logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 5 (Pov Lastri)

POV LASTRI
Sudah terlihat, akhir akhir ini mbak tina. Sering belanja barang barang mahal. Mungkin, lagi dapet rezeki banyak. Positif tingking, aja lah.
Dia pun juga order baju, di toko online ku. Yang menurutku mahal sih. Tapi dia berani order, lagi lebih mungkin rezekinya.
Pagi harinya, aku pun sedang memandikan baby rara.
Tuttttt tutttt tuutttt
Abang sayur pun sudah datang. Tapi bentar lah, nanggung ini baby rara juga hampir selesai. Setelah selesai mandiin baby rara, aku mengelapnya dengan handuk. Tak lupa juga ku usapkan minyak my baby yang khas wangi bayi.
Setelah semua beres. Baby rara juga dah wangi aku pun keluar untuk membeli sayuran.
"Bangkrut bangkrut." Ujar bang sayur, yang membuat aku bingung.
"Bangkrut kenapa bang?" Tanyaku penasaran.
"Si tina ngutang melulu, tiap hari nggak di bayar. Malah bertambah." Ujar bang sayur, sambil menyerahkan hasil catatan bonya mbk tina. Aku pun di buat kaget, dengan yang di bon mbak tina.
"Udah nyampai 800 ribu bang?."
"Iya." Jawabnya terdengar lesu.
"Kok nggak di tagih bang, udah nyampai segini banyaknya bang?."
Abang sayur hanya mengeleng ngelengkan kepalanya.
Aku segera memilih sayuran, yang igin aku olah. Karna tak igin terlalu jauh, membahas masalah hutangnya mbk tina. Takut bang sayur, malah jadi tambah sedih, juga kecewa.
Setelah semuanya di hitung, aku pun segera membayarnya.
Abang sayurpun, juga igin bersiap siap lagi untuk berkeliling.
"Tak ku sangka, mbak tina hutang begitu banyaknya. Kirain dapet rezeki yang lagi lancar. Jadi bisa belanja sayur begitu banyaknya." Gumamku lirih.
Aku kembali mengerjakan aktifitasku. Setelah semua selesai aku pun mengecek ponselku.
Hari ini, paket mbk tina yang pesen baju kemarin akan datang.
Terdengar deru motor terparkir di halaman rumahku. Aku pun mengintip dari balik gorden jendela. Ternyata kurir yang mengantarkan paket. Gegas aku pun keluar.
"Dengan mbk lastri?." t
Tanyanya, kang paket ini.
"Iya saya sendiri."
"Cod ya mbk, 250 ribu."
"Iya mas, ini uangnya." Jawabku sambil menyerahkan uangnya
"Pas ya mbak, uanganya 250 ribu, makasih mbk. Mari."
Aku pun hanya menganggukkan kepala, juga tersenyum kepada kang paket ini.
Aku pun segera masuk rumah, tak sabar rasanya aku igin membongkar paket ini. Belum sempat membukanya, bunyi ponselku berdering, bahwa ada chat whatshaap masuk.
Trrrrrrriiiiiiiiinnnnngggg
Ternyata dari mbak tina. Aku pun segera membukanya.
"Tri, nggak jadi ya bajunya, di cansel aja." Isi chatnya mbak tina, yang membuat aku jengkel, juga kesal.
"Nggak bisa mbak ini udah nyampai paketnya." Ku balas seperti itu. karna memang yang di pesan mbak tina, mahal harganya.
"Cuma di read doang." Gerutuku,
Nggak bisa di biarin. Masak ngecansel pas barang udah ready. Hiihhhh geramnya.
Saat baby rara, sudah tertidur. Gegas aku pun mendatangi rumahnya mbak tina.
Ku gedor gedor pintu rumahnya, karna emosiku sudah memuncak.
"Mbak, mbak tina." Teriakku dengan lantangnya .
"Ada apa sih lastri, teriak teriak kek orang kesurupan." Jawabnya tidak merasa bersalah.
"Iya aku memang kesurupan, dan igin memakan mbak." Ujarku sambil berkacak pinggang.
"Ihhhhh kamu gila ya, lastri. Nggak bisa nyaigin aku."
Hiiiiihhhhh geramnya. Serasa pegen tak makan hidup hidup ni orang.
"Siapa juga yang mau nyaigin mbk, mbak harus tanggung jawab nggak bisa di cansel gitu dong pesanannya." Ujarku, yang penuh dengan emosi.
"Ihhhhhh ogah. Kemahalan itu ma. Masak sama tetangga, ngak ada diskon." jawabnya, enteng.
Seperti di kepalaku sudah ada tanduknya. Ku sagat marah juga kesal. Benar benar seperti kesurupan aku di buat olehnya.
Aku pun menjambak rambut mbak lastri dengan kecang.
"Aaaaawwww sakit las, kamu gila ya. Nggak waras." Teriaknya, kesakitan.
Aku pun tak mengubris celotehan mbak tina itu, terus saja aku jambak. Sampai para ibu ibu ,datang menghampiri , juga melerai kami.
Saat emosiku sudah terkontrol. Karna adanya kedatangan ibu ibuk juga bu rt. Dengan perlahan ku melepaskan jambakanku itu perlahan.
"Ada apa ini las. Sampai kalian bertengkar kaya gini ?." Tanya bu rt.
"Itu buk, mbak tina order baju di saya. Tapi minta cansel pas barang udah ready. Kan semua pada tau, kalau udah pesen ngak boleh di cansel begitu saja." terangku.
"Yeee, saya enggak mau bayar lah bu. Orang pengirimannya lama baget, harganya mahal pula." Jawabnya mbak lastri, membela diri. Sambil mengelus elus kepalanya, yang tadi aku jambak rambutnya itu.
"Lha, saya kan dah bilang mbak. Barangnya po 3 harian, juga harganya segitu, kan mbak sendiri yang minta pesankan. Saya punya buktinya kok bu rt, bentar saya ambil ponselku dulu."
Gegas aku pun pulang ke rumah, untuk mengambil ponselku juga paketan tadi yang datang. Setelah ku ambil aku pun kembali ke rumah mbak tina, yang masih di kerubuni oleh ibuk ibuk.
"Ini bu rt, kalo ngak percaya." Ujarku sambil, menyerahkan ponselku.
Bu rt, pun segera melihat juga membacanya.
"Yang di ucapkan lastri itu benar, jadi jeng tina harus membayar baju yang jeng tina pesen." Ujar bu rt yang membuatku lega.
"Yaa, nggak bisa begitu dong bu." Jawab mbak tina mengelaknya lagi.
"Ngak ada tapi tapian. Segera lunasi baju ini." Perintahnya bu rt, dengan penuh penekanan.
Aku pun menyerahkan paket baju itu, yang masih terbungkus karna belum sempat aku coba membongkarnya.
Mbak tina pun menyambarnya dengan sewot.
"Iya, aku bayar." jawab mbak tina ketus kepadaku.
"Ya sudah, buk ibuk masalah ini sudah selesai, sekarang pada bubar, bubar!." Ucap bu rt, mengomando para ibu ibu untuk bubar.
Terdengar banyak sekali ibu ibu yang nyinyirin mbak tina, atas kelakuannya. Juga ada yang membelanya, serasa aku yang salah. Biarin lah, yang penting pesenan itu bisa di bayar. karna harganga aja mahal, cuma mbak tina saja yang berani order.
Aku pun juga ikut pulang ke rumah. Terasa pening baget ini kepala. Saat liat liat story di whatshaap storinya mbak tina yang bikin aku kepo.
"Cuma masalah baju gitu doang sampai manggil ibu rt segala, enggak punya nyali dia." Isi storynya dengan emot mengejek.
Saat aku igin membalasnya ternyata sudah di hapus storynya. Mungkin sudah mengetauhinya bahwa aku sudah melihatnya. Tapi lastri kok di lawan, sebelum di hapus tadi aku sudah men SS storynya tadi. Bisa jadi bukti saat nanti di butuhkan.
Entahlah, kenapa mbak tina begitu. Igin hidup WAH tapi baged tidak cukup. Kasian bang sayur, mbok imah, juga di warung warung setiap ke situ, utang yang kemarin tidak di bayar malah ngambil lagi.
Saat upload, di fb pun tak sesui dengan faktanya. Suka miris aku bacanya.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Next ?
Miris ya kalau liat si tina banyak utang 😭

Book Comment (83)

  • avatar
    MoeSITI NUR FARZANA BINTI KUSNAN

    best

    21d

      0
  • avatar
    1616Ndandaaa

    seru

    04/08

      0
  • avatar
    AminahUmi

    😎 keren baget

    16/07

      1
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters