logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 4 Pulang

Mobil yang di kendarai Hisyam berhenti di sebuah Apartemen kelas menengah berlabel Xtone. Setelah memarkirkan mobilnya, Pemuda manis itu melangkakan kakinya ke lobi masuk apartemen, namun baru beberapa langkah Ia kembali berhenti.
Hisyam mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru lobi. Mata elangnya memindai setiap sudut parkiran.
“Kayaknya ada yang janggal, tapi apa ya?“ Karena tidak menemukan apa-apa, Hisyam kembali melanjutkan langkahnya memasuki lobi apartemen.
Sedangkan tidak jauh dari tempat Hisyam berhenti, seseorang tersenyum penuh kemenangan. Orang tersebut mengotak-atik ponselnya dengan seringai tipis di bibirnya.
“Kena Kau.“ Orang itu menyimpan kembali ponselnya dan berlalu meninggalkan apartemen Xtone.
Disisi lain Hisyam telah sampai di unit apartemen miliknya, tampaknya pemuda 22 Tahun tersebut begitu lelah, terlihat dari wajah manisnya yang lesu. Memilih beristirahat sebentar, Pemuda itu merebahkan tubuhnya begitu saja di atas ranjang. Tidak sampai semenit iapun terlelap.
Negara I
“Apa! Si udik itu bakalan balik?“ Maysha kaget mendengar informasi yang diberikan supirnya.
“Iya, Non.Tadi saya tidak sengaja mendengar saat Nyonya berbicara di telepon” lapor Sang Supir.
“Akhh sial..“ Umpatnya kesal.
“Kenapa Non?“ Sang supir menoleh ke jok belakang,umpatan Maysha yang cukup keras membuatnya khawatir terjadi sesuatu pada Nona Mudanya itu.
“Nggak,Bapak nyetir aja yang bener, Entar Kita ketabrak lagi” Sunggut Masyha.
Awas aja kamu Syam, sudah bagus kamu di sana kenapa harus balik lagi sih. Padahal Aku sudah hidup tenang selama 4 Tahun belakangan ini karena tidak adanya benalu seperti Kamu di rumahku. Hufftt dasar Syam parasit, udik, kampungan eh tapi bagaimana wajahnya sekarang ya? Ah ngapain juga Aku mikiran wajahnya. Dasar Syam sialan .
Sang Sopir memperhatikan Nona Mudanya dari kaca spion mobil. Ia menggeleng-gelengkan kepala melihat ekspresi anak majikannya itu.
Nona..Nona, sampai kapan sih Nona bersikap dingin dan jutek pada Den Hisyam. Padahal udah gede tapi angkuhnya masih saja gede.
“Apa bapak lirik-lirik? Sana nyetir yang bener” Peringat Maysha. Sebenarnya Maysha tahu sejak tadi Supir pribadinya itu meliriknya di sertai gelengan kepala.
Tergagap Supir itu buru-muru mengalihkan wajah dan fokus ke jalanan.
Setengah jam kemudian mobil Range Rover milik Maysha memasuki pekarangan mansion. Gadis itu dengan tergesa-gesa turun dari mobil dan berjalan cepat memasuki mansionya.
“Mama…ma…Mama” Maysha menjelajahi setiap sudut di lantai bawah tapi batang hidung Sang Ibu sama sekali tidak terlihat.
Mama kemana sih?
“Ma..Mama” Maysha kembali berteriak. Terkesan kasar tapi begitulah Maysha gadis lembut yang berubah menjadi kasar karena satu sebab.
“Kenapa sih teriak-teriak May” Ibu Hanna muncul dari salah satu ruangan di lantai dua. Ia menuruni tangga mendekati Sang Anak.
“Mama meminta si Udik itu pulangkan?“ Tuduhnya tanpa basa-basi.
Ibu Hanna tersenyum mendengar pertanyaan itu. Tentulah yang meminta Hisyam untuk pulang, Hatinya sudah kadung rindu bertemu langsung dengan anak angkatnya tersebut. Apalagi ini akan menjadi pertemuan pertama mereka setelah bertahun-tahun.
“Iya, sudah lama rasanya Mama tidak melihat wajahnya secara nyata”
Pikiran Ibu Hanna menerawang masa dimana Ia melihat Hisyam secara nyata 4 Tahun lalu.
Bukannya Ibu Hanna tidak tahu apa yang menjadi penyebab Hisyam memilih kuliah di luar negeri, Wanita paruh baya itu memilih diam agar Putri semata wayangnya tidak semakin membenci Hisyam.
“Sampai sekarang, Mama selalu berharap sikapmu pada Hisyam akan berubah, lembutlah sedikit padanya, May!“ Pinta Ibu Hanna sendu. Dari dulu Maysha selalu bersikap dingin bahkan beberapa kali Ibu Hanna memergoki Putrinya menghina dan membentak Hisyam dengan kasar.
Maysha mendudukan dirinya di sofa diikuti Ibu Hanna yang duduk di sisinya. “Malas banget “Jawabnya ketus.
Gadis 21 Tahun tersebut meniup-niup poninya. Berpikir bagaimana caranya menggagalkan kepulangan pria yang di anggapnya benalu itu.
“Maysha, Jika Kamu tidak bisa bersikap lembut padanya, Oke Mama tidak akan mempermasalahkannya tapi Mama mohon biarkan dia pulang ke rumah ini, tolong jangan membuat kepulangannya menjadi sulit” Memasang tampang bahagia dan sendu secara bersamaan Ibu Hanna seperti tahu rencana Putrinya.
Mendengar ucapan Mamanya,sontak saja otak Maysha blank, Kok bisa Mama tau rencananya? Seperti cenayang saja, Pikirnya.
Niat hati ingin protes pada Mamanya tapi melihat wajah bahagia terbingkai sendu pada wanita yang melahirkanya, Luruh sudah rencana yang disusun sejak berada dalam mobil. Ia tidak ingin terlihat buruk di hadapan Mamanya saati ini.
“Oke..oke baiklah” Putus Maysha mengalah. Biarlah untuk saat ini dia diam. Begitulah pikirnya.
“Terimakasih sayang” Ibu Hanna memeluk putrinya yang di balas Maysha dengan anggukan kepala.
“Hisyam akan tiba pukul 11 Siang, Kamu jemput dia di bandara Ya!” Beritahunya setelah melerai pelukan.
Maysha terkejut ”Apa? Mama nyuruh Maysha menjemputnya?nl Nggak salah apa!” Maysha tidak percaya,, bettapa mudah kalimat sakti itu meluncur dari mulut Ibunya.
“Mama rasa telinga Kamu masih berfungsi dengan baik”.
“Ishh Mama, Maysha nggak mau!“ Tolaknya.
“Kamu harus mau, sayang” Paksa Ibu Hanna tegas.
“Nggak ah, Maysha tuh mau ngumpul siang nanti sama teman-teman Maysha, Ma! ”Kilahnya lagi. Sebisa mungkin Maysha merangkai alasan agar tugas menjemput Hisyam tidak jatuh ke tangannya.
“Teman apa demen?“ Selidik sang Mama melipat kedua tangan di dada membuat Maysha memalingkan wajah salah tingkah.
“Teman Mama...Teman” Maysha meyakinkan Ibu Hanna akan hal itu
“Ya udah kalau memang cuma teman,tapi Kamu tetap harus pergi menjemput Hisyam di bandara” Titah Ibu Hanna .
“Ma, ayolah..“ Maysha masih saja berusaha .
“Nggak ada Maysha! Kamu harus tetap jemput Hisyam atau…” Ibu Hanna menjeda.
“Iya Ma..Iya, nanti Maysha jemput” Potong Masyha cepat.
Bisa gawat dia kalau ancaman Ibunya itu terealisasi. Ia masih sayang kebebasan. Biarlah untuk sekarang dirinya mengiyakan permintaan Ibunya dulu. Toh hanya menjemput saja tidak lebih.
“Nah gitu dong” Ibu Hanna menyunggingkan senyum misterius. Bersyukur karena Maysha tidak mencium tujuan terselubung di balik permintaan itu.
*
*
*
Disinilah Maysha berada sekarang, di bandara Internasional Delux. Matanya mengedar mencari sosok yang di tunggunya sejak sejam yang lalu.
Mana sih Si udik itu, lama banget. Padahal Aku sudah menunggu lama di sini tapi batang hidungnya saja tidak kelihatan.“ Dumel Maysha berjalan mondar-mandir dengan hati gusar.
“Kalo bukan karena Mama, Aku pasti nggak akan kejebak disini.“ Maysha masih saja dongkol, matanya mencari-cari di kerumunan orang. Siapa tahu pemuda itu ada di antara mereka.Namun sayang pemuda itu tidak terlihat dimana-mana
Semakin kesal sudah pasti, gadis 21 tahun itu menggembungkan pipinya sambil berkacak pinggang. Terus terang ia sudah bosan menunggu lama di bandara.
Mending Aku pulang saja. Putus Maysha akhirnya.
Baru saja Maysha berbalik tapi…
Dugh !
“Aduhhh” ringis Maysha memegangi keningnya yang terpentok sesuatu.
Karena tidak hati-hati, tanpa sengaja Maysha menabrak sesuatu yang keras. Ia mendongak demi melihat benda apa yang di tabraknya barusan, hampir saja makian keluar dari mulut seksinya itu jika saja ia tidak segera sadar bahwa yang di tabrak bukanlah benda melainkan pria manis dengan perawakan sekitar 179 cm .
“Alamak, manis banget,Oy!“ gumam Maysha tanpa sadar. Matanya masih saja lekat memandang pemuda manis di depannya itu. Tiba-tiba segala umpatan yang berserang di kepalanya tadi melebur entah kemana.
“Terimakasih, May” Laki-laki itu berujar, membuat atensi Maysha yang sebelumnya melayang kini kembali lagi.
May?
Itu nama Aku kan,?
Siapa laki-laki ini?
Bertanya-tanya dalam hati, gadis itu menelisik pria di depannya ini dengan pandangan memindai yang kentara sedangkan yang di pindai tidak menunjukan ekspresi apapun. Setelah menyadari sesuatu, gadis itu memekik kaget.
“Hisyam! Kamu Hisyam kan? Pekik Maysha memastikan dugaannya tidak salah.
“Tentu saja, emang siapa lagi Nona?“ Pemuda yang ternyata Hisyam itu membenarkan dugaan Maysha sambil tersenyum tipis.
Jadi benar dia Si udik.
Kok dia jadi manis gitu?
Astaga dragon! Bundir banget kamu Maysha.
Pipi Maysha memerah, ingin rasanya ia menenggelamkan diri di dasar bumi sekarang juga. Entah setan apa yang merasukinya tadi sehingga begitu tidak tau dirinya memuji laki-laki yang di capnya udik itu.
“Nona Maysha!“ Hisyam melambai-lambaikan tangan di depan wajah Maysha yang terpaku.
“E_eh iya..“ gadis itu tergagap.
“Nona Maysha tidak apa-apa?“ Tanya Hisyam memindai gadis di depannya.
“Memangnya Aku kenapa?“ Ketus Maysha setelah sadar dari keterpakuannya. “Ayo kita pulang” Ajaknya berlalu dari hadapan Hisyam.
Maysha masih malu atas kejadian beberapa saat yang lalu,makanya itu ia ingin segera sampai ke rumah agar bisa menghindar dari pria manis ini.
Sedangkan Hisyam ,pria itu berjalan mengikuti Maysha dari belakang .Perkataan Maysha yang judes tidak sedikitpun membuatnya sakit hati,hal itu biasa baginya.
“Jadi Nona Maysha datang ke bandara untuk menjemput Saya?“ Hisyam bertanya memecah keheningan. Ada rasa senang di hatinya bila itu benar.
“Hmm..
“Wah makasih ya Nona ” Ucapnya berbinar.
“Hmmm..
“Saya tidak menyangka Nona akan berbaik..
“Diam bawel” Sentak Maysha kasar.
Hisyam pun mengatupkan bibirnya. “mau masuk tidak? Tanya Maysha yang sudah masuk ke dalam mobil.
“Eh_”Hisyam terkejut . Dia tidak menyadari bahwa mereka sudah sampai di depan mobil Maysha.
Pemuda itupun masuk kedalam mobil yang sama dengan Maysha. Ini kali pertama mereka bisa sedekat ini bahkan duduk berdampingan pula. Dalam hatinya, Hisyam berharap Maysha akan segera menerima kehadiran dirinya.
Perjalanan pulang kali ini terasa mencekam bagi Hisyam. Bagaimana tidak,sedikitpun tidak ada percakapan di antara mereka. Maysha masih
setia dengan kebisuannya.
Bukankah Maysha selalu begitu padanya?
Bosan?Pasti.
Ragu-ragu Hisyam memberanikan diri memandang gadis di sebelahnya.
Cantik .
Satu kata yang patut di sematkan untuk Anak kandung Ibu Angkatnya itu.
“Sekali lagi terimakasih, Nona” Ucap Hisyam tulus. Dipandanginya sekilas wajah cantik bak pahatan Dewi Yunani itu. Hisyam yakin pasti banyak laki-laki di luar sana yang menyukai Maysha.
Lalu apakah dia termasuk?
Maysha menoleh pada pria itu sekilas, tidak ada jawaban yang ke luar dari bibir putri Ibu Hanna itu.
“Dan maafkan Saya” sambungnya kemudian.
“Untuk?“ tanya Maysha singkat. Ia masih fokus menyetir.
“Semuanya. Saya sadar bahwa Saya telah menjadi penyebab banyaknya pertentangan antara Ibu dan Nona Maysha” Akunya jujur.
Bahkan Sampai detik ini, Hisyam masih berbicara dengan bahasa formal pada Maysha. Semua ia lakukan karena ia sadar bahwa keberadaanya masih abu-abu dalam keluarga Drashpati. Penerus tahta Drashpati saja setia dengan kebencian pada dirinya padahal sudah 8 Tahun berlalu.
“Jika boleh bertanya apa yang membuat Nona begitu tidak menyukai saya? Kali ini Hisyam ingin mengulik lebih jauh.
Sejak dulu ia selalu penasaran alasan yang mendasari sikap ketus dan terkesan kasar Maysha padanya. Walau gadis itu selalu bilang ia tidak menyukainya karena udik dan kampungan, tapi entah mengapa Hisyam merasa itu bukan alasan sebenarnya.
“Karena kamu udik”
“Iyakah Nona? Hanya karena itu?“ Hisyam kembali memastikan.
“Memang kamu maunya Aku menjawab apa? tanya Maysha melirik sinis pemuda itu .
“Saya….
🌺🌺🌺

Book Comment (13)

  • avatar
    Nurhaida Gultmz

    bagus

    13/04

      0
  • avatar

    good

    01/03

      0
  • avatar
    YatiRandiyati

    suka dengan ceritanya

    03/07/2023

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters