logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Rindu

Cciitt
"Kita sudah sampai"
Tanpa Stella sadari mobil yang membawa dirinya kini sudah berhenti tepat di depan rumah kecilnya yang sederhana.
Melihat keadaan Stella yang masih terdiam, Maxim lalu memegang tangan Stella, "Kita sudah sampai." Bisikan Maxim tepat ditelinganya membuatnya terkesiap dan berlonjak kaget.
"Ohh, astaga.. Anda mengagetkan saja," sambil mengelus dadanya.
Apa apaan sih dia, selalu aja bikin jantungan orang~batin Stella dibuatnya kesal.
Cih! Apa dia sedang menahan malu? kenapa wajahnya memerah seperti itu, baru juga kusentuh tangannya,gadis ini benar benar aneh~pikir Maxim.
Stella tidak mau membuang waktunya berada di tempat yang sama dengan Maxim, dia pun langsung membuka pintu mobil disisinya dengan cepat dan segera keluar.
Melihat Stella sudah keluar, Maxim pun mengikutinya. "Tunggu!"
Apa lagi sih ini?~batin Stella.
Stella yang hampir mencapai pagar rumahnya pun terpaksa kembali menghentikan langkahnya.
"Oh iya saya lupa, terima kasih Pak Maxim atas bantuannya, dan terima kasih juga sudah mengantar saya pulang," ucapnya ramah. "Kalau begitu, saya permisi untuk masuk ke dalam, saya akan beristirahat." Kalimat sakti untuk mengusir secara halus pun Stella lontarkan, tentu saja dia tidak berharap Maxim masuk ke dalam rumahnya.
Lihatlah, dia kembali menolakku, dia bahkan gak menawari aku masuk...Ck!kamu akan kubuat bertekuk lutut dan mengemis ngemis cinta padaku nanti Nona~batin Maxim kembali kesal.
"Hhmm, apa kamu tidak ingin membuatkanku minuman lebih dahulu?" goda Maxim.
Hool
"Apa harus?" gumam Stella pelan dengan wajah memelasnya.
Senyum pun terkembang di wajah tampan Maxim, dia benar benar menikmati pemandangan di depannya ini.
Dia benar benar gak mengharapkan kehadiranku, Oke.. baiklah, kali ini aku lepaskan kamu~Maxim.
"Ya, sudah.. kamu istirahatlah di dalam, aku akan langsung ke kantor dengan Billy, jangan lupa istirahat dan makan minum obat kamu," ucap Maxim lembut mengingatkan.
Mendengar perkataan Maxim, Stella langsung dengan cepat membuka pintu pagarnya dan menutupnya kembali.
"Terima kasih Pak," lalu dengan cepat masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Maxim. "Lebih baik aku pergi daripada dia berubah pikiran nanti," gumamnya sambil meninggalkan Maxim yang menatapnya tajam.
"Astaga, gadis ini benar benar......"
"Bos!"
Seruan Billy pun membuatnya tersadar, dan segera beranjak meninggalkan rumah Stella.
"Siapa juga yang mau masuk ke dalam rumah kecilnya itu, dasar menyebalkan!" gerutu Maxim kembali di dalam mobilnya.
***
3hari sudah berlalu begitu cepat, Stella pun baru bisa masuk kembali ke kantor pada hari kedua setelah dirinya mengalami insiden, Maxim yang juga sedang disibukan dengan pertemuan meeting dengan beberapa klien dan harus bepergian keluar kota pun akhirnya kembali ke kantor.
Finance Room Division
"La, gimana kabar kamu? apa udah gak apa apa itu?" tanya Mia, salah seorang kerabat kerja Stella. Mia adalah salah satu rekan kerja yang baik dengan Stella.
"Aku udah gak apa apa kok, kemarin karena masih agak basah ajah lukanya, cuma udah mengering sih, tinggal cari cara buat ilangin bekasnya," kekeh Stella pada Mia.
"Nanti operasi plastik ajah, sekalian mukanya juga biar gak jelek," sambar Diana mencibir Stella.
"Wahh kalau Stella oplas jadi makin cantik dong, gak oplas aja kamu kalah cantik," balas Mia justru yang gemas dan kesal dengan sikap Diana yang selalu ikut campur dan menghina Stella.
Ucapan Mia pun sontak membuat Diana terpancing emosinya, dia pun segera menghampiri Mia juga Stella.
"Hey! apa maksud kamu?Ckckck! gadis ini cantik darimananya? kata siapa dia cantik," sambil mencibir dan memandang Stella dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Kata saya!"
Tanpa sepengtahuan semuanya, ternyata Maxim sudah mendengar perdebatan mereka.
Bbaam
"Pak Maxim!"
"Pak Bos!"
"Bos besar!"
Berbagai macam reaksi ditujukan oleh mereka yang ada di ruangan itu, tentunya kehadiran Maxim yang tiba tiba membuat ruangan divisi keuangan semakin geger, apalagi setelah pernyataannya yang mengejutkan semua orang.
Flashback~
Maxim mendaratkan tubuhnya di sofa kebanggaannya, perjalanan panjang dari luar kota dan langsung ke kantor membuatnya cukup lelah, jika saja tidak ada jadwal meeting lagi, sudah dipastikan dirinya akan mengambil libur.
"Huffth lelah sekali! Aku ingin sekali pergi ke spa," gumam Maxim. Tubuhnya benar benar merasa lelah.
"Bos, tapi hari ini kita masih ada meeting penting dengan investor asal rusia," ingat Billy mengurungkan niat Maxim.
"Yeah, I know Billy.... kita masih ada waktu 2 jam lagi kan?,"
"Lebih tepatnya 1 jam stengah lagi Bos," balas Billy.
"Baiklah, biarkan aku tidur sebentar...." Maxim pun langsung menutupkan matanya.
"Arrgh, sial..." pekik Maxim.
"Kenapa Bos?" Billy yang ingin keluar ruangan pun terpaksa mengurungkan niatnya.
"Sudah 3 hari aku tidak melihat gadis aneh itu."
Gadis aneh? apa maksud Bos, Nona Stella? wah sepertinya Bos merindukannya~batin Billy.
"Apa sebaiknya saya mengeceknya ke ruangan nona Stella Bos?" Billy pun menawarkan bantuannya.
"Tidak perlu, biar aku melihatnya sendiri dengan mata kepalaku, apa gadis aneh itu masih hidup dan baik baik saja," ucap Maxim.
Meskipun terdengar kejam namun Billy sangat mengenal betul Bosnya, dia tau bahwa Maxim memiliki rasa ketertarikan pada Stella, meskipun harus dengan cara yang berbeda menyikapinya.
Maxim dan Billy pun segera menuju ruangan divisi finance.
Dari jauh Maxim sudah bisa menangkap suara perdebatan wanita wanita diruangan Stella.
"Nanti operasi plastik ajah, sekalian mukanya juga biar gak jelek."
"Wahh kalau Stella oplas jadi makin cantik dong, gak oplas aja kamu kalah cantik."
Stella? Operasi plastik?.. jadi mereka sedang meributkan tentang gadis aneh itu~batin Maxim.
"Hey! apa maksud kamu?Ckckck! gadis ini cantik darimananya? kata siapa dia cantik."
Mendengar itu, Maxim tiba tiba geram dengan wanita yang mencela Stella.
Dengan cepat, Maxim lantas menyambar perbincangan mereka dan segera masuk.
"Kata saya!"
Flashback End~
"Ada apa ini? kenapa jam kerja kalian malah ribut seperti ini!" Dengan tatapan tajamnya, Maxim melihat mereka satu per satu. "Dan kamu!(tunjuk Maxim pada Diana), siapa kamu sampai berani menilai orang seperti itu?" ketus Maxim.
Tubuh Diana bergetar karena CEO perusahaannya langsung yang memberikan teguran keras padanya.
"Jawab saya! kenapa malah diam sekarang, apa kamu gak tau siapa gadis yang kamu marahi ini siapa?"
Astaga, apa yang dia mau katakan? jangan jangan... dia akan bilang kalau dia menyukaiku? No, gak mungkin.. aku harus mencegahnya~batin Stella.
Ternyata bukan hanya Diana yang cukup gemetar, Stella pun bergetar karena takut Maxim akan menyatakan hal hal yang tidak ingin di dengarnya, dengan gerakam cepat, Stella reflek menarik tangan Maxim keluar dari ruangannya.
"Kamu mau bawa aku lari kemana!" suara berat Maxim menyentak Stella dan membuatnya tersadar.
"Ya Tuhan! Astaga... Maaf Pak, saya gak bermaksud...."
Senyum pun terkembang di wajah Maxim.
"Apa kamu sangat merindukanku, sehingga ingin membawa lari aku.. begitu?" godanya.
"Ck! siapa juga yang kangen... justru saya ingin menyelamatkan Bapak biar Bapak gak salah ngomong nanti," balas Stella tak kalah galak.
"Sudah sembuh rupanya kamu yah, udah galak lagi," cibir Maxim.
Maxim pun baru menyadari bahwa penampilan Stella hari itu berbeda, tidak mengenakan kacamatanya dan mengenakan pakaian normal tapi tetap formal.
Cantik! Astaga,Maxim.. sadar.. ingat tujuanmu~batin Maxim.
Saat yang bersamaan, seorang perempuan cantik lainnya sedang memasuki lobby kantor Maxim, dialah Bianca Sierra.

Book Comment (113)

  • avatar
    ZaliyantiAmelia

    cerita ini sangatlah bagus.... butir air mata saya terus mengalir ketika membacanya, apalagi ketika membaca Stella yg sangat sabar dan disiksa tsbt,., smg sy jg bisa menjadi orang yg sabar dan tabah seperti Stella 😭 bahkan sekarang air mata jg blum mengering abis baca akhiran cerita td🌹😭😭

    29/12/2021

      0
  • avatar
    Tasnia RaniaTitis

    menarik

    04/12

      0
  • avatar
    Evie Yanti Saragih

    Terharu pas di akhir crta nya😥😍😍

    08/09/2023

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters