logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 7 Pesan Ancaman

Nick berpikir. Siapa lagi?
Jangan-jangan orang yang sama, tentu Nick tidak mau berurusan dengan orang-orang yang memiliki dendam karena rasa cemburu yang tidak jelas seperti Freddo itu.
Nick tak menghiraukan mobil yang berhenti didepannya tadi, mengambil kembali jalan berusaha untuk tidak mempedulikan siapa pun orang itu dan ada urusan apa sehingga menjegal langkah Nick yang berniat untuk menyeberangi jalan.
"Nick...,"
Nick menghentikan langkahnya saat mendengar seorang wanita memanggil namanya dari belakang.
"Kenapa memaksa untuk pulang?" imbuhnya sembari berjalan mendekati punggung Nick.
Nick menoleh, Berlian? Gumamnya.
"Maaf, Saya harus pulang," balas Nick sembari mengacuhkan wajahnya, tidak ingin terlalu lama berinteraksi dengan wanita yang bernama Berlian ini.
"Saya antar-"
"Tidak perlu!" balas Nick cepat sembari menggelengkan kepala menolak tawaran Berlian. Nick tentu tidak ingin sesuatu terjadi lagi kepadanya.
"Nick!"
"Tidak perlu-"
"Saya akan tetap di sini kalau Anda tidak mau Saya antar pulang!" ancam Berlian membuat langkah Nick kembali terjeda.
***
"Terima kasih. Anda bisa kembali!" kata Nick begitu mereka tiba di depan rumah Manfreed.
"Tunggu!" Berlian menjeda Nick yang berusaha membuka pintu mobil.
Sepertinya Berlian tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan agar Nick bersedia menerima bantuan saat sebuah ide tiba-tiba muncul diotaknya.
"Anda, Saya hire. Anggap saja ini sebagai gaji pertama," ucap Berlian sembari mengulurkan ampol coklat serta kartu nama.
Sementara Nick tak percaya. Hire, maksudnya apa?
"Anda pintar mengemudi, dan Saya membutuhkan itu. Hubungi, Saya jika Anda membutuhkan sesuatu," ucap Berlian tiba-tiba. Alih-alih Nick yang ngotot tidak menerima amplop coklat yang diberikan Berlian secara cuma-cuma.
Nick mengangguk kecil, kemudian menyaksikan kepergian Berlian yang benar-benar membuat dirinya seketika terserang anxiety mendadak akibat kehadirannya.
"Tuan, kenapa dengan wajahmu? Apa yang terjadi?" ucap Grachia menyambut kedatangan Nick dengan berbagai pertanyaan yang membuat Manfreed dan Grachia khawatir.
Nick mengulas senyum, berisyarat jika Grachia tidak perlu mengkhawatirkan dirinya seperti ini.
Stevy? Gumam Nick dalam hati melihat seorang wanita yang tengah duduk di ruang tamu.
"Kenapa Dia di sini?" tanya Nick pelan kepada Grachia.
"Tamu untuk, Tuan. Dia menunggu sejak tadi sore, katanya ada sesuatu yang perlu disampaikan. Bapak bertemu Stevy sedang menunggu di depan rumahmu, saat Bapak tanya, Stevy sedang menunggu Tuan Nick di sana," balas Grachia.
"Stev-"
"Nick-" sergah Stevy cepat begitu melihat kehadiran Nick yang penuh luka diwajahnya.
"Kamu, kenapa lagi?" imbuhnya.
Nick menggeleng, berisyarat bahwa dirinya tidak perlu khawatir juga terhadap dirinya.
"Freddo lagi?"
Nick kembali menggeleng.
"Ada apa malam-malam ke sini?" tanya Nick.
Kemudian Stevy mengulurkan sebuah amplop putih. Amplop yang sudah sering Nick terima dari Universitasnya.
"Minggu depan, ujian persiapan tesis. Kamu harus menyelesaikan semua tunggakan terlebih dahulu. Kalau tidak-"
Nick menjeda penjelasan Stevy. Menarik tangannya supaya menjauh dari dekat Grachia. Nick paham apa yang akan Stevy jelaskan perihal isi dari amplop yang sengaja tidak Nick buka di depan Grachia dan Manfreed.
"Aku rasa, Kamu tidak perlu repot-repot untuk datang kembali Stev. Aku sudah memutuskan untuk tidak melanjutkan study," balas Nick.
"Nick!" bantah Stevy berusaha menolak keputusan Nick.
"Aku tahu, saat ini Kamu dalam masa sulit, tapi tidak harus merelakan profesimu. Buka amplop itu, beritahu Aku berapa banyak tunggakan, setidaknya Aku bisa membantumu dengan sisa tabunganku," imbuh Stevy berusaha memberi Nick solusi.
Namun Nick menggeleng, tetap kekeh dengan pendiriannya bahwa Nick sudah memutuskan untuk tidak melanjutkan studynya saat Nick kehilangan semua termasuk kehilangan Vivian. Nick hancur, tentu! Bukan hanya harapannya, untuk apa masa depan Nick tanpa Vivian, pikir Nick pasrah.
"Ayolah Nick, jika Kamu tidak bersedia menerima bantuanku secara cuma-cuma. Kamu bisa mengembalikannya saat Kamu punya, tolong terima dan pikirkan matang-matang keputusanmu," balas Stevy ngotot.
"Stev, pulanglah. Ini sudah malam. Aku tidak mau terjadi se-"
"Nick!"
Nick diam. Ternyata Stevy sunggu di luar dugaan Nick, wanita ini benar-benar keras kepala. Terlebih Nick, bagi Stevy Nick harus tetap lanjut apa pun yang terjadi.
"Aku akan tetap lanjut. Sekarang pulanglah!"
“Baik!” balas Stevy akhirnya seraya mengundurkan diri dari dalam rumah Manfreed.
“Aku berharap melihatmu kembali besok di kampus!” imbuhnya.
Nick diam! Tentu Nick harus berpikir dua kali jika ia meniatkan dirinya untuk kembali ke kampus, sementara di sisi lain. Nick juga khawatir tentang kejadian yang sempat membuat Freddo kembali akan mengancam nyawanya.
Nick lantas membuang pandangannya, membiarkan Stevy benar-benar pergi adalah keinginan Nick saat ini. Nick tidak ingin membuat harinya semakin kacau karena kehadiran dua wanita yang sempat membuat tubuhnya benar-benar kembali terguncang karena ketakutan yang melanda dirinya dengan semua ketidak jelasan yang Nick sendiri tentu tidak bisa mendeskripsikan bagaimana semua ini bisa terjadi?
“Tuan Nick!”
Nick sedikit terlonjak mendengar ucapan Grachia yang tiba-tiba muncul dari belakang. Nick lalu menoleh kearah wanita paruh baya itu. Mendekati Grachia yang tengah mematung sembari menenteng baki berisi makanan.
“Duduklah, sepertinya Tn. Nick belum makan seharian,” ucap Grachia akhirnya.
“Setelah selesai makan malam, Saya ada sesuatu untuk Tn. Nick! Selain Stevy tadi siang juga ada seorang pria yang mengantarkan berkas untuk Tuan,” imbuhnya.
Berkas? Berkas apa lagi. Batin Nick keras dalam hati.
Semua ini sungguh membuat kejutan bagi Nick. Setelah kehadiran Berlian dan Stevy, kini ada seseorang yang mengetahui keberadaan Nick yang tinggal bersama keluarga kecil Manfreed. Lantas siapa lagi setelah ini yang akan datang untuk memberikan sebuah kejutan untuknya. Carlos? Atau siapa lagi? Bahkan Nick tak akan peduli lagi. Sungguh setelah kedatangan Carlos yang membuat hidup Nick hancur bertubi-tubi saat itu, dan ancaman demi ancaman dari Freddo benar-benar membuat Nick merasa dirinya seakan sungguh gila.
“Ada beberapa berkas untuk Tuan. Nick yang Saya terima siang ini,” ucap Grachia lagi.
“Bisa saya lihat berkas itu, Bu!” jawab Nick penasaran.
Seraya tangan Grachia menyodorkan dua lembar berkas yang hampir mirip dengan berkas yang dibawa Stevy tadi.
Untuk yang petama kali Nick mendapatkan kiriman surat dari Dr. Frengky Chu terkait surat rujukan yang harus Nick berikan hasilnya. Namun Nick hampir tak bisa berpikir lagi. Bisakah semua ini dihentikan. Nick benar-benar muak!
File lain? Nick berpikir keras.
[LAMA TIDAK BERTEMU! AKU MASIH MENUNGGU TANTANGAN PERTAMAMU. AYO BERJUANG!]
Sial! Kata Nick setelah membuka berkas terakhir tanpa nama itu. Siapa pengirimnya?
Nick tidak pernah mengira surat terakhir ketika dia membacanya adalah tantangan dari seseorang yang dia tidak tahu siapa yang menulisnya. Orang ini benar-benar membuat Nick menggigil! Mengapa semua orang yang Nick hindari mengetahui bahwa Nick tinggal bersama rumah Grachia dan Manfreed?
"Apa yang terjadi Tuan?" kata Grachia, ketika dia melihat wajah putus asa.
Nick hanya menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Grachia.
"Bu! Kalau ada yang mencariku lagi, tolong jangan bilang apa-apa. Katakan saja kamu tidak punya hubungan khusus denganku," balas Nick membuat Grachia semakin terkejut.
"Jangan terlalu memikirkan aku, aku baik-baik saja. Aku hanya merasa cukup lelah hari ini, jadi boleh istirahat sebentar, jangan sungkan untuk menghubungiku jika butuh sesuatu," tambahnya membuat Grachia masih terkejut.
Setelah melewati hari-hari yang cukup melelahkan kemarin. Akhirnya Nick memutuskan untuk berangkat ke kampus untuk mengurus beberapa berkas penyelesaian tugas akhirnya. Sebelumnya Nick mendatangi Berlian untuk menyetujui tawaran menjadi supir pribadinya, setidaknya jika Berlian bernar-benar tulus membantu, gaji dari Berlian bisa digunakan untuk biaya ujian akhir dan juga untuk janji Nick bahwa dia bertekad untuk membantu meringankan beban hidup Grachia dan Manfreed.
Nick berjalan melewati depan rumah lamanya yang kini sudah berubah menjadi bangunan megah dengan merk terpampang besar didepannya.
{OLLYXTON TIMELESS LAB}
Nick mengeratkan genggaman tangannya. Bangunan itu tentu akan kembali menjadi miliknya suatu saat nanti. Tunggu tanggal mainnya!

Book Comment (262)

  • avatar
    VinoVino

    komentar

    1d

      0
  • avatar
    EvelinMartha

    sungguh kejam mantan suaminya 😥

    12d

      0
  • avatar
    FerdiFerdi

    bgus sekali

    20d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters