logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

2.Rela Berkorban

Kasih sayang Rendy pada Risol begitu tulus dan besar. Sehingga saking sayangnya Rendy pada Risol, Rendy tidak akan membiarkan Risol bersedih apalagi sampai menangis. Dan jika ada anak lain yang menggoda Risol , maka Rendy tak akan membiarkannya. Begitu, juga yang terjadi saat mereka duduk di bangku kelas empat sekolah dasar.
Hari itu, saat istirahat sekolah, Rendy mendapatkan Risol sedang menangis di belakang sekolah. Dengan wajah menggambarkan keheranan, Rendy pun menghampiri gadis kecil yang sangat dicintainya dan disayanginya itu.
"Risol, kamu kenapa?" tanya Rendy dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
"Mereka menggodaku." adu Risol.
"Mereka siapa?"
"Kelvin, Jordan, dan Rudi."
"Cup... Jangan menangis lagi. Aku janji akan membalas mereka!" kata Rendy sambil terus berusaha membujuk Risol agar berhenti menangis.
Dan akhirnya, Risol pun menurut berhenti menangis. Kemudian Rendy mengajak Risol untuk jajan bersama. Dan seperti biasanya, Rendy lah yang membayar, karena memang Rendy memiliki uang saku lumayan banyak, sedangkan Risol yang keadaan ekonomi orang tuanya kuranf mampu, tak pernah berbekal uang saku.
Sepulang sekolah,Rendy dengan penuh keberanian menghadang Kelvin, Jordan dan Rudi.
"Hei kalian!" serunya
Kelvin, Jordan, dan Rudi pun menghentikan langkah mereka. Sesaat kening ketiganya mengerut dengn mata memandang ke arah Rendy
dan Risol.
"Ada apa?" tanya Kelvin.
"Aku peringatkan pada kalian bertiga, jangan lagi mengganggu Risol!" tegas Rendy dengan sikap penuh keberanian.
"Kenapa memangnya?" tanya Kelvin lagi.
"Ya, kalau kami masih mengganggu dia, kamu mau apa?" timpal Jordan.
"Kalian akan berhadapan denganku!" jawab Rendy.
Kelvin, Jordan dan Rudi tertawa ngakak mendengar perkataan Rendy. Rudi bertanya, "Hei, Rendy! Kamu masih kecil, masih kelas empat. Apa kamu sanggup melawan kami?! Tidak usah kami bertiga deh, Lawan aku saja kamu tak akan mungkin menang. Jadi, sebaiknya kamu jangan cari penyakit!"
"Aku tak mencari masalah. Kalian bertigalah yang cari masalah!" balas Rendy.
"Hm..." Kelvin menggumam. " Aku heran, kenapa sih kamu begitu ngotot membela dia?"
"Iya! Sampai kamu nekat menantang kami!" tambah Jordan.
"Jangan-jangan kamu suka sama Risol, ya?"
Timpal Rudi. Kemudian Rudi dan kedua temannya kembali tertawa penuh ejekan.
"Kalau aku memang suka sama Risol, kenapa memangnya?!" tanya Rendy dengan mata tajam memandangi ketiga anak kelas enam itu secara
Bergantian tanpa menunjukkan rasa takut barang sedikit pun.
Kelvin dan kedua temannya semakin tertawa gelak.
"Eh, Rendy. Kamu itu masih kecil, belum juga sunat, sudah pacaran..."
"Sekali lagi aku tegaskan, jangan lagi ganggu Risol, atau kalian akan berurusan denganku!"
"Jadi kamu.benar menantang kami!" tanya Jordan.
"kalau kalian masih ingin mengganggu Risol, maka aku tak akan membiarkannya!" tegas Rendy
Perkelahian pun akhirnya tak dapat dielakan, walau di keroyok oleh tiga anak yang lebih besar darinya, namun Rendy bagai tak merasa takut. Dan meski pun dia sering mendapatkan pukulan, tetapi Rendy terus maju.
Risol sendiri yang menyaksikan Rendy dikeroyok, hanya bisa berteriak-teriak ketakutan dan panik serta khawatir. Sehingga akhirnya orang-orang yang mendengar suara teriakan Risol pun berdatangan dan memisah perkelahian itu.
"Hei... Berhenti!
Kelvin dan kedua temannya pun menghentikan pengeroyokan mereka. Lalu mereka lati kalang kabut meninggalkan Rendy
dan Risol.
"Apa yang terjadi?"
"Mereka mengeroyok Rendy, om," adu Risol sembari memegangi Rendy yang wajahnya tampak agak babak belur karena terkena pukulan.
"Biarin, nanti saya adukan pada orang tua mereka," kata lelaki separuh baya itu. "Sudah, sekarang kalian pulang."
"Ya, Om..."
Risol pun membimbing Rendy melangkah meningglkan tempat perkelahian itu untuk pulang
ke rumah.
"Apa yng terjadi denganmu, Rendy?" tanya ibu Rendy begitu melihat anaknya babak belur.
"Rendy dikeroyok, Bu." jawab Risol.
"Dikeroyok siapa?"
"Oleh Kelvin dan kedua temannya, Bu," tutur Risol.
"Kenapa mereka mengeroyok Rendy?"
"Karena mereka mengganggu Risol sampai Risol menangis, Bu." jawab Risol. "Lalu Rendy mengingatkan mereka agar jangan mengganggu Risol lagi, Eh, mereka malah mengeroyok Rendy..."
"Ya sudah, sekarang duduklah. Akan ibu kompres luka memarmu."
"Biar Risol yang mengompresnya, Bu. Rendy begini kan karena membela Risol, Bu. Jadi risol lah yang harus mengobatinya..."
"Baik kalau begitu. Sebentar ibu ambilkan batu es."
Kemudian setelah ibunya Rendy menyerahkan baskom kecil berisi batu es dan handuk kecil, dengan penuh perhatian dan kasih sayang Risol pun mulai mengopres luka memar di wajah Rendy.
"Auh...!" Rendy menjerit.
"Kenapa? Sakit ya?"
Risol mengangguk.
"Aku menekannya terlalu keras, ya?"
Rendy kembali mengangguk.
Risol pun berusaha untuk tidak terlalu keras menekan luka memar Rendy. Keduanya kemudian saling pandang,
lalu keduanya sama-sama tersenyum.
"Risol..."
"Ya?"
"Kamu cantik..."
"Iih...ngomong apaan sih kamu?"
"Kamu cantik. Aku yakin, setelah besar nanti kamu pasti akan lebih cantik, bahkan mungkin akan menjadi gadis paling cantik di dunia ini," tutur Rendy.
"Kalau aku cantik, kenapa memangnya?"
"Kamu akan banyak di sukai oleh lelaki."
"Biar saja. Yang penting, aku tak akan berpaling darimu, Rendy. Sebab bagiku, hanya kamulah lelaki yang aku sayangi, karena kamu telah membuktikan padaku kalau kamu begitu baik dan begitu sayang padaku," tutur Risol.
"Benarkah?"
Risol mengangguk mengiyakan sembari balas menatap lekat ke wajah Rendy. Sehingga untuk beberapa saat keduanya saling pandang. Kemudian keduanya sama-sama tersenyum penuh arti.
Next Bab....

Book Comment (1223)

  • avatar
    EgiivrzMhmd

    baru pertama kali baca keren

    3d

      0
  • avatar
    Dedi Alfito

    bagus jg ceritanya smoga semua yg membaca bisa terhibur

    12d

      0
  • avatar
    UserMela

    bagus

    22d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters