logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Itu bukan mama

Itu bukan mama

candybear_


Chapter 1 Sejak itu!

*WARNING*
Hai teman-teman terimakasih karena sudah mampir ke ceritaku, ini adalah cerita pertamaku jadi mohon maaf kalau ada bahasa dan ceritanya kurang nyambung hehe :) , Nama dan tempat adalah hasil imajinasiku sendiri , Aku juga terinspirasi dari film pengabdi setan hehe. Karena baru-baru ini aku habis nonton filmnya yang kedua, Filmnya keren banget sampai sekarang masih terngiang-ngiang jadi aku berinisiatif untuk membuat cerita ini. Mohon dimaklumi yah mungkin bahasanya masih kurang dan masih berantakan. Salam kenal dan
Selamat membaca teman-teman
__
Dari dalam rumah berlantai dua itu terdengar suara orang-orang melantunkan ayat al-Quran,Dipojok ruangan terlihat Reno entah sedang memikirkan apa tatapannya kosong. Kematian sang ibu kemarin begitu mengguncang psikisnya, Seperti tidak percaya ibunya yang masih berusia 40an tiba-tiba pergi meninggalkannya tanpa sebab, Tanpa mengidap penyakit apapun.
“Ren, Jangan melamun” Adi ayah Reno menepuk pundak sang putra, “Udah ren ikhlasin mama, mama bakalan sedih kalau liat kamu begini” Reno hanya mengangguk pelan mendengar perkataan sang ayah, Sama seperti Reno. Adi juga merasa sangat terpukul dengan kepergian sang istri tapi dia tau dia harus berusaha terlihat kuat didepan anak—anaknya.
Pukul 20:45 semua orang bergegas pulang, rumah yang tadinya ramai kini menjadi sepi. Sang pemilik rumah pun bersiap-siap masuk kekamar masing-masing, Tapi berbeda dengan Reno yang masih terduduk diruang keluarga sembari memandang foto keluarga. Dengan menghela napas berat Reno mengelus gambar ibunya yang sedang tersenyum lebar didalam pigura foto.
“Ren, malam ini kamu tidur sama kakak aja” Winda yang berdiri di undakan tangga tampak kasihan melihat Reno yang sedari tadi memperhatikan foto keluarga mereka. Tanpa berkata apa-apa Reno beranjak dari sofa yang tadi didudukinya dan mengikuti sang kakak yang sudah berjalan lebih dulu untuk masuk ke kamarnya.

Malam itu tampak asing bagi Reno. Dia tidak bisa tidur sementara sang Kakak sudah terlelap, Memang Reno yang paling dekat dengan sang mama. Meski usianya sudah 17 tahun Reno masih seperti anak-anak bagi mamanya, Apalgi sang kakak yang berkuliah dikota yang berbeda.
Ketika Reno berusaha untuk menutup matanya, sayup-sayup dia mendengar suara seperti memanggil namanya
“rennn..” suara itu begitu lirih
“Reno “ Semakin jelas. Reno membuka matanya dia melihat sang kakak masih terlelap dalam tidurnya, jelas sekali bukan winda yang memanggilnya. lalu siapa? Reno mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan mencari sumber suara itu
“Reno kangen mamakan?” suara lirih itu kembali terdengar, jantung Reno berdegup semakin kencang. Dia ketakutan
“Reno mama disini nak” Reno semakin ketakutan, ini salah kenapa dia terus mendengar suara mamanya, Reno berusaha menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut sampai dia terlelap dengan rasa lelah karena ketakutan

Pagi itu tampak seluruh keluarga sedang sarapan bersama diruang makan, Hanya suara dentingan sendok yang terdengar. Semua orang terlihat fokus dengan makanan masing-masing. Sampai sang ayah bersuara
“Papa udah cari orang yang bisa bantu kita ngurus rumah, Mungkin besok dia datang”
“Pa mungkin semester kali ini aku mau ngambil cuti dulu”
“Loh kenapa win?”
“Aku Fikir untuk nemenin reno dulu pa” Jawab winda sambil memandang reno yang masih fokus dengan makanannya
“Aku ngga apa-apa kak”
“Ngga apa—apa ren, kakak mana tega ninggalin kamu sendiri dengan keadaan seperti itu”
“Yasudah win, papa fikir juga tidak apa-apa dengan keputusanmu itu” , winda mengangguk dengan perkataan ayahnya
setelah sarapan selesai ayah reno segera berangkat kekantor nya, Sedangkan winda dan reno kini duduk diruang keluarga sambil menonton televisi. Reno masih enggan untuk masuk sekolah dan papanya mengerti akan hal itu. mungkin 3hari kedepan reno akan tetap dirumah dulu
“Kak”
“Hm?”
“Kakak ngga kangen mama?”
Winda memalingkan pandangannya dari televisi untuk menatap adiknya
“Kangenlah, tapi kita harus ikhlasin mama ren. kasihan mama nanti ngga tenang disana”
“Apa mungkin mama bakalan jadi hantu?”
“Hus kamu ini ngomong sembarang” winda tidak habis Fikir dengan jalan Fikiran adiknya padahal Reno sudah 17 tahun masa masih percaya hal seperti itu. Reno masih terbayang-bayang dengan kejadian semalam dia nyakin dia tidak salah dengar tapi dia enggan mengatakan itu pada kakaknya.

Reno membaringkan tubuh di kasurnya malam ini dia memutuskan untuk tidur dikamarnya sendiri, sembari menatap langit-langit kamarnya Reno berfikir mungkin dia benar-benar harus belajar mengikhlaskan kepergian sang mama mungkin semalam itu hanya karena dia terlalu kangen mamanya jadinya dia berhalusinasi mendengar suara mama memanggilnya
“yah mungkin aku hanya salah dengar saja” Reno menyakinkan dirinya. Tiba-tiba ponselnya berdering Reno segera meraih ponselnya yang dia simpan diatas meja belajarnya, Reno terkejut melihat nama yang tertera di handponenya . nama Mama terlihat begitu jelas terpampang dilayar handponenya. dengan ragu Reno menyentuh ikon hijau “Halo” tidak terdengar suara disebrang sana
“Kak?” Sekali lagi Reno bersuara dia Fikir mungkin winda yang menggunakan handpone mamanya untuk menelfonnya
“Halo!” Masih tidak ada suara di seberang sana.
Tuttttt…
Orang di seberang sana mematikan sambung telfon secara sepihak, bersamaan dengan itu suara notifikasi pertanda ada pesan masuk dihp Reno , Reno segera membuka pesan itu, MAMA DILUAR, DINGINN REN.
“Apa-apaan sih kakak pasti ngerjain aku nih!” ketika Reno hendak membuka pintu berniat untuk kekamar kakaknya tiba-tiba Sebuah pesan kembali masuk LIAT MAMA! MAMA ADA DILUAR REN, Reno tidak percaya ini. Dengan langkah lebar Reno membuka tirai jendela kamarnya betapa terkejutnya ia ketika melihat mamanya yang tersenyum lebar dengan muka pucat pasi “Arghh” Reno berteriak keras, Dia ketakutan
“Hi hi hi” Sosok dibalik jendela tertawa melihat Reno yang jatuh terduduk karena terkejut
“RENO KANGEN MAMAKAN?” Sosok itu terus melambai-lambai pada Reno. Reno takut bukan main badannya kaku, dia tidak percaya ini ternyata mamanya benar-benar menjadi hantu. Tapi apakah benar itu benar-benar mamanya?

Book Comment (247)

  • avatar
    RosdianaDian

    bagus

    06/08

      1
  • avatar
    HudaSofwan

    bagis

    14/07

      0
  • avatar
    MaulanaRachmad

    I like this

    23/06

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters