logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

8.Perkelahian Part 2

Rupanya Johan dan teman-temannya benar-benar ingin membuat perhitungan dengan Rendy dan Beno. Buktinya, ketika Rendy dan Beno keluar dari lingkungan sekolah mereka, Johan dan teman-temannya sudah menunggu di depan pintu gerbang. Sehingga Rendy dan Beno pun tak bisa lagi menghindar. Mau tidak mau, keduanya harus meladeni tantangan Johan dan teman-temannya. Mereka pun menuju ke perkebunan yang terletak di samping jalan tol Jagorawi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di antara mereka.
Kepergian Rendy dan Beno dengan Johan dan teman-temannya, rupanya diketahui oleh anak-anak SMA Negeri 62 yang lain termasuk teman-teman sekelas Risol yang segera memberitahu pada Risol.
"Ris, celaka...!"
"Apanya yang celaka? Ada apa?" tanya Risol tak mengerti.
"Johan ama teman-temannya hendak berantem ama Beno dan temannya yang anak baru itu.
Mendengar kabar itu, seketika wajah Risol pun berubah menjadi tegang. Hatinya jadi khawatir takut kalau-kalau sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Rendy. Meski dia tahu Beno terkenal berandalan dan suka berkelahi, tetapi menghadapi Johan dan teman-temannya, mana Beno dan Rendy yang cuma berdua akan sanggup menghadapinya? Risol jadi merasa bingung dan bersalah. Karena dia tahu, tentunya Johan dan teman-temannya mengajak Beno dan Rendy berkelahi karena dirinya. Dan meski di mulut dia mengatakan tak mengenal Rendy, namun sesungguhnya di hati Risol gelisah tak menginginkan sesuatu yang tidak diinginkan menimpah Rendy. Sebab sebagaimana juga, saat dia masih kecil bahkan sampai dia kelas lima SD, Rendy sangat baik kepadanya. Apapun keinginannya, akan Rendy usahakan untuk memenuhinya. Bahkan demi melindunginya Rendy rela menderita, harus babak belur dikeroyok anak-anak kelas enam. Apakah dia akan setega itu, membiarkan Rendy yang sangat baik kepadanya harus babak belur dikeroyok oleh Johan dan teman temannya?
"Dimana mereka?"
"Mereka menuju ke sebuah kebun tepi jalan tol"
"Kenapa Johan harus berbuat seperti itu?"
"Tentunya karena lo, Ris."
"Huhh... Apa dia pikir dengan berbuat seperti itu, gue akan suka padanya dan menganggapnya pahlawan, untuk kemudian gue mau menerima cintanya?!" dengus Risol dengan wajah cemas dan ketidak sukaan.
"Bukankah memang itu yang lo inginkan?"
"Apa?! Lo gila apa?! Siapa yang ingin mereka berkelahi?!" dengus Risol
"Lo memang enggak mengatakan pada Johan Kalau lo ingin dia ama teman-temannya memberi pelajaran pada Beno dan anak baru itu. Tetapi dari Sikap yang lo tunjukkan pada anak baru itu saat di kantin, jelas membuat Johan yang sudah lama naksir lo enggak suka pada anak baru itu..."
"Oh Good! Ini enggak boleh dibiarkan!"
"Semua sudah terjadi, Ris. Dan gue rasa, sekarang mungkin mereka sudah baku hantam. Atau bahkan mungkin Beno dan anak baru itu sudah menjadi bulan-bulanan Johan sama teman-temannya Ya, walau Beno selama ini terkenal pemberani namun dia cuma berdua ama anak baru itu. Sedangkan Johan dan teman-temannya, jumlahnya lima kali lipat. Satu lawan lima gue enggak yakin kalau Beno ama anak baru itu bakal sanggup menghadapi keroyokan Johan ama teman-temannya..."
Semakin tegang Dan Panik kering setelah mendengar penuturan temannya. Dia pun bisa membayangkan apa yang bakal terjadi dan menimpa Beno serta Rendy menghadapi keroyokan Johan dan teman-temannya. Dia tahu, Rendy juga pemberani dan itu sudah dia lihat sendiri saat dia dan Rendy masih kelas empat SD. Demi membela dirinya yang digoda dan diledek oleh anak-anak kelas enam SD, Rendy dengan berani menantang anak-anak kelas enam sehingga Rendy pun harus dikeroyok oleh anak-anak kelas enam. Akibatnya, Rendy babak belur Tapi waktu itu mereka masih anak-anak, belum seberapa tenaga pukulan dan tendangan lawan hanyalah tenaga anak kecil. Namun sekarang? Ya Tuhan, Risol tidak bisa membayangkan apa yang bakal dialami oleh Rendy. Dulu, demi membela dirinya, Rendy harus babak belur. Dan sekarang, karena sikapnya yang tidak mau mengakui kalau dirinya mengenal cowok itu, Rendy harus kembali mengalami masalah.
"Anter gue,"pinta Risol.
"Kemana?"
"Ke tempat mereka berkelahi."
"Mau apa?"
"Gue harus mencegah perkelahian itu."
"Percuma, Ris. Johan ama teman-temannya tentu sudah menghajar Beno dan anak baru itu."
"Gue enggak peduli! Yang penting gue harus menghentikan perkelahian itu!" tegas Risol yang membuat teman nya jadi mengerutkan kening dan tak mengerti kenapa Risol tampak begitu panik. Padahal, bukankah dia sendiri yang mengancam Beno dan Rendy saat di kantin, yang akibatnya menimbulkan respon positif di pihak Johan dan teman-temannya Ia memang sudah lama ingin menjadi Hero bagi Risol? berharap, dengan memberi pelajaran pada Beno dan Rendy akan menganggapnya sebagai Hero, kemudian Risol akan menerima cintanya
"Hei, ada apa dengan lo, Risol? Kenapa lo jadi panik dan tegang begitu? Biarkan saja mereka berkelahi..."
"Enggak! Mereka enggak boleh berkelahi!"
"Sepertinya, lo bukan mencemaskan Beno dan Johan, Risol. Tetapi sepertinya lo mencemaskan anak baru itu..."
Risol tak menyahut.
"Jadi benar, lo sebenarnya kenal ama anak baru itu?" duga sang teman.
"Ngomong apa sih lo?! Gue nggak peduli pada siapa pun. Gue cuma enggak ingin mereka berkelahi gara-gara gue, yang tentunya akan menyeret gue jika sampai guru mengetahui hal ini!" tegas Risol memberi alasan.
Sang teman Manggut-manggut mengerti.
" Ayo antar gue kesana..."
"Baik.Gue harap lo enggak semakin panik dan cemas kelau ngelihat anak baru itu babsk belur," kata sang teman menggoda.
Sang teman pun akhirnya menurut, Mengantar Risol ke tempat perkelahian berlangsung, Yaitu di sebuah perkebunan yang terletak di tepi jalan tol Jagorawi.
Pada saat itu di perkebunan yang terletak di tepi jalan tol, perkelahian seru antara Beno dan Rendy melawan Johan dan teman-temannya telah berlangsung. Namun sepertinya, kekhawatiran kalau-kalau Rendy akan mengalami masalah tak akan terbukti. Sebab dengan ilmu beladiri yang dimilikinya, tanpa Rendy tidak mengalami kesulitan barang sedikitpun menghadapi lawan-lawannya. Bahkan dengan mudah Rendy mampu membuat lawan-lawannya berjatuhan. Yang harus dihwatirkan justru Beno hanya menghadapi dua orang lawan, tetapi dirinya cukup kerepotan juga.
Hanya dalam beberapa gebrakan saja, Rendy telah mampu menjatuhkan semua lawannya termasuk Johan yang lebih memilih mengeroyok Rendy ketimbang menghadapi Beno.
Melihat kehebatan cara berkelahi Rendy, seketika semua anak SMA Negeri 62 yang menyaksikan dibuat terlongong bengong dengan wajah menunjukkan rasa kagum. Sungguh mereka tak menyangka, kalau Rendy yang tampaknya kalem dan bahkan dan bahkan sewaktu di kantinsenantiasa berusaha untuk menolak berkelahi, ternyata memiliki ilmu beladiri yang lumayan. Sehingga mampu mengalahkan ke delapan lawannya hanya dalam beberapa kali gebrakan saja. Sedangkan Beno yang selama ini mereka kenal berandal dan suka berkelahi, malah agak keWalahan menghadapi serangan dua orang lawannya.
Next Bab....

Book Comment (1223)

  • avatar
    EgiivrzMhmd

    baru pertama kali baca keren

    3d

      0
  • avatar
    Dedi Alfito

    bagus jg ceritanya smoga semua yg membaca bisa terhibur

    12d

      0
  • avatar
    UserMela

    bagus

    21d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters