logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

CEO BELOK VS COLONEL CANTIK

CEO BELOK VS COLONEL CANTIK

Kang Anna


Malam perjodohan

Chandra Kostak merupakan seorang laki laki yang lahir dari nyonya Mona dan tuan Omer Kostak. Seorang pria tampan keturunan Turki bercampur Indonesia, wajahnya sangat tampan dengan tubuh tinggi tegap, sungguh sebuah pemandangan yang sangat indah bagi kaum hawa.
Namun di balik itu semua ada suatu kelainan yang berada pada diri Chandra, Chandra ternyata adalah seorang laki laki penyuka sesama jenis, atau bisa di sebut seorang gay.
Nyonya Mona membesarkan Chandra dengan penuh kasih sayang, namun ia kecolong sebuah musibah, musibah yang mengubah Chandra menjadi seorang penyuka sesama jenis.
Saat berada di sekolah menengah pertama, Chandra mengalami pelecehan seksual sehingga membuatnya mengalami penyimpangan.
Chandra menjadi pencinta sesama jenis, bahkan ia terang terangan menyatakan kepada kedua orang tuanya bahwa dirinya adalah penyuka sesama jenis.
Hal itu menjadi sebuah pukulan besar untuk nyonya Mona dan tuan Omer, sebagai orang tua mereka merasa gagal menjaga anaknya, dan gagal sebagai orang tua. Kekecewaan mereka semakin bertambah ketika anaknya berani membawa pacarnya, Brayen ke rumah untuk makan malam bersama.
Karena khawatir dengan keadaan anaknya, akhirnya tuan Omer memutuskan untuk menjodohkan Chandra dengan anak sahabatnya, Aliya. Sembari melakukan perobatan kepada seorang psikiater.
Aliya sendiri merupakan seorang colonel cantik, yang berpangkat senior elit. Ia baru saja di minta untuk berhenti oleh kakeknya, Rio.
Namun dengan penuh tegas Aliya menolaknya dengan mentah mentah, dengan beralasan masih berada di usia muda, dan masih ingin bebas di usia mudanya.
Namun dengan penolakan tersebut, Aliya di paksa untuk menerima perjodohan dengan Chandra, dan di perbolehkan menjadi seorang colonel hingga Aliya dan Chandra menikah.
Yah, di sinilah mereka malam ini, di penjamuan makan malam, sekaligus acara perjodohan antara kedua makhluk yang berbeda latar belakang.
Aliya dan Chandra tampak menampakkan senyum palsu mereka, dan saling mengintimidasi di balik lirikan masing masing.
Chandra sendiri terpaksa menerima perjodohan ini karena tak ingin menjadi gelandangan, lagian bagaimana mungkin ada gelandangan setampan dia? Ah, pria ini masih berfikir logis.
Sementara Aliya? Ingin sekali ia menolak mentah mentah, namun ancaman dari sang kakek membuatnya harus menerima perjodohan tersebut. Sebagai gantinya ia meminta waktu, dengan alasan ingin mengenal calon suaminya terlebih dahulu.
"Jadi bagaiman nak Iyya? Kamu setuju dengan perjodohan ini," nyonya Mona sedikit hati hati dalam menanyakan hal ini.
"Jika aku masih bisa menolak kenapa kalian bertanya? Aish benar benar membuang waktu dan kosakata saja. Lagian tante Mona tadi memanggilku apa? Iyya? Kapan namaku bisa berubah seimut itu?" Aliya mengomel di dalam hati, meskipun saat ini ia tersenyum semanis gulali di luar.
Melihat ekspresi dari Aliya, nyonya Mona sedikit merasa khawatir kalau gadis cantik dengan pangkat tinggi ini akan menolaknya. Meskipun ada tercetak senyum manis di wajah Aliya, namun ia masih tak dapat menutupi kekhawatiran dari nyonya Mona.
"Bagaimana? Apa yang menjadi keberatan dengan nak Iyya? Apa yang bisa kami lakukan untuk mengurangi keraguan kamu nak," nyonya Mona memohon, yah walaupun akan sedikit sulit, namun setidaknya ini satu satunya harapannya untuk mengembalikan kewarasan anak semata wayangnya.
"Heh dasar kalian menyerahkan lelaki belok itu kepadaku? Aish lihat saja, kalian fikir aku dokter terapis," kembali lagi Aliya mengomel di dalam hati.
"Nak kami mohon terimalah perjodohan ini," kali ini tuan Omer yang melakukan nya.
Melihat kedua orang tuanya yang mengiba, Chandra hanya memutar bola matanya dengan malas.
Sementara kakek Rio segera mencuit lengan cucunya, seketika membuat Aliya terkejut, dan memandang kakeknya dengan sorotan mata bertanya.
"Apa?" Aliya bertanya seolah kakeknya akan mengerti.
"Terima atau aku bukan kakek mu lagi," itulah maksud sorot mata kakek Rio, kira kira itu yang terpancar dan terbaca oleh Aliya.
Ah, sepasang kakek dan cucu ini seperti memiliki sebuah telepati khusus, sehingga dapat mengerti isi hati satu sama lain.
Aliya hanya memandang pandangan mata kakeknya dengan jengah, setiap Aliya tidak setuju dengan permintaan, pasti pandangan ancaman tersebut akan menjadi andalan dari kakek Rio.
"Baiklah..." Aliya sedikit menggantung kata kata yang sejak tadi ditunggu tunggu oleh semua orang.
Para orang tua bernafas lega ketika mendengar kata kata dari Aliya. Namun hanya sesaat namun tercekal ketika Aliya mengeluarkan kata katanya kembali.
"Tapi ada syaratnya," Aliya tersenyum manis ketika mengatakan hal itu.
Namun dapat kakek Rio lihat di balik senyum manis itu, tercetak senyum setan milik Aliya.
"CK, dasar, apa dia fikir dia punya banyak kelebihan? Dan aku sangat tidak pantas untuknya? Ayolah jika bukan karena tidak mau membantu pemerintah untuk mengurangi gelandangan, maka aku tidak akan menerima perjodohan ini," Chandra sedikit kesal dengan sikap Aliya, namun hanya mampu mengucapkannya di dalam hati.
Aliya yang menyadari hal itu hanya menyeringai, sontak membuat Chandra bergidik tak suka.
"Cih, wanita menyebalkan," setidaknya ini yang di tangkap Aliya dari sorot mata Chandra yang menatapnya dengan tatapan tak suka.
"Kau pikir aku peduli? Kau pikir aku takut dengan tatapan mu? Ku suruh lari keliling lapangan seratus kali baru tahu rasa," balas Aliya dengan tatapannya.
"Apa syaratnya? Kami akan kabulkan," kata tuan Omer berusaha membujuk Aliya agar setuju dengan perjodohan tersebut.
Jika harta dan tahta mungkin tuan Omer akan mampu memberikannya, tuan Omer akan menjamin hidup Aliya, tuan Omer hanya orang tua yang menginginkan kesembuhan anaknya saja.
"Aku harus kenal dulu dengan dia, calon suamiku," kata Aliya santai, membuat kakek Rio dan kedua orang tua Chandra bernafas lega, setidaknya Aliya tidak minta yang aneh aneh.
"Baiklah kalian berkencan saja dulu," kata nyonya Mona menawarkan sebuah solusi, di iringi anggukan tuan Omer dan juga kakek Rio.
"Tidak, aku akan menjadi pengawalnya saja, yang memiliki kewenangan penuh, dan yang hanya mampu memerintah ku om Omer saja," kata Aliya membuat kakek Rio melotot.
Ingin rasanya kakek Rio menarik nafas leganya yang ia keluarkan tadi, dan menyemburkannya kepada cucu satu satunya yang sialnya sangat menyebalkan, seharusnya ia sudah menduganya sejak awal.
Namun berbeda halnya dengan tuan Omer ia merasa sedikit lega, setidaknya ia akan lebih mudah mengawasi dan mengontrol anaknya. Di saat yang bersamaan ia juga sedikit khawatir jikalau Aliya akan menolak perjodohannya, ketika mengetahui keadaan anaknya yang sebenarnya.
"Maksudnya?"
Ah, sepertinya hanya nyonya Mona yang gagal faham di sini.
"Tante cantik, Liya tahu kenapa kalian menjodohkannya dengan Liya," Aliya tampak menarik nafasnya dalam dalam, memandang wajah setiap orang yang hadir.
Kakek Rio dengan wajah bingungnya, nyonya Mona dan tuan Omer dengan wajah terkejutnya, sementara Chandra dengan wajah memerah.
"Cukup berikan Liya waktu tiga bulan untuk menganalisis cara penyembuhannya," sambung Aliya memberikan putusan.

Book Comment (387)

  • avatar
    khalibkhuzaipah

    lanjuttt...😁

    11/08

      0
  • avatar
    Mei

    Seru sihhh ini

    25/06

      0
  • avatar
    yanaYuli

    seruuuuu😍😍

    12/05

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters