logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

My Suspicious Roomate

My Suspicious Roomate

Raapoo


Chapter 1 Prolog

Aku melangkahkan kakiku santai, melewati lorong asrama yang banyak sekali jendela di sampingnya. Kedua tanganku sibuk, yang kanan membawa koper besar, yang kiri membawa setoples permen berwarna-warni.
Permen tersebut aku dapatkan dari seorang Dokter. Dia menyarankan padaku, jika aku sedang takut, gelisah, atau melihat sesuatu yang aneh, aku bisa menggunakan permen ini sebagai obat.
Manik hitamku jeli, menelusuri lorong gedung asrama yang akan aku tinggali ini. Gedung asrama bernuansa putih ini sedikit gelap. Padahal masih siang hari. Bukan karena listrik, atau lampu tapi karena sedang hujan badai di luar.
Aku bergidik ngeri, ketika melihat ranting-ranting pohon yang bergerak ke sana kemari menabrak jendela lorong asrama dengan kasar karena tiupan angin yang sangat besar.
"Syukurlah aku sudah sampai, jadi ti--"
"Arghhh!"
Aku berteriak kaget, karena suara petir besar yang masuk ke dalam gendang telinga. Ketika melihat cahaya terang dari jendela gedung.
Suara dengungan menyebalkan terngiang-ngiang di telingaku. Membuat kedua tanganku ini refleks menutup daun telinga tersebut.
Semua benda di asrama ini terlihat berputar. Rasa pusing mulai menyerang kepalaku. Aku sontak memejamkan mataku, meremas rambutku kencang, mencoba menghilangkan rasa pusing tersebut.
Namun nihil, semuanya tetap terasa seperti berputar meskipun aku memejamkan mata.
"Arghhh!"
Suara petir kembali muncul. Disusul dengan sebuah siluet tiba-tiba saja muncul di ujung lorong. Aku menyipitkan kedua mataku, berusaha memperjelas penglihatanku. Aku terkejut, ketika melihat seorang perempuan tua dengan baju putihnya tengah mendekat ke arahku dengan senyuman yang penuh arti.
"T-tidak!"
Aku berteriak keras, menutup kedua mataku sambil terus menarik rambut-rambutku.
Tanganku mulai bergetar, nafasku tercekat, jantungku berdegup kencang.
"Kau tidak apa?"
Bibirku bergetar, tubuhku menegang ketika mendengar suara seseorang memanggilku dari dekat. Suara itu sangat lembut, tetapi menyeramkan. Karena suara itu adalah suara khas perempuan tua.
"Apakah dia perempuan tua yang menyeramkan tadi?" batinku.
Aku bergidik ngeri, ketika membayangkan perempuan tua bersurai putih tengah jongkok di depanku dengan senyuman penuh arti miliknya.
Aku menggelengkan kepalaku cepat, menghilangkan imajinasi aneh di dalam kepalaku, lalu berusaha membuka kedua kelopak mataku, melihat ke sekitar.
"Kosong," gumamku sambil terus menengokkan kepalaku ke kanan dan ke kiri.
Suara dengungan itu kembali lagi terdengar. Aku menyipitkan mataku lagi, meremas rambut-rambutku seakan hal itu akan membantu meredakan pusing yang menyelimuti kepalaku.
"Arghhh!"
Aku rasa aku akan mati.
Hal itulah yang terpikirkan olehku, saat merasakan pandangan yang mulai kabur, serta degupan jantung yang seperti ingin meledak.
Tubuhku terasa seperti kertas yang tak memiliki keseimbangan. Aku terhuyung ke belakang, merasakan terpaan angin yang dingin menusuk tubuhku.
Gelap.
Aku tidak melihat warna apapun selain, hitam.
***
Aku mengerjapkan kedua mataku, membukanya perlahan. Cahaya putih lembut, dan dinding berwarna biru adalah hal pertama kali yang ku lihat. Aku memijit pelipisku pelan, mengedarkan pandanganku ke sekitar ruangan dengan dua tempat tidur di sisi kanan dan kiri ini.
"Apakah ini kamar asramaku? Siapa yang membawaku ke mari?" gumamku bingung.
"Kau sudah bangun?"
Aku terperanjat, saat mendengar suara laki-laki dari balik pintu kecil berwarna biru.
"Kau pasti kaget, aku yang membawamu ke sini." Dia melangkahkan kakinya maju, dengan sebuah handuk kecil yang menggantung di bahunya yang lebar.
"Ternyata itu kamar mandi. Tapi kenapa dia memakai kamar mandi di sini?" batinku bingung.
Aku mengernyitkan dahiku bingung, menatap laki-laki bersurai hitam dengan manik coklat itu penasaran.
"Siapa kau?"
Dia tertawa kecil, kemudian duduk di ranjang yang berada di sisi kiri ruangan.
"Aku adalah teman sekamarmu."
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, berusaha untuk mencerna perkataan dari pria yang memakai kaos putih polos dan celana training itu.
"Hah?"
Aku membuka mulutku lebar, membuat pria yang tengah duduk di ranjang depanku tersenyum. Aku menutup mulutku cepat, kemudian tidur membelakangi pria tersebut.
"Aku baru tahu kalau laki-laki dan perempuan boleh tidur satu kamar," gumamku dengan wajah yang ku hadapkan ke tembok.
"Ini sudah waktunya makan malam, kau tidak ingin makan malam?" tanya pria bersurai hitam itu.
Aku menghembuskan napasku kasar, kemudian duduk di ranjang lembut, berselimut biru muda.
"Aku belum tahu namamu, bisakah kita berkenalan terlebih dahulu?" tanyanya lagi sambil berjalan mendekatiku.
Aku mendongakkan kepalaku, melihat pria yang tingginya berkisar 174 cm itu tengah tersenyum kecil.
"Namaku Karin," ujarku kemudian berdiri dengan tangan kanan yang terjulur ke depan.
Dia menyambut hangat tanganku, menggoyangkan pelan tangan tersebut. "Salam kenal, namaku Ray."
Pria dengan manik coklatnya itu mundur, duduk di ranjang empuknya dengan tangan yang sibuk memperbaiki rambut-rambut yang sedikit berantakan. "Kau belum makan malam, kan?"
Aku menatapnya datar, menganggukkan kepalaku.
Dia tersenyum. Ketika merasa rambutnya sudah rapih, dia berdiri berjalan menuju pintu kamar kami. "Ayo kita makan malam. Ini sudah waktunya jam makan malam."
Aku mengerjapkan kedua kelopak mataku perlahan.
Seorang pria yang baru saja ku temui, bertingkah akrab dan sangat baik padaku.
Bingung.
Itulah yang ada di dalam pikiranku.
Namun, karena dia telah membawaku ke kamar .... tidak ada salahnya bukan?
Menerima ajakan dari pria asing yang memperkenalkan dirinya dengan sebutan nama "Ray" ini.
"Toh nampaknya ... dia tidak terlihat seperti orang jahat," batinku.
Aku tersenyum singkat seraya berdiri dari ranjang empuk yang sempat ku singgahi itu.
"Oke. Ayo makan malam bersama."

Book Comment (47)

  • avatar
    AqilMuhammad

    I so like it and its the novel

    1d

      0
  • avatar
    Dimaspryoga

    NOVEL NYA SANGAT BAGUS

    22/07

      0
  • avatar
    AdiAfriadi

    yes

    18/07

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters