logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 5 Terbongkarnya Rahasia

"Bu, Fani ijin keluar boleh ?" tanyanya setelah semua kerjaan di rumah di pastikan sudah selesai semua.
"Memang mau keluar kemana ?" tanya ibu mertua, karna selama menjadi menantu di rumah ini Fani tidak pernah keluar rumah kalau tidak di suruh belanja ke pasar.
"Fani ingin ke makam mamah sama papah, buk, boleh ya ? Fani kangen mereka, " jawabnya dengan suara bergetar dan sendu
Melihat ada kesedihan di muka menantunya ibu Ina sedikit iba, dia merasa bersalah atas semua ini. tapi perasaan itu tidak lama dia tidak boleh menunjukan simpati apa pun di depan menantunya itu, karna Fani tidak boleh tahu rahasia besar itu.
"Iya boleh, tapi jangan lama-lama, sore sudah ada dirumah lagi, kalau kamu tidak ada nanti yang masak buat makan malam siapa?" jawabnya memberi ijin dengan suara ketus.
"Iya buk, terima kasih, Fani janji sebelum sore Fani sudah ada dirumah lagi, kalau begitu aku pamit ya buk, Assallamu'alaikum.. " pamitnya seraya mencium punggung tangan ibu mertuanya, yang hanya di jawab deheman kecil saja.
"Hheemmm, " jawabnya tanpa mau menjawab salam Fani.
🎭🎭🎭🎭
Derai air mata tidak bisa di bendung dari mata seorang perempuan cantik nan malang itu, kini dia hanya bisa menumpahkan segala gundah dan nestapa hatinya di pusara mamah dan papah tercinta, kini tidak ada lagi tangan hangat yang merangkul dan memeluk Fani, di kala dia sedang merasakan kesedihan yang amat dalam.
Berita kematian kedua orang tuanya yang mendadak karna sebuah kecelakaan itu membuat Fani merasa syok yang teramat dalam, dia tidak menyangka kedua orang tuanya akan secepat ini meninggalkan dia seorang diri, untuk menapaki kehidupan keras ini.
"Mah, Pah, Fani rindu kalian. selepas empat puluh hari meninggalnya Mamah sama Papah Fani di lamar Mas Bima, dia adalah orang yang menolong Mamah, Papah waktu kecelakaan itu, tapi sayang nyawa Mamah, Papah tidak bisa tertolong. Kini usia pernikahan kami memasuki bulan ketujuh, tapi aku merasa pernikahan ini aneh tidak sehat.
Fani rasa ada sesuatu yang mereka sembunyikan dari aku, Mah, Pah. Ibu Ina mertua Fani memperlakukan aku tidak seperti menantu tapi seperti pembantu, setiap harinya aku cuma di suruh mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya, padahal di awal pernikahan, mereka baik sekali ke Fani tapi lama kelamaan kebaikan itu berubah drastis, bahkan mas Bima sekarang acuh tak acuh ke Fani, bahkan adik mas Bima, Mila tidak mau akrab dengan Fani, mah, pah. " curhat Fani di atas makam kedua orang tuanya, dia banyak cerita seputar kehidupannya setelah kematian mamah dan papah nya.
Jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiri Fani menunjukan pukul tiga sore, dia pamit ke pada mamah dan papahnya kalau dia harus cepat-cepat pulang, karna telat sebentar saja sudah di pastikan Ibu Ina akan memarahinya habis-habisan.
"Mah, Pah. Fani pulang dulu ya, semoga mamah, papah selalu bahagia dan tenang di surga, do'ain aku ya mah, pah, " pamitnya setelah tadi dia memanjatkan do'a sebentar di pusara orang tuanya itu.
🔮🔮🔮🔮
Sesampainya di rumah terlihat mobil Bima sudah terparkir dengan cantik di garasi rumah, itu tandanya suaminya itu sudah pulang, gegas dia melangkah memasuki rumah.
"Assalamu'alaikum,, " tapi salamnya tidak ada jawaban dan keadaan rumah sepi, padahal Fani yakin kalau Bima sudah pulang tapi kemana semua penghuni rumah? Batin Fani bertanya-tanya.
Karna tidak ada sahutan dia pun terus melangkah dan bermaksud untuk masuk ke kamar, tapi sebelum masuk kekamar, Fani mendengar samar suara, Bima, Mila dan ibu Ina di ruang kerja Bima, pintu ruangan itu tidak tertutup dengan rapat, makanya suaranya samar terdengar dari luar,
Awalnya dia tidak mau tahu mereka sedang membicarakan apa, tapi entah kenapa rasa penasaran itu tib-tiba datang, dengan pelan Fani mengintip dari balik pintu yang terbuka sedikit dan mendengarkan obrolan mereka.
"Buk, mau sampe kapan sih kita pura-pura gini, aku gak bisa bersandiwara kaya Ibu. " suara Mila terdengar bersuara.
"Apa lagi Bima, Bu. gara-gara ide gil* Ibu, pernikahan Bima dengan Sinta harus batal, dan malah menikahi Fani yang sama sekali tidak Bima cintai, " kini suara Bima yang terdengar melayangkan protes.
"Ibu tahu itu, Ibu juga tidak mau kamu menikahi Fani, Bim.. Apa lagi Ibu tidak kenal bagaimana Fani dan keluarganya, tapi kalau tidak seperti ini, dia pasti akan tetap berusaha mencari siapa pelaku penabarakan kedua orang tuanya, Ibu gak mau kalau sampai dia tahu dan ibu di penjara, Fani tidak boleh sampe tahu kalau orang yang menabrak mobil orang tuanya hingga meninggal itu, adalah ibu.
hanya dengan cara menikahi Fani, dia tidak akan mencari tahu kasus kecelakaan itu, ibu tidak mau di penjara karna sudah menghilangkan nyawa kedua orang tua Fani, Bim.. " pengakuan ibu Ina membuat Fani kaget, bak di sambar petir di siang bolong, dia tidak bisa menerima kabar mendadak itu, bahkan saking syoknya dia hampir terjatuh menyenggol guci yang terletak di dekat pintu, untung dia masih bisa menguasai keseimbangan tubuhnya dan tidak jadi jatuh.
Tanpa ingin tahu lebih jelas apa yang mereka bicarakan selanjutnya Fani buru-buru masuk kekamar untuk menenangkan batinnya yang terguncang karna pengakuan ibu Ina.
Kini Fani paham kenapa mendadak keluarga Bima melamar dia menjadikan dia istri, aah lebih tepatnya pembantu gratis di rumah ini.
"Oke baik, Ibu, Mas Bima, Mila. kalian akan mendapatkan ganjaran setimpal dari perbuatan kalian itu, kalian akan aku bikin sakit sesakit-sakitnya atas perbuatan kalian itu. " batin Fani geram, dia tidak akan diam saja kali ini, dia akan membalas semuanya dengan cara cantik, lihat saja nanti.
⏳⏳⏳⏳

Book Comment (746)

  • avatar
    Nur Afiya Syafikah

    good

    10/10

      0
  • avatar
    Soleman Dangga Limu

    Alur Ceritanya Luar biasa

    07/08/2023

      0
  • avatar
    Ayya

    okk

    03/07/2023

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters