logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 6

Hari ini, tepatnya pukul 1 siang. Gabriel dan Leo pergi meninggalkan rumah sakit. Sebelumnya Gabriel diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik. Leo yang sedang bersamanya akhirnya pergi ke sebuah tempat yang tidak jauh dari jantung kota. Tempat yang terlihat seperti perpustakaan menjulang tinggi di tengah peradaban ini. Bangunannya cukup mencolok karena di depan temannya terdapat sebuah patung. Leo bersama dengan Gabriel pergi ke dalam sana. Sesampainya disana mereka berdua bertemu dengan penjaga perpustakaan. Seorang pria muda yang memakai topi baret, berambut gelap dan bermata biru. Pria tersebut bernama Alex. Tanpa berlama-lama Leo langsung mengatakan maksud dan tujuannya datang ke tempat itu. Alex pun langsung memandu mereka berdua ke lantai tiga.
“Di sini. Kalian bisa mencari buku yang kalian inginkan itu. saya permisi,” ucap Alex kepada mereka berdua dengan sopan.
“Iya,” sahut Leo
“Banyak sekali buku di sini. Dan parahnya semuanya terlihat sama,” ucap Gabriel
“Cari saja. Jangan banyak bicara.”
“Dasar kau ini.”
Mereka berdua mencari sebuah buku yang berisikan sejarah 100 tahun yang lalu. Di tempat ini yang terkenal dengan banyak sekali buku menurut para arkeolog yang mempelajari sejarah. Gabriel dengan teliti mencobanya satu persatu di antara semua buku. Begitu juga dengan Leo yang dari tadi sibuk sendiri. Alex kembali duduk di tempat duduknya dan melanjutkan membaca sebuah novel klasik. Suasana perpustakaan yang tidak jauh berbeda dengan yang ada di kota Antherius membuat Gabriel bernostalgia untuk sesaat. Dan tiba-tiba saja dirinya teringat kepada temannya yang bernama Seraphine. Ingatan itu secara tidak sengaja muncul begitu saja dan membuatnya merasakan sesak nafas. Setelah itu, Gabriel kembali mencari buku tersebut. Sejarah yang sudah lama terkubur membuat keduanya merasa penasaran. Terlepas dari bagaimana kejadian mengerikan yang sering terjadi apakah semua itu hanya kebetulan atau benar seperti yang dikatakan oleh para detektif di organisasi perlindungan manusia.
“Kau sudah mendapatkannya?” tanya Leo
“Belum. Ini terlalu banyak. Oh iya kenapa tidak menyuruh penjaga saja untuk mencarinya?”
“Akan merepotkan jika menyuruhnya.”
“Astaga. Justru ini lebih merepotkan.”
“Berhentilah mengeluh dan cari saja.”
Mereka berdua masih disibukkan mencari sebuah buku yang diduga memuat sebuah informasi yang mereka inginkan. Halaman internet bahkan semua situs web tidak ada yang berisikan informasi mengenai sejarah itu. dan yang paling aneh adalah setiap mengakses internet dengan menggunakan kata kunci tersebut selalu saja bernasib sial. Virus komputer memenuhi software. Setelah hampir 2 jam mencari buku itu akhirnya Gabriel menemukannya. Buku berwarna coklat gelap dan memiliki sampul kuno. Leo kemudian membuka buku itu dan berusaha membacanya namun, bahasa yang digunakan ternyata cukup puitis sehingga dirinya kesulitan untuk mengartikannya. Setelah itu, mereka berdua meminjam buku tersebut. Begitu selesai dengan apa yang mereka cari tidak lama kemudian mereka berdua bergegas menuju ke kediaman Antoni. Tempat itu sudah menjadi markas bagi mereka.
“Gabriel, ponselmu berbunyi,” ucap Leo
“Halo? Oh Mckena. Bagaimana hasilnya? Apa berjalan dengan lancar?” ucap Gabriel melalui telepon
“Nanti akan ku jelaskan. Sekarang kau unduh rekaman yang ku kirimkan.”
“Okay.”
“Apa katanya?” tanya Leo dengan penasaran
“Mckena menyuruhku untuk mengunduh sebuah rekaman. Nah ini rekamannya.”
Gabriel tanpa berlama-lama langsung mengunduh rekaman yang baru saja dikirimkan oleh Mckena. Dalam rekaman tersebut memuat percakapan seseorang. Mereka berdua mendengarkannya hingga selesai. Sesampainya di kediaman Antoni, rupanya Antoni belum datang. mereka berdua memasuki rumahnya menggunakan password yang sebelumnya di beritahu oleh Antoni. Cuaca hari ini tidak terlalu cerah, awan hitam menghiasi langit Eldelius dan tidak lama kemudian turun hujan. Gabriel yang sudah memasuki kediaman Antoni dan akhirnya duduk di sofa kemudian mencoba untuk membaca buku yang baru saja mereka pinjam. Leo juga mulai menganalisa. Di dalam buku sejarah yang terlupakan tersebut pada halaman pertama terlihat sebuah lukisan yang mirip dengan yang ada di galeri seni. Gabriel kemudian memperhatikannya dengan seksama dan benar saja itu mirip sekali. Leo yang melihat reaksi Gabriel itu kemudian bertanya kepadanya.
“Apa ada sesuatu?” tanya Leo
“Ini, tidak salah lagi.”
“Apanya yang tidak salah lagi?”
“Gambar yang sama dengan yang ada di galeri seni.”
“Apa?”
“Awalnya aku tidak yakin. Tapi setelah ku perhatikan ini sangat mirip tidak bukan hanya mirip melainkan sama. Menurut staf galeri, lukisan itu memang dibuat 100 tahun yang lalu. Apa ini artinya....”
“Opinimu boleh juga. Sebelum itu aku harus melihat lebih dalam lagi mengenai apa yang tertulis di buku ini. Setelah itu baru bisa dapat disimpulkan.”
“Iya-iya aku paham.”
“Oh iya, mimpimu. Apa kamu mengalami mimpi itu lagi?”
“Tidak. Akhir-akhir ini tidak muncul dan aku harus bersyukur.”
“Kurasa tidak ada pilihan lain selain penemunya.”
“Siapa? Apa orang itu jenius? Jangan bilang kau menyuruhku datang ke peramal?”
“Kau ini bicara apa. tentu saja bukan.”
Di luar hujan deras membasahi kota. Suara petir terdengar nyaring menggetarkan telinga. Leo sedang fokus membaca isi sejarah yang tertulis di dalam buku tersebut. Sementara Gabriel sedang sibuk mencari informasi tambahan di sebuah forum internet. Meski dirinya bekerja keras untuk mencari tahu tapi hasilnya tetap saja nihil. Semua orang yang hidup di zaman ini seakan hidup seperti dalam paksaan. Kehidupan yang terbilang cukup misteri bahkan tidak ada yang mengatakan sepatah kata pun mengenai hal itu. Gabriel yang sudah merasa bosan dengan tugasnya itu kemudian dirinya beranjak dari tempat duduknya menuju ke dapur. Setelah berada di hadapan lemari es, dirinya kemudian mengambil beer yang ada di sana.
“Leo, kau mau?” ucap Gabriel
“Tidak.”
“Okay.”
Di tengah hujan, seorang pria muda berdiri di bawah derasnya air. Pria muda itu memakai sebuah topi seperti chaplin dan terus berdiri sambil mengenakan payung hitam. Tepat di hadapannya gedung tinggi saling berdekatan. Orang tersebut merapalkan sebuah mantra dan tiba-tiba saja gedung yang ada di hadapannya itu lenyap dalam waktu yang singkat. Kini hanya tinggal puing-puing bangunan dengan mayat yang berserakan di mana-mana. Orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut mereka sangat ketakutan. Jeritan penderitaan terdengar di mana-mana.
“Ritual selesai,” gumam orang asing tersebut
Distrik 45 di kota Eldelius baru saja hancur. Berita memenuhi media dengan cepat. para wartawan langsung mendatangi lokasi kejadian dan benar saja wilayah itu hancur seperti kota Antherius. Sayangnya, tidak ada yang selamat seorangpun. 5 menit sebelumnya, di lihat dari atas distrik 45 memiliki sebuah pola secara terbalik. Dan tidak lama kemudian orang asing itu muncul dan berdiri di bawah derasnya hujan. Kejadian mengerikan terus menerus terjadi. Gabriel yang sedang menonton acara televisi dikejutkan dengan berita tersebut. Dirinya merasa marah dengan apa yang baru saja terjadi. Leo juga mendengar hal tersebut dan hanya diam saja.
“Apa-apaan ini? Jika terus dibiarkan akan menimbulkan banyak korban,” gerutu Gabriel
“Sudah terlambat. Mungkin sebagian orang hanya akan membuat kejadian itu sebagai bencana saja.”
“Bencana macam apa yang seperti ini?”
“Abyss. Ini pasti karena itu.”
“Sebenarnya mereka itu siapa?”
“Aku tidak tahu.”
“Bagaimana kau bisa langsung menyimpulkan ke sana jika tidak tahu?”
“Aku hanya mengatakan kemungkinan buruknya. Tidak mungkin jika ini hanya takdir belaka. Bukankah kau juga menyadari itu? jadi biarkan saja. Lagi pula akan merepotkan jika bertindak tanpa pikir panjang.”
Mendengar ucapan dari Leo, Gabriel hanya bisa terdiam. Di suatu tempat yang merupakan sebuah bar di kawasan distrik 23 di sana beberapa orang wanita sedang berada di sisi seorang pria berambut gelap. Pria itu dari tadi terus menghabiskan wine yang ada di hadapannya. Senyuman menyeringai pria itu cukup membuat merinding.
“Rupanya sudah selesai. Terlalu cepat,” ucap pria itu sambil menggerakan gelas berisi wine yang ada di genggamannya
“Bukankah lebih bagus jika dikerjakan dengan cepat,” ucap seorang wanita yang nyentrik seperti selebriti
“Rozal. Kau tidak mengerti apa itu keseruan,” ucap pria itu
“Tentu saja aku berbeda denganmu Temir.”
Malam hari yang diselimuti ketakutan membuat beberapa orang pihak keamanan langsung turun tangan. Mereka datang ke lokasi kejadian dan mencoba untuk mengungkapkan pelaku di balik ini semua. Begitu mereka sedang berkumpul di sana kenyataannya tidak ada yang bisa mereka lakukan. Orang-orang yang semakin panik membuat mereka berniat untuk meninggalkan kota ini karena stres dengan apa yang terjadi. Pihak keamanan tidak dapat menjamin keselamatan mereka. Kini semua orang hanya bisa berharap agar mereka selamat apapun yang terjadi kepada mereka. Leo yang mulai paham dengan apa yang tertulis dalam buku tersebut. Dan sekarang Leo masih harus melakukan tugasnya. Gabriel masih berada di ruang tengah sambil menonton televisi sebelum akhirnya dirinya pergi ke kamarnya dan berniat untuk tidur.
Berbeda dengan apa yang terlintas dalam pikirannya, Gabriel mulai menyadari akan suatu hal. Perlahan-lahan dirinya mencoba untuk berdamai dengan dirinya sendiri dan memulai mengingat ingatan yang selama ini hilang. Begitu dirinya menutupkan mata saat itu juga dirinya terlelap. Keesokan harinya, Gabriel bangun dari tidurnya dirinya lalu pergi ke kamar mandi. Setelah selesai dari kamar mandi, Gabriel pergi ke ruang kerjanya Antoni yang sudah menjadi markas mereka saat ini. Melihat Leo yang baru saja bangun dari tidurnya, semalaman Leo mengerjakan tugasnya hingga larut malam dan terpaksa tidur di sofa yang ada di ruangan tersebut. Begitu bagun dan melihat Gabriel yang berada di sana, Leo langsung beranjak dari sofa dan pergi kamar mandi. Selama hari ini Antoni tidak pulang ke kediamannya. Mereka berdua tidak memiliki kecurigaan sama sekali dan tentunya mempercayai Antoni bahwa pasti akan baik-baik saja. Setelah selesai mandi, Leo kembali melanjutkan analisanya hingga akhir. Gabriel memutuskan untuk mengambil alih pekerjaan Antoni yang harus dive ke web gelap dan mendapatkan informasi sebisa mungkin.

Book Comment (129)

  • avatar
    Nul fikriAfrihan

    ngap lu

    12d

      0
  • avatar
    Jakajaya Anugerah

    ini sangat bagus sekali

    03/07

      0
  • avatar
    LungsetMan

    menarik

    30/06

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters