itu! Bukankah dia itu adalah Lui Tau?"
Chun Lie tersenyum lebar, ia tampak semringah mendengar perkataan dari anak buahnya. Dua bola matanya bergulir ke arah pemuda yang tengah bertarung melawan para pendekar dari Sekte Teratai Emas.
"Rupanya para pendekar itu telah bertempur sedari pagi hingga menjelang siang mereka masih terus adu kekuatan dengan Lui Tau yang mereka anggap sebagai pengacau keamanan," desis Chun Lie. "Aku harus menghentikannya," sambungnya lirih.
Kemudian, ia melangkah ke dalam arena pertempuran tersebut. Sambil mengangkat tangan kanannya. "Hentikan!" seru Chun Lie meminta kepada para pendekar itu agar menghentikan pertempuran tersebut.
Mendengar seruan dari Chun Lie, maka para pendekar itu pun segera menghentikan pertarungan mereka.

"Kalian adalah para pendekar sejati. Jangan mudah dihasut oleh orang-orang yang tidak menginginkan perdamaian!" serunya lagi berusaha meredam amarah para petarung tangguh itu.
Para pendekar dari Sekte Teratai Emas serentak mundur menjauh dari Lui Tau. Kemudian, Chun Lie maju dua langkah mendekat ke arah Lui Tau.
"Ada persoalan apa antara kau dengan para pendekar itu, Lui Tau?" tanya Chun Lie ramah sekali.
Namun, keramahannya itu disambut dengan sikap penuh emosi oleh Lui Tau. "Kau pendekar tua dari mana? Tiba-tiba datang menghentikan pertarunganku dengan para pendekar itu, dan kenapa kau mengetahui namaku?" Lui Tau balas bertanya sambil mendelik kepada Chun Lie yang berdiri di hadapannya.
Melihat sikap Lui Tau yang marah kepadanya, Chun Lie hanya tertawa terkekeh-kekeh. Kemudian, ia menjawab pertanyaan dari Lui Tau, "Namaku Chun Lie ketua perguruan kungfu Haocun," jawab pria paruh baya itu tanpa menutupi identitasnya.
Namun berbeda dengan sikap Lue Caw, justru ia malah emosi melihat sikap angkuh yang ditunjukkan oleh Lui Tau yang terkesan tidak sopan terhadap ketuanya.
"Dasar keras kepala!" bentak Lue Caw. "Aku mendengar kabar bahwa kau sudah membuat kegaduhan di istana Tonggon. Sehingga aku tertarik untuk datang ke sini," sambung Lue Caw geram dengan sikap Lui Tau.
Lui Tau tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Lue Caw. Sama sekali ia tidak mengindahkan perkataan murid perguruan kungfu Haocun itu. Sehingga Lue Caw semakin kesal terhadap sikap Lui Tau yang terkesan menyepelekan dirinya.
"Jaga mulutmu, Lui Tau!" bentak Lue Caw penuh kegusaran, ia maju beberapa langkah dan bersiap hendak melakukan serangan terhadap Lui Tau.
Melihat pemandangan seperti itu, Chun Lie langsung meredam amarah anak buahnya. "Tahan amarahmu, Lue Caw! Jangan emosi!" seru Chun Lie. "Ingat pesan guru!" sambungnya.
Chun Lie tidak menghendaki jika anak buahnya itu terlibat pertarungan dengan Lui Tau. Karena jika hal itu terjadi, maka rencana yang sudah dirangkai oleh Chun Lie akan sia-sia belaka.
"Baik, Ketua." Lue Caw langsung mundur beberapa langkah kembali ke tempat semula.
Chun Lie melangkah kembali lebih mendekat ke arah Lui Tau, kemudian berkata dengan sikap ramahnya, "Mohon maaf, Pendekar. Bolehkah aku bertanya kepadamu?"
Melihat sikap baik yang ditunjukkan oleh Chun Lie, maka Lui Tau pun sedikit meredam amarahnya. Lantas, ia pun menjawab pertanyaan dari pria paruh baya itu, "Silakan! Apa yang hendak kau katakan?"
"Terima kasih, Lui Tau," kata Chun Lie lirih. "Aku mau bertanya, ada masalah apa kau dengan para pendekar Sekte Teratai Emas?" sambung Chun Lie menatap tajam wajah Lui Tau.

"Aku tidak punya masalah apa pun dengan mereka. Namun, mereka sendiri yang sudah membuat masalah denganku. Sehingga aku melakukan perlawanan ketika mereka hendak mencelakai aku," jawab Lui Tau menjelaskan.
"Mencelakaimu?" Chun Lie mengerutkan kening sambil meluruskan dua bola matanya menatap tajam wajah pemuda itu.
"Benar, mereka menuduhku sebagai biang keladi atas hilangnya patung emas di kuil Hoi, padahal bukan aku pelakunya. Namun mereka menuduhku dan tidak mau mendengar penjelasanku," jawab Lui Tau berkata sejujurnya.
"Ya, aku paham itu. Sebaiknya kau tunggu dulu! Aku hendak menghimbau kepada para pendekar Sekte Teratai Emas agar segera pergi dari tempat ini," kata Chun Lie.
Lui Tau hanya mengangguk saja. Sementara Chun Lie langsung membalikkan badan menghadap kepada para pendekar dari Sekte Teratai Emas. Lantas, ia pun menyeru, "Ini adalah sebuah kesalahpahaman antara kalian dengan anak muda ini. Aku harap kalian paham, dan segera meninggalkan tempat ini! Tidak ada bukti yang kuat atas apa yang kalian tuduhkan itu."
Para pendekar itu sangat mengenal siapa Chun Lie, sehingga mereka pun tidak ada yang berani menentang ucapan pria paruh baya itu.
"Percayalah kepadaku! Aku menjamin sepenuhnya bahwa Lui Tau tidak terlibat dalam kasus hilangnya patung emas di kuil Hoi."
Salah seorang dari para pendekar itu kemudian berkata, "Baiklah, Ketua. Kami akan pergi dari tempat ini. Tapi, kami minta kepada Ketua untuk memastikan bahwa Lui Tau benar-benar tidak bersalah!"
"Ya, kepalaku yang akan jadi jaminannya!" tegas Chun Lie.
Dengan demikian, para pendekar itu langsung menjura hormat kepada Chun Lie, dan segera berlalu dari tempat tersebut. Mereka percaya dengan apa yang dikatakan oleh pria paruh baya itu.
Chun Lie memiliki nama besar di kalangan para pendekar di seluruh perguruan kungfu yang ada di kota Anming. Mereka sangat menghormati Chun Lie dan guru besar perguruan kungfu Haocun—Miao Shan yang dikenal dengan julukan Suhu Miao.
"Hebat sekali pengaruh orang ini. Sekali seruan saja, para pendekar itu langsung pergi dari tempat ini," kata Lui Tau dalam hati.
Pria paruh baya itu kembali mendekatinya. Lantas berkata, "Suhu Miao berpesan, bahwa kau diminta untuk menghadapnya ke kediamannya!"
"Sungguh?" sahut Lui Tau tampak ragu.
Chun Lie tersenyum lebar, lalu menjawab dengan lirihnya, "Aku tidak main-main, karena ini menyangkut pesan dari guru besar perguruan kungfu Haocun. Aku harap kau jangan sia-siakan kesempatan ini!"

Book Comment (94)

  • avatar
    MahdiMuhammad

    semoga seru tak di awal

    21/07

      0
  • avatar
    ZainalNizam

    best

    15/06

      0
  • avatar
    MHuma

    cerita tersebut sangatlah menarik untuk di baca

    10/06

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters