logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 4 Pertarungan Dalam Penjara

Penjara..
Di siang hari itu panas terik matahari para tahanan harus dipaksakan bekerja mencabut rumput dan membersihkan halaman besar dalam penjara yang dipagari kawat berduri.
Semua tahanan diawasi di setiap sisi. petugas mengawasi mereka di setiap saat dan memberi pekerjaan untuk mereka. sementara di sisi lain Howard yang dikenal sebagai Iblis hanya duduk santai tidak melakukan apapun, tidak ada yang berani menyentuh pria ini. termasuk polisi yang mengawasi mereka.
Howard duduk dengan menarohkan kakinya ke atas meja, duduk bersandar dengan tangannya yang meletakan ke sandaran kursi panjang itu.
Sementara ada lima tahanan lainnya berjalan menghampiri Howard yang sedang duduk santai dan memejamkan matanya.
"Iblis? aku merasa penasaran kau sehebat apa?" tanya tahanan A.
"Mungkin saja kau hanya mengandalkan uang untuk bisa hidup lebih nyaman di sini," kata tahanan B dengan mengejek.
Howard tidak ada reaksi saat mereka berlima sedang berbicara dengannya.
"Howard, mereka semua sangat takut padamu, aku merasa dirimu tidak berbeda dengan kami. beda hanyalah kau lebih tinggi, dan tubuhmu lebar berotot serta tato jelekmu ini memenuhi kedua tanganmu," kata tahanan C.
"Aku penasaran apakah adikmu juga ada tato?" tanya tahanan D dengan mengejek.
"Ha-ha-ha-ha...," suara tertawa mereka berenam.
Tahanan lainnya yang melihat lima orang itu yang sedang mengusik Howard mereka mengeleng-gelengkan kepalanya.
"Bukankah mereka hanya cari mati."
"Mereka baru tidak lama di sini, dan ingin semua orang menuruti permintaannya."
"Mereka belum tahu siapa Howard, sebentar lagi mereka pasti mati."
"Yang jelas sebentar lagi Howard pasti bertindak."
"Kita melihat matanya saja tidak berani, apa lagi mengusiknya."
"Lihat saja nanti!"
Perbincangan diantara para tahanan yang sambil memandang ke arah lima orang itu yang sedang menganggu Howard.
"Aku merasa penasaran dan ingin melihat apakah isi dalam celananya ini juga bertato," kata tahanan E yang ingin membuka celana yang dikenakan oleh Howard.
"Ha-ha-ha-ha...buka...buka...buka...buka...buka...."suara teriakan temannya yang menyuruh tahanan E membuka celana Howard.
Saat mereka sedang mengusik Howard seorang polisi yang bertanggung jawab mengawasi semua tahanan itu datang menghampiri mereka.
"Cepat bubar! apa yang kalian lakukan di sini?"bentak polisi itu yang sambil memegang kayunya.
"Pak, kami hanya sedang bercanda," jawab tahanan A.
Tahanan E mengabaikan polisi yang datang menegurnya, ia melanjutkan aksinya dengan ingin memasukkan tangannya ke dalam celana Howard, sedangkan pria sadis itu masih sedang memejamkan matanya.
Saat tangan pria itu ingin masuk ke dalam celana tangannya ditahan oleh Howard dan tanpa menunggu lama Howard langsung mematahkan pergelangan tangan pria itu.
Krek...
"Aaarrgghh...," teriakan tahanan E yang mengejutkan semua orang di sana.
Mereka yang mendengar teriakan langsung memandang ke arah suara itu berada.
"Hei...berani sekali kau menyakiti teman kami," bentak tahanan B yang ingin melangkah maju menyerang Howard akan tetapi di tahan oleh polisi.
"Jangan sembarangan! pergi lakukan kerjamu sana!" bentak polisi itu dengan nada keras
"Biarkan aku bermain dengan mereka!" kata Howard dengan tatapan aura membunuh sehingga membuat polisi itu gemetaran dan memundur langkahnya.
"Kalian ingin bermain denganku? mari sini!" ajak Howard dengan senyumannya yang menakutkan.
"Aku akan menghajarmu!" bentak tahanan B yang menyerang Howard. saat ia menghampiri sasarannya itu ia langsung dicengkeram oleh Howard lalu dibanting ke atas meja sehingga meja itu patah dan terhempas ke atas pasir
BRAK ...
"Aaarrghh...,"jeritan tahanan B yang sedang kesakitan.
"Kurang ajar," bentak tahanan C yang maju menyerang Howard.
Howard menendang bagian tubuh tahanan C dengan kuat sehingga pria itu jatuh terlungkup di atas pasir.
Brugh...
"Aaarrghhh...."
Kemudian tahanan A dan D menyerang bersama-sama. Howard langsung mengangkat salah satu dari mereka dan menghempaskan ke kursi.
BRAK...
Suara patahan kursi karena hentakan kuat dari tubuh tahanan D.
"Aaarrghhh...."
Howard lalu menarik tangan tahanan A dan kemudian mematahkan lengannya.
Krek...
"Aaarrghhh...."
Tahanan B yang memajukan dirinya sambil menahan sakit menyerang lawannya itu.
"Hiaakk...," teriakan tahanan B yang melayangkan pukulan ke arah Howard.
Howard langsung menangkap tangan lawannya itu dan kemudian mematahkan tangannya.
Krek...
"Aaarrghhh," jeritan tahanan B yang kesakitan.
Lima pria yang mencari masalah dengan Howard hanya bisa tergeletak tidak berdaya.
Howard yang dikenal sangat sadis tentu tidak semudah itu melepaskan lima lawannya itu. ia mengambil kayu patahan dari meja yang pakunya masih melekat di ujung kayu itu.
Howard menghampiri tahanan A dengan berkata,"Ingin melawanku? kau tidak tahu siapa aku!"
Sesaat kemudian Howard langsung menancap paku yang menempel dikayu itu ke kepala tahanan A.
Srek...
"Aaarrghh...," jeritan tahanan A yang kemudian tewas dengan kepalanya mengeluarkan darah yang banyak.
"Howard, sudah hentikan!" perintah para polisi yang melangkah menghampirinya.
"Aku peringatkan kalian, jika lain kali aku melihat wajah kalian di hadapan ku lagi, akan ku patahkan leher kalian," kata Howard dengan mengancam.
Setelah sesaat kemudian Howard melangkah pergi. sementara mereka berempat harus mengalami patah tangan dan satunya meninggal dengan paku yang menancap di kepalanya.
Semua tahanan di dalam sana melihat kejadian itu menjadi ketakutan dan gemetaran dengan kekejaman seorang Howard yang satu sel penjara dengan mereka.
Beberapa hari kemudian
Tubuh Alan yang dibalut perban akibat terluka parah merasa kesal dan emosi. bagaimana tidak, bukan hanya terluka bagian tubuh bahkan pusakanya juga tersiram air panas saat ia sedang menikmati tubuh wanita selingkuhannya. sehingga bagian intinya itu harus dililit oleh perban akibat melepuh di seluruh batangan pusakanya.
"Kurang ajar...dasar jal*ng...," teriakan Alan dengan nada tinggi yang sedang duduk di ranjang.
"Tuan, jangan emosi dulu! kami sedang mencarinya. kami berharap Anda bersabar!" ucap anggotanya.
"Bersabar? kondisi ku seperti ini bagaimana aku bisa bersabar, cepat cari dia sampai dapat!" perintah Alan dengan nada kesal.
"Baik Tuan," jawab anggotanya.
"Aku sudah ingat, aku tahu tempat kerjanya. dan aku ada cara untuk dia kembali ke rumah dan siksa dia dengan perlahan," kata Alan.
"Bawa aku pergi bertemu dengannya!" perintah Alan yang turun dari ranjang.
"Tuan, Anda masih terluka, bagaimana kalau kami yang membawanya kemari? di mana tempat dia bekerja?"
"Aku ingin muncul di hadapannya dengan kondisi seperti ini, Sophia akan berlutut padaku asalkan rencanaku berhasil," kata Alan.
Atas permintaan Alan anggotanya mengunakan kursi roda untuk membawa bosnya keluar.mereka akan menuju ke perusahaan
Smith yang di mana tempat Sophia bekerja.
Setelah beberapa menit kemudian Alan tiba di depan perusahaan itu.
Sophia yang sudah jam lepas kerja melangkah keluar dari perusahaan. Alan yang melihat istrinya ia langsung berjalan dengan sambil menahan sakit menghampiri gadis itu.

Book Comment (539)

  • avatar
    SandiRay

    bagus sangat bagus

    6d

      0
  • avatar
    AinFatin nur

    good luck jln cerita yg menarik 🥰 terus berkaryaa 👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻

    28d

      0
  • avatar
    nasephia

    poo

    21/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters