logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Part 2 Pamit Pulang

Malam harinya, setelah menikmati makan malam bersama dengan ketiga sahabatnya. Nayra meminta bantuan kepada Rhia yang lulusan sarjana komputer dan mengambil jurusan pascasarjana jurusan ilmu komunikasi. Nayra berniat ingin melacak aktivitas mereka melalui titik lokasi tempat sekaligus aktivitas apa saja yang mereka lakukan. Sungguh itu begitu sulit jika berbeda negara bisa melihat aktivitas hidup orang lain. Tetapi, Nayra mempercayai intelektual Rhia yang telah membangun perusahaan Teknologi dan Nayra pun bekerja disana di bidang kehumasan itu.
“Rhia, apa aku bisa meminta tolong padamu mengenai hal itu? Tolonglah aku, aku tidak tahu harus melakukan apa lagi.” Nayra meminta jawaban dari Rhia yang bungkam setelah mendengar perkataan Nayra tadi.
“Apa kamu yakin menyuruhku untuk melacak mereka? Itu bisa memiliki resiko yang besar apalagi masalah pribadi. Jika aku meng-hack privasi seseorang dan pastinya secara otomatis apapun yang dimiliki oleh orang itu harta, tahta akan dengan mudah aku ambil.” Rhia menatap Nayra yang tampak berpikir.
Sebelum Nayra menjawab pertanyaan Rhia itu ia membiarkan Rhia meneguk jus alpokat didalam gelasnya dulu. Saat ini, Nayra, Rhia, Kelli dan Launa sedang berkumpul di kafe love untuk menikmati makan malam bersama sekaligus membantu Nayra untuk menyelamatkan rumah tangganya.
Nayra terus menimang-nimang setiap keputusan dan konsekuensi yang diterimanya itu. Jika suatu hari, kekayaan suaminya rentan di hack oleh orang lain dan jatuh miskin. Ada rasa kasihan dan tidak tegaan menjadi istri. Walau bagaimana pun suaminya dulu sangat mencintainya tapi sekarang Nayra tidak tahu itu.
“Hem… Sebenarnya, ada menyetujui tawaranmu agar mudah mendapatkan informasi keberadaan suamiku sedang melakukan apa saja dan harta kekayaan yang dimilikinya. Tapi, konsekuensinya begitu berat untuk diterima kecuali seluruh harta suamiku dipindah alih kepada diriku,” ucap Nayra penuh penekanan diakhir kalimat.
“Bisa kok malahan bisa bagus banget. Aku tahu ketakutan kamu tidak ingin membuat suamiku menerima konsekuensi tapi aku tidak mau kamu terluka maka aku akan mengabulkan perkataanmu yang terakhir itu.
“Benarkah?” tanya Nayra dengan kedua bola mata berbinar senang karena dirinya dapat mencicipi uang hasil keringat suaminya sendiri.
Percayalah Nayra bukanlah tipikal wanita matre tapi modal usaha suaminya dari uang tabungannya yang sampai saat ini belum diganti. Jika Nayra meminta, selalu saja suaminya beralasan belum mendapat keuntungan dari hasil penjualan di perusahaan tekstil. Lalu, kenapa bisa perusahaannya masih bisa berkembang sampai sekarang? Apa jangan-jangan suaminya sudah lama berhubungan dengan teman dekatnya itu dan membuat permintaan aneh menyuruh Nayra untuk melanjutkan kuliah lagi?Jika memang benar, maka Nayra merasa sangat tersakiti dan tidak akan membiarkan mereka hidup bahagia.
“Jika bisa dipindah alihkan tanpa meminta persetujuan dari pemilik perusahaan. Tolong pindahkan sekarang juga.” pinta Nayra membuat Rhia menatap kedua bola mata malas menuju kearah dirinya.
“Tidak secepat itu forguzo, apa kamu tidak ingin membuat mereka hidup menderita secara perlahan dulu hingga menyesali atas perbuatan mereka?”
“Tapi, sebelum itu aku tampak ragu dengan informasi ini. Mungkin suamiku dan temanku hanya berfoto saja tapi tidak berbuat macam-macam.”
“Memang tidak berbuat macam-macam sih tapi berbuat satu macam.” sahut Kelli dan Launa secara bersamaan. Setelah sedari tadi hanya menjadi pendengar baik saja dan mulai bergabung berbicara.
“Apa aku boleh meminjam laptopmu untuk membuka akun medsos suamiku?” tanya Nayra mengabaikan tatapan intens untuk menyuruh dirinya agar dapat menyelesaikan permasalahan ini.
“Besok aku pulang ke negaraku untuk melihat kenyataan yang sebenarnya. Aku tidak akan bersikap aneh-aneh agar mereka tidak curiga.” sambung Nayra dan menarik posisi layar laptop agar berhadapan dengan dirinya.
Nayra dengan sepuluh jarinya mengetik dengan lincah untuk memasukkan id dan password akun. Sembari menunggu sambungan internet wifi dikafe ini dalam proses, Nayra memilih menghabiskan jus jambu didalam gelasnya.
Saat akun medsos suaminya terhubung secara bersamaan Nayra yang menenguk habis jus yang masih didalam mulutnya itu dengan cepat ditelannya secara paksa dengan tatapan kedua mata yang sekilas melihat ke layar laptop yang menampilkan foto suaminya sedang bermesraan dengan Messi.
“Untung saja minuman didalam mulutku tidak tersembur keluar dan memantul ke layar laptop mahal berkelas atas. Kalau tidak, bisa-bisa aku dibenci dan mengganti dua kali lipat pada Rhia.
“Tidak! Tidak! Aku harus fokus melihat kondisi suamiku yang berani bermain api dibelakangku. Sakit pake banget hatiku ini apalagi sang pelakor itu teman baik yang selalu aku berikan sedekah dan berikan pekerjaan untuk merubah hidupnya. Tapi balasannya apa sekarang? Malahan teman gak ada akhlak menusukku dari belakang dan menghancurkan rumah tanggaku. Memamng benar kata pepatah, jangan terlalu baik sama orang jika tidak ingin disakiti. Sudahlah, aku harus menyusun rencana agar suamiku menyesal menduakanku.” Nayra memantapkan hati untuk membalaskan dendam, lihatlah, dirinya yang lulusan S2 dan bekerja di perusahaan dan penulis novel yang menghasilkan banyak uang. Nayra tidak sudi untuk dimadu apalagi madunya itu wanita kurang ajar, tidak gadis lagi dan tidak tahu terima kasih padanya.
“Lihatlah! Ternyata benar dugaan kalian kalau suamiku tidak menyandang suami setia lagi. Suamiku dibutakkan oleh kekayaannya saja. Tidak ingat apa, disaat tidak memiliki pekerjaan yang layak, aku yang menghidupkan keluarga kecilku dan anakku yang makan serba kekurangan. Tapi, setelah suamiku kaya malahan mendustakan cintaku. Aku bukanlah istri yang bodoh untuk disakiti. Sekalipun aku mencintainya, aku akan membalaskan rasa sakitku padanya.” Nayra menyodorkan layar laptop dihadapan Rhia, Kelli dan Launa dan mereka langsung menutup mulut saat melihat foto mesra itu muncul diberanda dengan privasi dilihat oleh semua orang kecuali Nayra.
“Nay, aku harap aku tetap menjadi wanita kuat,” ucap Rhia merasa tidak tega melihat tatapan sendu Nayra itu.
“Aku harap begitu, aku harap aku bisa mempertahankankan rumah tanggaku yang hampir runtuh dengan catatan semua kekayaan suamiku atas namaku.” perkataan Nayra terdengar serius dan Rhia mengerti maksud Nayra yang membuat dirinya menjalankan tugasnya yang tidak bisa dilacak oleh siapapun.
Nayra menatap teman-teman baiknya di Italia, ada rasa sedih saat meninggalkan mereka yang selalu membantu dirinya saat susah senang di negara orang. Tapi, ia memantapkan hati untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangganya yang mulai renggang diterpa oleh pelakor.
“Terima kasih atas kebaikan kalian semua ini yang mau berteman dan menolongku disaat aku senang maupun susah. Sungguh, berat rasanya meninggalkan kalian disini. Tapi aku, hiks…” pertahanannya untuk membendung air matanya pun lolos membasahi wajahnya itu.
“Aku pamit pulang, semoga kita dipertemukan lagi.” sambung Nayra tersenyum diiringi air mata lalu mendorong tas kopernya dan melangkah pergi dari hadapan teman-temannya.

Book Comment (28)

  • avatar
    2022Wanda

    bagus banget

    18/05

      1
  • avatar
    FarabiFarel

    terima kasih

    11/04

      1
  • avatar
    Snow Yati

    Nice

    06/01

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters