logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

BAB 2 Terstruktur,Terorganisir dan Termansyur

tes…
tes..
tes..
Gelangklung…
suara air menetes dari ketingian menuju titik terendah suatu daerah. Tetesan air itu membentuk Getaran yang mengema seisi ruangan sehinga menimbulan suara nanar yang samar. Tepat di atas air yang menetes terdapat genangan air yang mengalir deras menjadi landasan atap suatu ruangan.
Pilar-pilar megah terhampar luas menyangga atap yang kokoh. kursi-kursi antik yang terkesan klasik tersusun rapi di lantai dasar menembah keistimewaan pada tempat itu. Seluruh lorong di hiasi lampu neon membuat kesan kekaguman pada setiap mata yang memandangnya.
Hiasan dinding berupa jam gadang besar yang tarus berdetak setiap detik, ikan di kolam melingkar terlihat melahap habis makanan yang di sajikan tuannya kediaman siapa ini ? mungkin ini yang pertama kali di ucapkan seseorang saat memasuki tempat ini.
“lapor jendral.” seseorang menundukan pandanganya dan menempatkan tangannya di dada.
“ pasukan gada dan pasukan mon kembali melakukan pemberontakan di dunia iblis”
“mon katamu “ seseorang dengan seragam mewah berwarna putih keemasan berdiri dari samping altar tempat duduknya.
“ jika gada yang berbuat ulah aku sudah terbiasa, lalu ada apa dengan mon, dia selalu menataati aturan dunia iblis”
laki-laki itu memegangi dagu runcingnya sembari memperlihatkan wajah pemikir keras. “bagaimana reaksi para panglima iblis ? “
“sepertinya para panglima iblis mendukung para pemberontak ini dengan pura-pura tidak tau, mereka semua terjun langsung bertugas di dunia manusia dengan dalih mengevalusai kinerja iblis di dunia manusia”
“begitu ya.… bagaimana dengan raja iblis ?”
“seperti yang anda duga jendral, raja menyetujui keinginan gada dan mon untuk tetap membantu manusia di bumi.”
“membantu ?, dasar mao licik ! rupanya mereka tidak mau kehilangan kesempatan lagi ya”
“benar jendral, mao merencanakan kudeta pada dirinya sendiri sebelum ini mengunakan gada sebagai inti permasalahan agar argumenya kuat di lingkaran paraka, sepertinya ia akan mengunakan cara yang sama kali ini”
“cih,.. sial, apa yang sebenarnya kau inginkan mao”
laki-laki itu mengepalkan tangannya seakan-akan ia sedang bergulat hebat dalam jemari itu.
“lanjutkan tugasmu lades, laporkan jika ada yang tidak beres pada kaum parikan”
“baik !”
suara tegas lades mengakhiri laporanya, sesegera mungkin ia undur diri bergegas melakukan misi yang di embankan kepadanya.
sementara itu Suasana di kerajaan butan sedang ricuh, persidangan kerajaan butan memanas antero yang merupakan pemimpin butan gologan liwa menolak mentah-mentah usulan jendral tinggi paraka yang ingin menghancurkan manusia.
Sedangkan golongan miwa yang di pimpin talbin menerima usulan tersebut karna Yang Maha Kuasa telah menciptakan mahluk lebih sempurna sebagai penganti manusia di bumi.
“memang pada dasarnya kita tidak terlalu menyukai manusia, hanya karna sang Agunglah kita mengakui keberadaan mereka bukan ? ini sudah jelas antero, patri lebih pantas mendiami bumi ketimbang manusia.”
suara talbin mengema dengan keras diruangan sidang butan layaknya speaker yang baru keluar dari kardusnya.
“manusia tidaklah buruk kaum butan ! tidak semua manusia jahat, mereka sama seperti kita di hati mereka masih menyimpan rasa belaskasih terhadap tanaman. Bahkan melakukan banyak hal untuk kepentingan kaum butan sendiri, jika patri yang mendiami bumi apakah kalian yakin jika tanaman akan di perlakukan dengan baik ? “
“bumi, di saat manusia belum menempatinya semua jenis tumbuhan bisa hidup berdampingan dengan berbagai mahluk. Pohon-pohon bertumbuh dengan damai. tanaman merambat dan perdu bisa berkembang dengan baik. Tapi coba kalian lihat setelah manusia itu di menempati bumi. Hampir semua pohon tumbang dibabat habis, tanah di kotori dengan sisa pembuangan dan darah bertahun-tahun. Gedung tinggi mereka meleyapkan berbagai jenis tanaman. Selagi manusia di bumi, maka kehidupan butan akan terus menyempit. kita ini roh tanaman yang tidak bisa lepas dari kehidupan di bumi”.
“Jangan arogan talbin, apa kau melupakan sejarah leluhurmu ?”
antero menatap tegas di mata talbin, membuat talbin naik pitam, ia meregus hendak keluar dari dalam mejanya ingin sekali ia menonjok wajah antero saat ini.
“nampaknya perdebatan ini tidak akan mencapai titik sepakat sebelum mendengar laporan langsung utusan butan kembali dari bumi. Selagi mereka belum kambali maka sidang hari ini tidak akan menemukan titik temunya, saya usulkan pada presidium sidang agar kita sudahi saja sidang hari ini kemudian menentukan jadwal sidang selanjutnya”
ujar seorang parikan yang sebelumnya menjadi pemimpin sidang pengantar pada presidium sidang di karenakan suasana yang tidak lagi dapat di kendalikan.
“apakah peserta sidang menyetujui usul saudara Mosi ?” pungkas presidium.
seisi ruangan peserta penuh mengangkat kedua belah tangan tanda menyetujui usul sang purna pindangtar itu.
pemimpin sidang menegaskan suaranya agar suaranya dapat mencapai titik terluar ruangan sidang.
“suara bulat !”
“maka, dengan ini sidang umum masyarakat butan di tanguhkan sampai jadwal di tentukannya sidang lanjutan.”
tok tokkk took ..
suara palu sidang di ketuk tiga kali tanda terciptanya kesepakatan.
butan merupakan sebutan bagi kaum yang mendiami dimensi paraka tingkat 4 yang paling tipis dengan manusia, roh butan bertahan hidup dengan menyerap energi alam dari setiap tumbuhan yang ada di bumi. Setiap biji tumbuhan memulai akar pertamanya di tanah maka terlahirlah bayi-bayi butan yang siap di asuh oleh keluarga butan dewasa. Bayi ini akan di asuh oleh keluarga butan selama fase perkembangan inangnya di bumi.
Apabila biji tumbuhan di bumi bertunas maka sang bayi akan memasuki fase merangkak kemudian berjalan, apabila tumbuhan tersebut berbunga maka bayi butan tumbuh menjadi remaja, apabila tumbuhan di bumi berbuah maka bayi butan memasuki fase dewasa. Seiring perkembangannya bayi-bayi butan yang hidup di paraka tingkat 4 akan memasuki fase matang.
Jika inangnya di bumi mampu bertahan hingga masa tua dan mati karena perjalanan usia atau faktor alam maka bayi butan yang memasuki fase matang menjadi roh butan utuh Berumur ratusan bahkan ribuan juta tahun. Sedangkan bagi bayi yang inangnya di bumi tercabut atau tertebas manusia lalu mati maka bayi tersebut juga akan ikut mati.
Begitulah cara perkembang biakan kaum butan, namun sayangnya tidak banyak tumbuhan yang mampu hidup memasuki fase tua apalagi jenis tanaman perdu dan rumput liar. Mereka kebanyakan tidak perna memasuki fase matang karna di dunia manusia tumbuhan jenis ini di angap gulma perusak tanaman pertanian.
suara riuh di luar gedung persidangan masih terdengar ramai, masyarakat butan yang menyaksikan lajunya persidangan sejak di mulainya pagi tadi masih memadati emperan diluar ruang sidang
pionus : eehh,, kasian sekali kaum manusia, harus kita apakan
mereka jika di musnakan
perdusin : bukankah jasad mereka akan menjadi pupuk yang bagus
untuk kita.
pionus : oooowww, astaga, kau pintar sekali perdusin.
pionus terkekek sembari mengelus-elus wajah polos sahabatnya itu disertai perasaan tinggi di remang-remang dadanya.
jatni : bagaimana jika kalian yang lebih dulu dimusnakan
bueeeek, kalian belum mencapai usia 80 tahun bukan ?
ya kaan…. yaaa kann…
jatni membesarkan matanya dan mengeluarkan lidah berupayah membuat kedua gadis itu jengkel dengan tingkahnya.

pionus dan perdusin menoleh secara bersamaan “ berisikkk !!! “
jatni : yaa yaa silahkan dengar suara berisikku sebelum kalian
tidak bisa mendengar suara apapun lagi.. hhaahhaa
sambil tertawa semeringai jatni menjentikkan jarinya di depan wajah kedua temanya tersebut lalu berjalan menjauhi kerumunan dengan sesekali kembali mengejek mereka berdua dari kejauhan.
perdusin : apa apa’an dia, padahal baru memasuki usia matang
beberapa hari yang lalu, sudah sombong seperti itu.
huh !
pionus : haahh.. aku merasa iri pada jatni, benar juga, bagaimana jika kita tidak bisa mencapai usia matang perdu ?
pionus merentangkan tanggannya lalu menempatkan kedua lenganya menyilang di leher jenjang bersatu dengan anak-anak rambut miliknya.
perdusin :apa kau baru saja mengatakan musnakan saja manusia ?
pionus : yaa tidak sepenuhnya begitu ( mengaruk kepalanya),
hanya saja, kita bisa punya banyak teman jika manusia
tidak ada kan. (meluruskan tanganya kemudian
melipatkannya di dadanya)
perdusin tersenyum melihat kearah pionus, “sejujurnya hidup terlalu lama juga tidak menyenangkan, menjadi matang dan mengemban tugas yang berat. Itu merepotkan pio” perdusin menepuk pundak sahabanya itu sambil melukis senyum tulus di wajah manisnya.
pionus : hahahaa.. benar juga.
mereka berdua kemudian saling melirik beberapa saat sebelum tertawa lepas dengan kencangnya.

Book Comment (77)

  • avatar
    Agus Pratama

    bagus novel ini

    11/07

      0
  • avatar
    SEJATIPLS PANDAWA LIMA

    menarik

    01/07

      0
  • avatar
    PeraltaVincent Kyle

    pls robux

    30/04

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters