logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 3 Awal Pemberontakan

Pukul 16.00 pertandingan berakhir dengan skor 24 poin didapatkan pemain dari regu putri sekolah Adel. Dan seperti biasa Adel mendapatkan top score karena berhasil memasukan bola diluar garis final sebanyak dua kali dan sekali memasukkan bola didalam garis. Total poin yang didapat Adel sebanyak tujuh poin. Sekolah Adel pemenangnya.
Sedangkan di grup putra,sekolah mereka mendapatkan kekalahan tipis. 25 untuk sekolah lawan,dan 22 didapat tim Reno. Ini pertandingan persahabatan jadi mereka bermain hanya untuk menjalin persahabatan antar pemain.
Adel bersiap-siap untuk segera pulang karena takut ayahnya lebih dulu sampai dirumah. Kalau ayahnya sudah dirumah dan Adel masih belum pulang,maka serangkaian omelan akan memberondong mamanya. Kasian mama,setiap hari harus menerima perlakuan kasar ayah. Adel jadi teringat lagi kejadian tadi pagi. Semakin lama kebencian pada ayahnya semakin kuat.
"Del,ayo kita ke tempat Aldi! tuh mereka udah nungguin" ajak Ocha.
" Gua pulang aja,Cha. Takut ayah keburu pulang," jawab Adel.
"Lu pulang sendirian juga ntar kena marah,gua mau ikut anak-anak. Itung-itung ngerayain kemenangan kita. Ibunya Aldi udah masak banyak nyiapin kita-kita" bujuk Ocha lagi.
"Gua gak bisa,sorry!" jawab Adel.
"Ayolah, sekali-kali lu jadi pemberontak. Kita kan gak berbuat yang macem-macem,cuma kumpul makan-makan," Ocha terus membujuknya.
Di halaman parkir lapangan sudah menunggu teman-teman mereka. Bukan hanya Reno dan Aldi ternyata,ada beberapa temannya dari kelas X,XI,dan XII. Mereka adalah para anggota tim bola basket semua kecuali Aldi.
Melihat mereka sudah berkumpul menunggunya, akhirnya Adel tak bisa menolak ajakan mereka. Walaupun hatinya takut nanti terlambat pulang,dipaksakannya juga pergi dengan mereka. Adel,Ocha,dan Aldi menumpang mobil Reno. Sedangkan teman-teman yang lainnya ada yang bawa motor,ada pula yang membawa mobil. Ini pertama kalinya sejak pindah dikota ini Adel pergi tanpa sepengetahuan orangtuanya.
Suasana dirumah Aldi cukup ramai dengan canda tawa para anggota tim putra dan putri basket sekolah. Mereka merayakan kemenangan. Sejenak Adel lupa dengan kesedihan nya,lupa dengan masalah yang terjadi di rumah.
"Del,duduk di sini yuk" ajak Reno ketika Adel mengambil lumpia di meja. Halaman rumah Aldi cukup luas memang.
Bagian yang paling depan terdapat tempat seperti sebuah pondok besar. Sehari-hari,orang tua Aldi menggunakannya untuk membuka warung kopi. Cukup lumayan ramai pengunjung bila warung kopinya buka. Apalagi mereka memberi pelayanan bebas WiFi buat pelanggan yang ingin bersantai sambil menikmati kenyamanan berinternet.
Adel duduk sambil lesehan di bagian terdepan warung kopi, Reno mengikutinya disebelahnya.
" Del,boleh gak aku ngmgong?" tanya Reno.
"Ngomong aja," jawab Adel sambil mengunyah lumpia nya.
Reno diam sejenak,diapun bingung harus memulai dari mana untuk mengungkapkan isi hatinya. Selama ini dia sangat menyukai Adel. Diantara gadis-gadis siswi di SMA tempat nya belajar,hanya Adel yang menarik hatinya. Gadis itu terlihat sederhana,apa adanya. Berbeda dengan siswi-siswi lain yang kebanyakan suka berdandan seperti orang dewasa. Wajah mereka sering dilapisi berbagai cream perawatan. Ada yang sampai glowing,kemerahan atau putih pucat. Yang lucunya lagi,ada kulit wajahnya putih namun leher dan tangannya lebih gelap.
Lain halnya dengan Adelia. Dia benar-benar gadis polos,bahkan memakai bedak pun jarang terlihat. Tapi rona wajahnya bersih kemerahan. Kulitnya tidak terlalu putih,tapi alami.
Adel juga tidak banyak tingkah seperti yang lainnya. Dia ramah dan cepat nyambung diajak bicara,tapi tidak mengada-ada,jauh dari kesan centil. Dan yang paling disukai Reno,Adel suka ceplas ceplos kalau bicara.
"Katanya mau ngomong, ditungguin sampe makananku abis masih diem," kata Adel membuyarkan lamunan Reno.
Reno tersenyum malu mendengar sindiran Adel,dia sedang menyusun keberanian untuk menyatakan perasaannya.
"Aku cuma mau ngomong....eeee,gak jadi deh," kata Reno gugup.
"Jiaaahhh kak Reno kayaknya mo pinjem duit ni," goda Adel.
"Husss masa cowok pinjem duit sama cewek,malu donk!" jawab Reno sambil tertawa.
"Terus mo ngomong apa,susah banget?" desak Adel lagi.
Reno memandang wajah Adel ingin meyakinkan kalau gadis itu tidak akan marah jika ia berterus-terang.
"Adel gak marah kan kalo aku bilang...." Reno masih juga ragu.
"Bilang apa sih,kak? Aku gembul banyak makan...gitu? Aku gak marah kok," Adel asal menebak.
"Gak bukan itu, Del...aku gak mikir kesitu," jawab Reno.
"Udah sore kak,aku pasti kena marah ayahku. Aku pulang aja," kata Adel tak sabar menunggu ucapan Reno.
"Aku antar kamu pulang," kata Reno menawarkan diri.
"Jangan,aku bisa digantung kalo dianterin cowok...Chaaa,pulang yuk! " teriak Adel pada Ocha yang masih asyik mengobrol dengan Aldi.
"Ntar dulu Del,yang lain juga belum pulang," jawab Ocha
Adel mulai gelisah mendengar jawaban Ocha. Sudah terbayang dipikiran nya bagaimana ayahnya marah melihat ia pulang sudah terlalu sore.
Ini pertama kalinya ia melanggar peraturan ayahnya, terlambat pulang.
Ocha yang melihat kegelisahan sahabatnya langsung menghampiri nya.
"Lu tenang aja,Del. Ntar gua yang ngomong ke ortu lu!" bujuk Ocha.
Dengan terpaksa Adel duduk kembali disebelah Reno. Sebenarnya dia senang bisa bersama teman-temannya,berkumpul bersuka ria. Apalagi teman-temannya yang dari berbagai kelas satu tim basket. Dan yang lebih senang lagi ada si cowok favorit sekolahnya,Reno. Tapi pikirannya tidak tenang membayangkan nanti sampai rumah sang ayah akan memberondong nya dengan segala pertanyaan. Salah menjawab saja bisa-bisa ikat pinggang menyabet punggungnya.
"Orang tuamu galak ya?" tanya Reno kemudian.
" Ayahku..." jawab Adel
" Ya udah kalo gitu kita pulang aja. Aku antar kamu!" Reno bangkit dari tempat duduknya.
"Jangan,kak! Biar aku pulang sama Ocha aja," tolak Adel.
Reno mengerti penolakan Adel,dia melihat raut ketakutan diwajah Adel. Segalak apa sih bapaknya,kok Adel ketakutan gitu,pikir Reno.
"Temen-temen,udah hampir Maghrib ni. Kita pulang,yuk!" ajak Reno akhirnya.
Semua segera menghentikan kegiatannya dan berkumpul di meja tempat Reno berada. Sebagian ada yang membantu membereskan piring dan gelas bekas mereka pakai.
"Gua mo anterin Ocha sama Adel,ntar kesini lagi," kata Reno pada Aldi setelah berpamitan pada teman-temannya.
Adel hendak menolak tapi Ocha keburu menimpali.
"Gapapa Del,kak Reno antar sampe di jalan Deket gang. Ntar gua yang anter lu sampe rumah lu sambil ngomong ke ortu lu,"
Akhirnya Adel tak bisa menolak lagi ajakan Ocha. Dia percaya sahabatnya akan membantu memberikan alasan kepada ayahnya kenapa mereka terlambat pulang.
Setelah berpamitan kepada orang tua Aldi,mereka naik mobil Reno. Aldi ikut menemani,dia duduk dibelakang dengan Ocha, sedangkan Adel duduk didepan bersama Reno yang mengemudi.
" Keliatannya mereka baru jadian," bisik Reno pada Adel.
Adel menoleh ke belakang, tampaknya Ocha bahagia berada didekat Aldi. Sesekali mereka berbicara sambil tertawa,mata mereka menunjukkan bahwa ada getaran-getaran halus diantara mereka.

Book Comment (320)

  • avatar
    Amir Pandai

    mantap

    28d

      0
  • avatar
    Agung Mardhotilah

    bismillah

    19/07

      0
  • avatar
    nurulsyahirah

    ✨✨✨✨✨✨

    02/07

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters