logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Cuek

"Al kamu ngga capek kah jalan kaki mulu tiap mau ke kampus,"
Entah kalimat ke berapa kali dilontarkan gadis di sebelah ku. "Apa? Udahlah kayak ngga biasa aja lewat sini. Sudah mau dua tahun kita begini Mbak,"ucapku heran. "Sok ngga tau gitu nah Al. Lagian kalo ngga gini sepi,"ucap Ayesha ku angguki pelan.
"Lagian yang kerajinan itu kamu Cong. Tugas kelompok di jadikan tugas mandiri,"ucapku. "Kalo temen ku kayak kamu semua. Mau dibagi tugas ngga ada ceritanya juga begini weh,"ucap Ayesha hanya ku angguki saja. "Eh Sya. Pak Aufa yang mana orangnya,"ucapku.
"Pak Aufa? Astagfirullah Almira dodol. Mau satu semester kamu ngga tau dosen matkul kita??? Selama ini kamu kemana aja,"ucap Ayesha. "Loh iya kah,"tanyaku. "Ish makanya kalo lagi zoom jangan tidur mulu. Itu loh bapak mata kuliah pilot plant. Yang dijuluki anak-anak Cha Eun-woo nya jurusan,"ucap Ayesha nyaris membuat ku tersedak.
"Cha Eun-woo matamu. Perbandingan yang terlalu tinggi. Beneran dosen kah,"ucapku memahami kebodohan hakiki yang ku lakukan. Bisanya Almira dosen chat ku read aja sampai banyak . "Tumben bahas dosen. Katanya nanti ngga berkah ilmu nya,"ucap Ayesha. "Ih parah. Kemarin tuh ada no ngga dikenal. Aku di kasih tau nilai ku perlu perbaikan.
Makanya aku ke kampus. Ku kira kating makanya santai aja lah. Apalagi dari namanya itu kan cowok jadi ngga mungkin ku balas. Soalnya ngga lama Kak Regal chat Nah namanya Aufa Falah,"ucapku. "Ya Allah kali ini ku akui kamu dodong banget sih Al. Bisanya ish parah.
Kamu ngga suka sama mata kuliah ngga juga sebodo amat ngga tau dosen nya, ngga tau isinya? Tau Pak Aufa sendiri yang chat semalam ku suruh kamu belajar betul betul Al,"ucap Ayesha panik. Padahal aku masih stay oke. "Ya udah baca baca aja. Ku bilang kan. Aku ngga suka gamtek tapi mending itu daripada pilot plant. Ribet weh,"ucapku. "Hah aku ngga ikut ikut Al. Pokoknya tunggu di pintu,"ucap Ayesha.
"Jangan begitu nah Sya. Berbaik hati lah pada teman mu ini,"ucapku menatapnya lekat. "Masalahnya itu fatal Al. Ngga tau lagi kek mana. Sudah cuma di read, baru kamu juga bodo amat lagi sama beliau. Padahal cara nilainya gampang tau Al,"ucap Ayesha gemas sendiri.
"Namanya ngga suka. Mana ku pelajari. Tiap ada mata kuliah nya aja ku tinggal tidur. Waktu tugasnya aku nyalin kau. Ya hehe pasrah,"ucapku. "Anak siapa sih ini,"ucap Ayesha memukul lengan ku keras. Bukan suatu hal yang baru ketika ada dua mahasiswi saling memukul di sepanjang jalan sampai kampus.
"Yang mana meja Pak Aufa,"tanyaku begitu sampai di jurusan. "Masuk aja. Ini loh sepi, kalo ada tulisan namanya berarti beliau sudah itu,"ucap Ayesha berlalu. Begitu yakin dengan kalimat Ayesha, akhirnya ku langkahkan kaki memasuki ruang dosen.
"Wallahu Alam bi showab,"ucapku refleks begitu melihat dosen dalam kondisi lengkap. Ku tundukkan kepala sembari berusaha mencari meja sosok yang ku cari. "Mahasiswa yang di pintu ada kepentingan apa?,"ucap Melinda membuatku segera mendongak. Duh duh harus kah ketemu dosen yang sangat disiplin ini heee.
"Cari meja Pak Aufa Bu,"ucapku pelan. "Mahasiswa semester berapa ngga tau meja dosen,"ucap Melinda sesuai dugaan ku. "Semester 5 Bu,"ucapku meringis. "SEMESTER 5 NGGA TAU MEJA DOSEN!!!?? CARI NAMANYA PAK AUFA. MINTA TANDA TANGANNYA SAMPAI PENUH DI KERTAS INI. SAYA TUNGGU SEBELUM SHOLAT ASHAR,"ucap Melinda seperti sengatan di syaraf ku.
"Baik Bu,"ucapku mengambil kertas karton dengan wajah masam. Kertas karton ges, kertas karton. Tau kan sebesar apa besarnya. Mataku tetap fokus mencari hingga akhirnya dapat ku temukan namanya barulah ku hela nafas lega sejenak. "Permisi Pak,"ucap ku. "Almira Adya Kartika?,"tanya Aufa ku angguki.
"Silahkan,"ucap Aufa mempersilahkan ku duduk. "Almira. Saya ngga tau entah kebencian atau hal apa yang membuat nilai Anda di mata kuliah saya begitu timpang. Saya lihat IPK Anda dari semester 1 tidak ada masalah. Mungkin mata kuliah saya kurang menarik, saya tidak mempermasalahkan itu. Tapi jelas dengan nilai yang bahkan tidak masuk untuk nilai D apa yang bisa saya lakukan,"ucap Aufa membuatku mendongak.
"D ngga sampai,"ucapku refleks malah mengulangi kalimatnya. "Iya Almira ada yang ingin dikatakan,"tanya Aufa. "Tidak ada Pak,"ucapku sudah pasrah. Bisanya sampai sebodoh ini. "Saya sudah konsultasi kan dengan beberapa dosen dan semua dosen tidak punya masalah bahkan memuji Anda. Anda bisa memberi penjelasan,"tanya Aufa.
"Saya aja ngga suka mata kuliahnya. Eh maksud saya susah memahami materi Pak,"ucapku merutuki bibir yang susah di ajak kompromi. "Susah di bagian mana Almira? Saya melihat semua nilai tugas Anda baik-baik saja,"ucap Aufa membuatku makin semakin dirudung bayangan DO.
"Almira,"panggil Aufa membuatku tercengang. "Untuk tugas saya meminta bantuan Ayesha Pak. Tapi saat bertemu dengan soalnya saya ngga paham sama sekali,"ucapku. Bagaimana mau paham sedangkan materi nya saja ngga pernah ku baca. "Lalu bagaimana Almira solusi nya? Nilai nya harus saya setorkan nilai minggu depan,"ucap Aufa.
"Sa saya izin meminta tugas sebagai perbaikan apa boleh Pak,"tanyaku setengah mati. "Tugas? Baik saya beri tugas. Kumpulkan ke rumah saya besok. Karena saya besok tidak ada jadwal di kampus. Kali ini saya harap Anda kerjakan dengan baik. Karena saya hanya sekali menerima perbaikan untuk nilai,"ucap Aufa ku angguki pelan.
"Izin Pak alamat bapak,"tanyaku pelan. "Saya sudah shareloc sewaktu dirumah mungkin chat nya tertimbun di ponsel Anda jadi tidak sadar,"ucap Aufa seperti tamparan keras. Weh kenapa juga bisanya aku begitu bodo amat dengan mata kuliah sampai bisa separah ini sih.
Sementara dirinya menyiapkan tugas, pikiran ku masih kesana kemari bersama dengan kertas yang ku bawa. "Gimana lagi yang di kertas karton,"ucap ku menggeleng lelah. Hah mata kuliah apa itu pilot plant. Bisa bisa salah paham lagi gara-gara minta tanda tangan. "Masih ada yang ingin di tanyakan dek,"tanya Aufa. "Izin Pak.
Bu Melinda menugaskan saya meminta tanda tangan bapak di kertas karton sampai penuh Pak,"ucapku. "Saya? Bu Melinda,"panggil Aufa membuatku makin ingin pasrah saja. Sungguh gerbang keluar makin tampak di mata ku. "Iya Pak Aufa,"ucap Melinda. "Anda ada menugaskan mahasiswi kah hari ini,"tanya Aufa.
"Mahasiswa? Oh iya mahasiswi semester 5. Ngga tau dimana meja dan siapa nama dosen terkait,"ucap Melinda seperti sengatan mengenai kesadaran ku. "Anda ngga tau nama saya Dek? Jadi selama ini zoom Anda kemana Dek,"tanya Aufa membuat seluruh tanganku gemeteran.
"Maaf Pak. Saya hanya takut salah,"ucapku jelas berbohong. "Saya ngga tau Anda punya masalah apa dengan mata kuliah baik dengan saya. Besok jangan lupa. Saya tunggu di rumah. Mana kertasnya,"ucap Aufa meminta kertas yang dimaksud. "Di kertas ini?,"tanya Aufa tampak kaget. "Iya Pak,"ucapku hanya bisa menjawab iya, baik, siap dan tidak saja.
"Mungkin saya ngga sepenting pacar kamu. Tapi tetap saja mata kuliah itu sudah jadi konsekuensi Dek,"ucap Aufa membuatku sedikit tergelak. "Pacar? Boro-boro pacar, baru mau deket udah di geprek sapu sama Ibu,"ucapku tanpa sadar. "Begitu Almira. Lalu apa yang menganggu mu?,"ucap Aufa membuatku mendongak.
"Tidak Pak tidak ada,"ucapku merutuki kenapa penyakit kebiasaan refleks begitu ngga bisa hilang. "Bibir agak tau diri sedikit coba,"ucapku menepuk bibir ku sendiri. Ku dengar kekehan pelan membuatku ingin menghilang saja. "Sudah. Jangan lupa tugasnya dan lagi jangan di coret sana-sini lagi Almira.
Saya tidak bisa mengoreksi dengan benar,"ucap Aufa membuatku mengernyitkan kening. "Coretan?,"ucap ku heran merasa ngga pernah melakukan. "Seperti ini? Apa bisa saya koreksi Almira,"ucap Aufa mengangkat kertas yang entahlah. Mata kuliah Pilot plant tapi bisa nya ada segala printilan yang ngga perlu. Ketumpahan minyak gara-gara untuk alas gorengan lagi.
"Baik Pak,"ucapku menerima kertas karton yang telah ditandatangani berlalu keluar sebelum menghadap ke Melinda. "Permisi Bu,"ucapku pelan. "Sudah dapat namanya Pak Aufa dek,"tanya Melinda. "Siap sudah Bu,"ucapku. "Pak Aufa dosen praktikum atau apa,"tanya Melinda.
"Dosen mata kuliah,"ucapku siap dengan semua semprotan ayat-ayat cinta nya. "DOSEN MATA KULIAH NGGA TAU NAMANYA DEK!!!??? KAMU KEMANA TIAP KULIAH,"tanya Melinda hanya ku jawab dengan anggukan kepala tertunduk. "Secuek itu dengan kuliah bisa dibenarkan?,"tanya Melinda menurunkan nada nya. "Siap salah Bu,"ucapku.
"Sudah minta maaf dengan Pak Aufa,"tanya Melinda. "Sudah Bu,"ucap ku. "Sudah. Sekarang silahkan keluar,"ucap Melinda ku angguki. "Kertas nya Bu?,"tanyaku. "Kamu bawa saja,"ucap Melinda membuatku mengangguk pasrah saja. Ngga di cek juga trus ngapain aku disuruh begini.
"Pucetnya muka mu Al,"ucap Ayesha menarik ku duduk di depan jurusan. "Gimana ngga pucet. Nilai ku aja ngga sampai untuk D. Baru masuk kena omel gara-gara ngga tau meja nya. Kau juga Sha astaga baik banget. Ngga papa Al masuk aja. Jam segini sepi. Begitu masuk kena semprot Bu Melinda. Baru ini nih.
Gara-gara ngga tau aku disuruh minta tanda tangan di sini. Belum lagi besok aku disuruh kumpul di rumahnya. WHAA,"ucapku tanpa jeda sebelum menelungkupkan kepala di meja. "Baru kamu tau itu bibir ku ngga bisa diajak kompromi. Refleks jawab terus,"ucapku sebal sendiri. "Ish ngerinya. Kok bisa sampai E Al??? Kamu ikut aku terus kan,"ucap Ayesha.
"Kamu ngga lupa gimana tulisan ku kalo ulangan kan,"ucapku membuat Ayesha bungkam. "Wey ngapain kalian ini kok kayak habis tarung aja,"ucap Revan, teman sekelas ku juga. "Nah mumpung kamu disini Van. Pilot plant kan mata kuliah kesukaan mu. Bantuin Almira nah. Dipanggil Pak Aufa dia nilai nya jelek,"ucap Ayesha.
"Tumben kamu punya masalah mata kuliah Al,"ucap Revan seolah tak percaya. "Kalo ngga suka ngga akan ku pelajari Van. Jangankan buka materi, zoom aja tidur terus,"ucapku yakin. "Parah sih. Ya sudah kirim aja ntar malem ku kirim jawaban nya,"ucap Revan. "Baiknya teman ku ya Allah. Semoga nilainya Revan A ya Allah dan mudah diterima kerja,"ucapku.
"Udah udah Al. Yang ini ap kok kamu punya banyak tanda tangan Pak Aufa,"ucap Revan menatapku penuh tanya. "Van cukup. Cukup aku yang maki maki dia karena terlalu bodo amat sampai ngga tau nama dosen sama wajahnya. Chatnya aja di ghosting coba,"ucap Ayesha.
"Gila sih berarti bukan cuma Kafa aja yang di ghosting,"ucap Revan menaik turunkan alisnya. "Apalagi Kafa. Udah eh malah ngga jelas,"ucapku. "Iya he kasihannya Kafa di ghosting terus. Padahal tuh serius nya ngga di ragukan lagi,"ucap Ayesha.
"Eh eh. Yang paling memabukkan apa,"tanyaku. "Soju? Amer? Bir?,"tanya Ayesha. "Vodka? Wisky? Absinthe? Apa hubungannya? Kafa kan anak baik-baik ngga mungkin lah,"ucap Revan. "Kalian mantan bartender kah? Bisanya tau seluk beluknya. Khamr atau hal yang paling memabukkan itu bagiku bukan semua itu. Tapi jadi budak cinta. Aku manusia normal wey punya suka.
Tapi semua itu sekarang ku sadari cuma kebodohan. Malah ngga bisa fokus. Jadi aku ngga mau lah jadi beleng-beleng disamping takut di marahi mama ku,"ucapku. "Oalah. Tapi kan wajar kalo kamu suka Al,"ucap Revan. "Wajar sih wajar tapi efeknya cuma bisa dodol tau lah.
Aku pernah waktu SMA peringkat ku bisa turun dari 1 angkatan jadi 20 angkatan hanya karena waktu itu aku suka sama temen ku sampai buat ngga fokus. Dari situ aku mulai paham arti nya,"ucapku. "Kalo kamu mau nikah kek mana kalo ngga suka dulu,"ucap Ayesha. "Woi lah ngga nikah juga. 3 semester masih membayang weh,"ucap Revan.
"Makanya itu. Ibu ku aja loh bisa nikah tanpa suka. Tanpa taaruf gara-gara bapak langsung nikahi sekalian lamar gimana coba? Jodoh udah ada yang ngatur bro. Yang penting kita urus dulu kek mana masa depan kita,"ucapku. "Pantes Kafa semakin kelepek kelepek ya. Begini ternyata bentuknya Almira Adya Kartika,"ucap Revan membuatku memutar bola mata malas.
"Kalian ini. Aku cuma temen belajar nya aja,"ucapku jujur. "Heh kamu kan bodo amat. Makanya mikir dua sudut pandang. Siapa yang ngga baper tiap hari dibawain kotak makan. Belum itu di perhatikan terus,"ucap Ayesha. "Loh salah kah? Ya sudah semester depan bawa kan buat yang lain juga. Pake tumpeng lah kalo bisa,"ucapku sebal. Ada aja yang diperhatikan itu nah.

Book Comment (284)

  • avatar
    Joni Parmam

    sipppppppp

    10/06

      0
  • avatar
    WulandariDea

    cerita nya sangat bagus bangett

    09/03

      0
  • avatar
    전 정국Solehati

    cerita nya sangat menarik, tokoh nya juga sangat bagus. saya menyukai nya

    07/12

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters