logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Makan Malam dengan Sahabat

Kunjungan Anita ke rumah Andra membuat hati Laura bahagia. Sudah lama Laura tidak berjumpa dengan sahabatnya. Rasa rindu kedua sahabat ini akhirnya terobati. Mereka mengobrol panjang lebar diteras belakang. Coklat hangat dan lumpia semarang menemani sore mereka berdua. Tawa kebahagiaan memenuhi benak mereka berdua.
Para pekerja yang melihat ikut merasakan aura bahagia dari majikannya dan juga sahabatnya.
"Laura, berapa usia kandungan kamu?"
"Tujuh bulan, Nita. Dua bulan lagi aku akan melahirkan. Jika aku melahirkan kamu sering- seringlah kemari."
"Tentu, Ra. Aku akan sering- sering kemari melihat keponakan aku ini."
"Bagaimana Cafe Cery, Nita?"
"Semakin berkembang. Walau awalnya sempat mengalami penurunan tetapi dengan penuh semangat, Pak Panji mampu menaikan omset pendapatan cafe. Awal mengetahui kamu menikah dnegan Tuan Andra. Pak Panji sempat menghilang dua bulan lebih. Yang berakibat cafe mengalami penurunan. Aku rasa Pak Panji benar menyukai kamu, Ra."
"Aku merasa bersalah, Nita. Sebenarnya aku ingin bertemu dengan Mas Panji. Tetapi aku saat ini belum bisa. Kamu tahu sendiri aku sekarang seperti apa. Aku harus stay duduk di kursi roda ini akibat kekonyolan suamiku." Ungkap Laura dengan senyumannya.
"Kamu beruntung mendapat suami perhatian dan penuh kasih sayang. Kamu harus bersyukur, Ra."
"Iya, Nita. Kehidupanku saat ini sungguh- sungguh diluar dugaan ku. Aku bisa menikah dnegan seorang Andra Aditama Pramudya. Yang awalnya aku memiliki problem dan penuh dengan kesedihan tetapi akhir ya aku dapat menggapai kebahagiaan. Sebentar lagi aku akan menjadi seorang ibu." Ungkap Laura sambil mengusap perutnya.
"Aku turut bahagia jika kamu juga bahagia, Laura. Aku bersyukur teman, sahabat, adik, saudaraku bahagia. Kamu memang pantas mendapatkannya.... Oh iya, ini ambilah." Anita menyerahkan sebuah kotak kecil kepada Laura sahabatnya.
"Ini apa? Kenapa kamu repot- repot segala, Nita. Aku memintamu kemari bukan untuk meminta kado seperti ini?" Ucap Laura bingung dan tetap menerima kotak kecil yang diberikan sahabatnya.
"Ini bukan milikku. Aku hanya diberi amanat untuk memberikannya kepadamu, Ra. Terimalah dan bukalah. Kamu akan tahu nantinya."
Laura langsung membuka kado yang diberikan sahabatnya. Sebuah gelang dengan bandul cup cake dan terdapat ukiran namanya dibelakangnya. Gelang yang sangat indah dan cantik.
"Cantik sekali, Nita." Kata Laura dan segera ia memakainya.
Sebuah surat terselip didalamnya. Segera ia membuka dan membacanya. Laura juga begitu penasaran akan isi kertas tersebut. Ia juga penasaran siapa yang memberikannya.
"Mas panji." Lirih Laura.
Anita mengangguk dan tersenyum. Laura memperhatikan sahabatnya dengan bingung. Kembali ia membaca kertas yang terselip pemberian Panji. Ada rasa sesal di dadanya. Ia tidak dapat berkata- kata lagi.
"Nita,sampaikan ucapakan terimakasih ku kepada Mas Panji. Kebaikannya selama ini tidak dapat terganti oleh apa pun. Aku bersyukur dapat mengenalnya dan menjadi adiknya."
"Iya, Ra. Akan aku sampaikan esok."
Hari semakin malam. Tibalah kini Anita bersama Laura menikmati makan malam bersama. Hidangan telah tersaji dimeja makan. Anita tak segan untuk mendorong kursi roda sahabatnya.
"Nita aku merasa tak enak denganmu."
"Mengapa?"
"Kamu adalah tamuku tetapi kamu malah mendorong kursi rodaku."
"Kamu menganggap ku orang lain. Padahal aku menganggap mu sahabat bahkan adikku."
"Kamu memang sahabatku, Nita. Selamanya kamu sahabat dan kakakku. Tapi kamu kemari untuk mengunjungi ku bulan untuk mendorongku, Nita."
"Tak masalah, asalkan kamu bahagia. Kamu jaga saja keponakan aku ini."
"Baiklah."
Sesampainya dimeja makan. Terlihat Mega melayani Laura seperti biasanya. Dengan cekatan Mega mengambilkan makanan yang diminta oleh Laura.
"Terimakasih, Mega."
"Sama- sama, Nyonya Laura. Selamat menikmati, semoga pas sesuai keinginan Nyonya."
"Duduklah Mega. Kita makan malam bersama."
"Nyonya makanlah terlebih dahulu. Saya nanti makannya. Barusan saya habis makan kue, jadi masih kenyang." Tolak Mega secara halus. Ia merasa tidak enak jika harus duduk dan makan bersama majikannya apalagi sekarang masih ada tamu yang ia rasa spesial bagi Nyonya-nya.
"Ya sudah kalau begitu. Tetap jaga kesehatan,Mega."
"Baik,Nyonya. Silahkan menikmati makan malamnya. Saya permisi."
Laura mengangguk dan tersenyum. Kemudian ia beralih pada sahabatnya lagi.
"Makanlah yang banyak, Nita. Ini memang spesial untuk mu."
"Tanpa kamu pinta aku sudah makan semuanya. Lihatlah piringku ini. Kamu memnag benar- benar mengerti kesukaanku, Ra. Terimakasih atas jamuan makan malam ini."
"Jangan seperti itu, Nita. Aku memang sengaja karena aku tahu kamu menyukainya."
Laura dan Anita makan malam bersama dengan penuh canda tawa. Kebahagiaan hari ini tak akan ia lupakan. Jarang sekali suaminya, memperbolehkan orang lain masuk kedalam rumahnya. Rumah milik Andra cukup ketat dari segi pengawasan dan penjaganya. Untuk hari ini ia akan benar- benar berterimakasih kepada suaminya atas waktu yang ia berikan. Ia memang merindukan bercengkrama dengan sahabatnya ini.
"Laura, aku pulang dahulu. Ini sudah malam. Kamu juga harus segera beristirahat. Aku tak mau jika nanti kamu kelelahan dan aku bisa kena oleh suami kamu."
"Jangan berlebihan, Nita. Aku justru bahagia sekarang. Kapan kamu libur, biar kamu dijemput oleh supirku untuk kemari lagi. Kita habiskan waktu kita seharian."
"Hmmm minggu depan. Nanti kepastiannya aku hubungi kamu lagi. Sekarang aku pulang dahulu. Pasti suami kamu sebentar lagi segera pulang dari bekerja. Aku pamit, ya."
"Iya, terimakasih sudah mau menemui ku."
"Sama- sama, Ra. Terimakasih juga jamuannya. Aku pamit."
Setelah berpelukan dan cipika cipiki Anita melangkah masuk kedalam mobil yang akan kembali mengantarkannya kerumahnya. Laura memang mengantarkan Anita hingga teras depan.
Setelah mobil yang ditumpangi, Anita keluar dari gerbang, Laura meminta Mega untuk mengantarkannya kembali ke kamarnya. Ia akan menunggu suaminya didalam kamarnya saja.
Hingga tengah malam tiba Andra baru pulang dari kantornya. Ia segera melangkah masuk kedalam kamarnya. Ia sangat merindukan istrinya. Sudah seharian ia tidak bersama istri tercintanya. Melihat istrinya tengah tidur, membuatnya tersenyum bahagia. Sebelum mendekati Laura ia memilih menyegarkan dahulu tubuhnya. Andra mandi sebentar dan berganti pakaian. Barulah ia mendekati istrinya. Ia merebahkan tubuhnya disamping Laura, memeluk dan mencium perut Laura berulang kali. Laura merasa terganggu dan segera ia membuka matanya.
"Mas kapan pulang. Maaf aku ketiduran?"
"Sudah tak apa, bukankah aku tadi bilang jangan menungguku? Aku juga tadi sudah bilang bahwa aku akan pulang larut. Istriku tak boleh begadang, ingat anak ini" ujar Andra sambil mengusap lembut perut buncit Laura.
"Iya. Mas. Jawab dulu pertanyaan ku, Mas. Mas pulang jam berapa?"
"Belum lama, sayang. Makin hari makin bawel saja istriku."
"Ishhh, ya sudah aku tak akan tanya apa- apa lagi." Ucap Laura sedikit kesal dan segera ia membalikan badannya memunggungi suaminya."
Andra tertawa melihat reaksi istrinya. Melihat istrinya merajuk membuatnya gemas. Segera ia melingkarkan tangannya diatas perut istrinya. Membelainya penuh kelembutan.
"Jangan marah, sayang. Jika kamu marah malah buat aku semakin gemas saja. "
"Tau lha. Aku mengantuk jangan ganggu aku."
Andra semakin mengeratkan pelukannya ditubuh istrinya. Tak lama dengkuran halus membuat Laura berbalik memandangi sang suami.
"Kamu terlihat sangat lelah hari ini, Mas. Maafkan aku." Lirihnya sambil memandangi wajah tampan suaminya. Kini wajah Andra sedikit ditumbuhi bulu- bulu yang membuat kewibawaannya semakin terpancar.
"Tetaplah menjadi Andra suamiku. Jangan seperti Andra yang dahulu aku kenal. " Bisiknya dan segera mendaratkan kecupannya didahi suaminya.
"Selamat malam suamiku. Ayah dari anakku."

Book Comment (356)

  • avatar
    cchehe

    sukaa sama ceritanya, konflik nya juga ringan jadi ga terlalu tegang bacanya😂semangat trs kak❤

    25/01/2022

      1
  • avatar
    TubazoneWira

    diamond

    01/08

      0
  • avatar
    Nur Afika Lestari

    bagus sekali novel nya atau ceritanya

    26/07

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters