logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Malam perjodohan 2

Tuan Omer dan nyonya Mona hanya menunduk tidak enak kepada Aliya, ternyata gadis itu tahu tentang keadaan anaknya, namun bukannya menolak ataupun kesal gadis itu justru menawarkan pertolongan kepada mereka, bahkan bersedia untuk membantu penyembuhan putra tunggal mereka.
Namun lain halnya dengan kedua orang tua Chandra, Chandra juga sedikit kesal dengan wanita cantik yang ada di hadapannya. Ya, Chandra memang mengakui wanita yang di hadapannya cantik, namun tak mampu menggetarkan hatinya.
"Apa sebenarnya yang di rencanakan gadis licik ini?" Chandra semakin kesal di buat Aliya.
Menurut Chandra gadis di hadapannya ini sangat sombong, dan pasti akan menyusahkan.
"Penyakit apa?" Kakek Rio memang tak mengerti apa yang mereka bicarakan.
Aliya sedikit melirik kedua orang tua Chandra, ia dapat melihat wajah memelas dari kedua orang tua itu, mereka sangat memohon untuk hal itu. Ah, Aliya dapat membaca mata mereka, yang memohon agar Aliya tidak memberitahukan kepada kakek Rio.
Aliya hanya menghela nafas beratnya, sudah ia duga kakeknya juga tak tahu tentang itu, pantas saja kakeknya sangat memaksa dirinya untuk di jodohkan.
Aliya sedikit memutar otaknya bingung harus menjawab apa. Ia memandang sekilas kakeknya yang memang sangat berharap dengan perjodohan itu, namun Aliya juga tahu kalau kakeknya juga akan kecewa jika mengetahui kebenarannya.
"Ah, dia sering sakit kepala seperti migren gitu," Aliya sedikit meneguk ludahnya karena kakek Rio memandangnya dengan pandangan curiga.
"Ta tapi dokter belum tahu penyebabnya," sambungan Aliya sedikit melirik kedua orang tua dari Chandra.
Mereka mengangguk serentak membenarkan kata kata Aliya. Tak di sangka kakek Rio terkekeh mendengarkannya karena ia tadi sempat berfikir yang tidak tidak.
"Baiklah kakek setuju saja, nikmati waktu kalian berdua, mencoba lah untuk saling cocok satu sama lain," kakek Rio terkekeh sembari mengusap lembut kepala cucu tunggalnya.
Semua orang bernafas lega mendengar kata kata dari kakek Rio, namun detik selanjutnya nafas semua orang terjegal ketika mendengar pertanyaan dari kakak Rio.
"Kakek harap rumor tentang kamu Chandra tidak benar adanya."
Semua terdiam mendengarkan kata kata dari kakek Rio, terutama tuan Omer dan nyonya Mona.
Sebenarnya ingin sekali Chandra jujur pada kakek Rio, agar tidak di jodohkan dengan wanita yang berada di depannya ini, namun apalah daya pasti kedua orang tuanya akan marah ketika hal itu terjadi.
Sudah bisa di pastikan ia akan menjadi gelandangan hari itu juga, sungguh akan membuat dirinya kerepotan sendiri, belum lagi posisi kakek Chandra yang pasti akan membahayakannya.
"Hahahahaha," tiba tiba Aliya tertawa geli, nampaknya wanita ini menemukan sebuah ide. "Kakek sejak kapan kakek percaya rumor yang beredar?"
Nampaknya Aliya sangat pandai berakting, bahkan sepertinya ia sangat pintar menggiring sebuah opini, ia sangat cocok menjadi seorang aktris, itulah yang di pikiran Chandra.
"Sebenarnya apa yang di rencanakan wanita licik ini?" Chandra memandang Aliya dengan curiga.
"Ayo jawab kakek, sejak kapan seorang Rio terhormat dan tua ringkuh ini mempercayai sebuah rumor yang tak bertanggung jawab? Ayo coba sejak kapan?" Aliya sepertinya benar benar pintar mempengaruhi orang lain.
"Eh cucu tidak sopan, bagaimana mungkin mengatakan hal yang seperti itu," kakek Rio mencubit telinga Aliya.
"Memang begitu kok faktanya, bukan sebuah rumor lagi," kata Aliya terkikik geli.
"Ah benar rumor hanyalah sebuah rumor, belum tentu bisa di percayai, terkecuali ada fakta yang tertera," kakek Rio ikut tergelak membuat ketiga orang itu bernafas lega, dan ikut terkekeh dengan kakek Rio.
"Bagus bagus tiga bulan ini adalah kebebasan kalian, biar sisanya kami yang memikirkannya," sambung kakek Rio.
Nyonya Mona tersenyum, tak menyangka bahwa Aliya akan menerima anakanya yang penuh dengan kekurangan itu, Aliya bahkan menutupinya dari kakek Rio.
"Hahaha tiga bulan lagi, ya kok cepet banget kek?" Aliya nampaknya sangat syok dengan hal tersebut.
"Kan sesuatu yang baik harus di segerakan," kakek Rio berseru dengan santai.
"Iya benar nak Liya," sambung nyonya Mona.
"Jadi konsep pernikahan nak Liya maunya yang bagaimana," nyonya Mona tampaknya sedikit bersemangat jika membicarakan tentang pernikahan.
"Ah, jangan tanyakan kepadanya," kakek Rio mendahului Aliya.
"Kakek ini kan punya Aliya, kok ngomong gitu," Aliya sedikit merengek.
"Jangan, dia itu seleranya aneh dan tidak ada feminim feminimnya sama sekali," kata kakek Rio menatap cucunya dari atas hingga bawah.
"Kakek Liya bagus kok seleranya," kata Aliya membantah.
"Bagus dari mana, jika dilihat dari atas sampai bawah, tidak ada orang yang datang ke pertunangannya dengan menggunakan celana seperti itu," omel kakek Rio.
Ah, sepertinya mereka benar benar tidak malu untuk menampakkan sisi lain di hadapan calon besan.
"Salah kakek sendiri masih latihan sudah main panggil panggil aja, pakai acara ngancam segala lagi, kan jadinya gini," Aliya balik membantah kata kata kakek Rio.
"Masih bantah? Mau di kutuk jadi garpu," kakek Rio kembali dengan ancamannya.
"Tu kan hobinya ancam ancam mulu, ga capek?" kesal Aliya memandang kakeknya dengan cemberut.
"Udah pokoknya jangan tanya dia, nanti di kasi konsep Dora Emon," kata kakek Rio memandang cucunya.
"Mana ada, itu buka Liya ya, Liya masih waras," kata Aliya tak terima.
"Lah terus," kakek Rio tampak penasaran.
"Sinbi the house," cicit Aliya.
"Tu kan, lebih baik para orang tua saja," kata kakek Rio memutuskan.
"Iya iya, biar orang tua yang berpengalaman," kata Aliya sontak membuat yang lain tertawa, ah kecuali Chandra.
"Sebenarnya apa yang di fikirkan gadis licik ini? Aku sedikit khawatir dengan kehidupanku ke depan," Chandra kembali lagi bergumam di dalam hati
Chandra sejak tadi memang terus memperhatikan Aliya, Chandra seperti tengah menelisik dan meneliti setiap pergerakan Aliya.
................
Setelah selesai membicarakan apa yang mereka maksudkan, akhirnya mereka kembali ke kediaman masing masing.
Sungguh tadi dua pertemuan keluarga yang sangat harmonis, dan dengan bumbu humoris karena pertengkaran kecil yang kerap terjadi antara cucu dan kakek berbeda generasi tersebut.
Hanya saja Chandra sangat irit bicara, jika di tanya baru ia akan menjawab itupun seadanya, kakek Rio mengira itu karena mereka baru dekat, lagian Chandra juga merupakan seorang CEO yang terkenal dingin dan cuek.
Aliya dan kakek Rio kini berada di dalam perjalanan, kakek Rio terus mencecar aliya dengan segala pertanyaan. Kakek Rio jelas tahu bahwa Aliya hanya terpaksa menyetujui perjodohan itu.
"Sayang cucu kakek, kalau memang kamu tidak setuju kakek ga akan maksa cucu kakek ini, jika
kamu ingin lanjut ya lanjut, kalau ga kakek angkat tangan," kakek Rio tampaknya sangat bersungguh sungguh.

Book Comment (387)

  • avatar
    khalibkhuzaipah

    lanjuttt...😁

    11/08

      0
  • avatar
    Mei

    Seru sihhh ini

    25/06

      0
  • avatar
    yanaYuli

    seruuuuu😍😍

    12/05

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters