logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chandra vs Aliya

"Lo main game itu ya? Seru kayaknya," Chandra mulai melakukan pendekatan, berharap gadis itu bisa di ajak kerja sama untuk mengelabui orang tuanya.
Aliya mengangkat alisnya sebelah, lalu memandang Chandra dengan tatapan heran, kemudian kembali lagi ke ponselnya guna melanjutkan permainan yang tertunda tadi.
Chandra yang tak terima di acuhkan oleh wanita yang berada di sampingnya, Chandra kembali membuka suaranya berharap Aliya akan menjawabnya.
"Hei gue lagi nanya ya, jawab apa susahnya sih, ngeselin lo jadi cewek," Chandra benar benar kesal di buatnya.
Aliya menghentikan permainannya, kemudian memandang Chandra dengan seksama.
"Lo lagi demam ya?" Aliya heran memandang Chandra.
"Eh, enak aja lo kalu ngomong suka sekata kata, gue sehat walafiat," protes Chandra tak terima di kira sakit.
"Entah kan tiba tiba lo nya aneh, nanya nanya gitu, gue takut aja, entar gue lagi yang di salahin, di bilangnya ga bisa jaga anak orang," jawab Aliya santai, sembari mengangkat bahunya.
"Dasar aneh lo, bahkan pertanyaan gue aja belum lo jawab, jangan jangan yang sakit itu elo bukan gue," balas Chandra tak mau kalah.
"Tau ah, semalam aja pendiamnya minta ampun ampunan, jawabnya ya doang, engga, hm, bisa jadi, lah sekarang ngomong kayak kereta gerbong seribu," kata Aliya menghiperbola kata kata nya.
"Diem lo cerewet," kesal Chandra melirik Aliya.
"Idih ngatain gue cerewet? Lo yang cerewet, gue cewek wajar cerewet, lah lo laki cerewet," balas Aliya kembali memainkan ponselnya.
"Eh kalau orang ngomong jangan main hp ya," kesal Chandra berusaha mencari gara gara dengan Aliya.
"Eh lo, gue cerewet in marah, gue cuekin marah, mau lo apa sih? Mau gue tekel pala lu," kesal Aliya.
"Tau ah, cerewet lo," Chandra segera mengeluarkan ponselnya.
"Lo ngeselin ya, untung aja bapak lo yang bayar gue, kalau kaga gue bawa lo ke ladang ranjau," kesal Aliya.
Seketika Chandra menghentikan aktivitas nya dan memandang Aliya.
"Lo mau bunuh gue," kesal Chandra.
"Menurut lo," Aliya justru mengacuhkan Chandra.
"Eh ingat ya gue ini calon suami lo," Chandra tiba tiba menggunakan status mereka saat ini.
"Nah lo sadar juga kan? Tapi masih sayang sayangan sama cowok lo," ledek Aliya, sontak membuat Chandra tersenyum miring.
"Lo cemburu? Lo suka ya sama gue?" Chandra mencoba memojokkan Aliya.
Aliya seketika terkekeh mendengarkan kata kata dari Chandra, baginya itu sangat lucu.
"Eh asal lo tau ya, yang mau sama gue itu banyak, cowok normal, kekar, kata raya, bertanggung jawab. Bukan elo yang belok, cowok kok sama cowok, kucing di rumah gue aja milih cewek," sarkas Aliya sontak membuat Chandra semakin kesal.
"Lo jangan samain gue sama kucing ya," Chandra semakin kesal, kini menyimpan ponselnya di dalam saku, hendak fokus beradu mulut dengan Aliya.
Sepanjang di perjalanan mereka terus saja bertengkar, saling mengejek. Untung saja pak Ujang supir pribadi keluarga Kostak sabar mendengar pertengkaran tersebut, sungguh tidak biasanya tuannya meladeni pertengkaran yang sebenarnya bisa di hindari.
................
Mereka saat ini tengah berada di ruangan rapat, beberapa pegawai kantor kini ikut berada di ruangan tersebut, Chandra terus menerangkan dan mendengarkan penuturan setiap bawahannya, bisa di bilang saat ini Chandra terlihat sangat berwibawa, dengan pembawaan yang sangat tegas.
Sudah setengah jam Aliya mendengarkan rapat yang tak terlalu penting untuknya, karena itu Aliya memilih memainkan ponselnya. Aliya lebih memilih menyibukkan diri membalas pesan yang masuk, mengatur setiap jadwal tugas dan latihannya, mengatur kapan keberangkatan yang akan ia ambil.
Tak terasa kini sudah menunjukkan setengah sepuluh, dan ternyata anak buah Chandra pun kini bersiap siap untuk mengakhiri rapat tersebut.
Setelah semua keluar tinggallah Chandra dan Aliya yang berada di dalam, Chandra tampak masih memperhatikan laporan anak buahnya.
"Cepat selesain tugas lo, kalau ga suruh anak buah lo," kata Aliya segera memasukkan ponselnya ke dalam saku.
Chandra memandang Aliya sebentar kemudian kembali melanjutkan aktivitas nya.
"Cepet bentar lagi kita bakalan nemuin dokter," Aliya kembali lagi memerintah Chandra.
"Eh biasa ga kita negosiasi?" Chandra mencoba memulai aksinya.
"Apa?" Aliya tampak ketus menjawabnya.
"Gue sama lo harus kerja sama," Chandra tampak sedikit ragu ragu.
Aliya terkekeh mendengar penuturan Chandra, Aliya tahu betul maksud Chandra.
"Eh, asal lo tau, yang gaji gue itu om Omer, atasan gue itu om Omer, jadi yang bisa merintah gue juga om Omer," kata Aliya simrik memandang ke arah Chandra.
"Ayo lah, ga akan gue ngomong, dan ga akan papa tau," Chandra tetap berusaha membujuk.
"Lo ga ngerti kata kata gue? Sejak awal gue dituntut setia, jangan sok ngatur deh lo," Aliya sedikit terkekeh.
"Dasar ga bisa apa di ajak kerja sama dikit," sungut Chandra kesal, karena negosiasinya ternyata gagal total.
Bahkan sebelum ia mengatakan keinginannya, wanita yang di depannya ini sudah menolaknya mentah mentah.
"Ga akan," tegas Aliya.
"Ayolah, kali ini aja," Chandra masih berusaha membujuk.
"Ah benarkah?" Aliya tampak sedikit tersenyum cerah.
"Ah iya," kata Chandra dengan wajah sumringah.
"Bisa nih, gue bilang engga. Sekarang lo bilang kali ini aja, besok lo bilang gitu lagi, besoknya lagi. Lo kira gue be*go mau di be*goin lo," Aliya tersenyum mengejek ke arah Chandra.
"Ngeselin banget sih lo," kesal Chandra.
Sungguh Chandra sangat kesal, karena baru kali ini ada orang yang seberani ini dengannya. Bahkan menantangnya secara terang terangan.
"Tapi bisa buat kangen loh," Aliya justru menggoda Chandra.
"Najis lo," kesal Chandra meletakkan berkas yang sejak tadi di genggamannya.
"Ntar rindu lo," goda Aliya sontak membuat Chandra semakin kesal.
"Ga level gue sama lo, jijik gue," kesal Chandra.
"Jangan entar suka lagi," Aliya kembali menggoda Chandra.
"Diem ga lo," perintah Chandra dengan kesal.
"Boleh juga," Aliya sedikit tergelak.
Chandra semakin kesal di buatnya, saat ini Chandra sangat kesal dengannya namun justru Aliya menganggapnya hanya lelucon.
"Aghhh, gue mau nemuin pacar gue," kata Chandra akhirnya mengutarakan keinginannya.
"Gue juga mau bawa lo nemuin dokter," jawab Aliya dengan santai, justru kini Aliya mendekati Chandra.
"Jangan macam macam lo ya," Chandra sedikit panik melihat Aliya mendekat.
"Gimana mau macam macam? Cuma satu macam aja kamu ga bisa ngelawan," kata Aliya tergelak.
Chandra semakin panik ketika melihat Aliya semakin mendekat.
"Kok panik gitu sih? Ah waktu habis, ayo ikut ke dokter," kata Aliya tersenyum simrik menikmati ketakutan Chandra.
"Ga gue ga mau, lo aja yang kesana," Chandra bersikeras tak ingin pergi.

Book Comment (387)

  • avatar
    khalibkhuzaipah

    lanjuttt...😁

    11/08

      0
  • avatar
    Mei

    Seru sihhh ini

    25/06

      0
  • avatar
    yanaYuli

    seruuuuu😍😍

    12/05

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters