logo
logo-text

Download this book within the app

bab 6

Sore itu selfi dan indah pulang dari kerja berjalan di pinggir trotoar menunggu bus lewat, indah masih memikirkan ucapan william kemarin malam.
" Ndah, pulang nya nanti ya. Kita makan dulu, mumpung gajian nih".
" Boleh sel, mau makan apa ya ?"
" Bakso aja kali ya, enak nih habis hujan dingin-dingin makan bakso" pinta selfi.
" Bakso ? Boleh deh".
Makan bakso di tempat favorit mereka berdua, sambil makan selfi melihat wajah indah yang tak biasa, indah masih mengaduk-aduk bakso nya.
" Kapan mau di makan ? Di aduk-aduk terus".
" Sel, william semalam pas katemu aku dia bilang katanya makasih ya kata-katanya bilangin temen mu ya"
Mendegar ucapan tersebut sontak selfi kaget.
Uhuk,, uhuk,, uhuk,,
Batuk selfi yang mendengar ucapan indah semakin menjadi.
" Kenapa sel ? Minum dulu ". Pinta indah.
Telihat lega selfi ketika meminum air, selfi teringat apa yang ia bilang dengan william di waktu itu.
" Mikirin apa sih sel ?" Tanya selfi penasaran sambil menyedot minuman nya".
" Nggak apa-apa ndah hanya saja aku mungkin makannya terlalu lahap jadi tersedak deh".
" Mangkanya hati-hati kalau makan"
"Iya ndah, lagi laper sih sebabnya" selfi wajah ny terlihat panik.
" Kamu ngerti nggak apa maksud william tadi ?"
Selfi menelan air liur nya dengan susah payah, rasa khawatir takut indah marah.
" Aku nggak tahu ndah maksud nya apa".
" Bukan nya kamu terakhir ketemu sama dia, kamu bilang tunggu sini ya ndah ?"
" Ah ? "
Wajah selfi kian panik.
" Anu ??"
" Anu apa sel ?" Jawab indah sambil memandangi selfi.
" Nggak ndah, aku nggak ketemu dia, aku cuman ngelihat orang mirip bibik ku , pas ku kejar bukan".
Selfi menunggingkan bibirnya.
" Oh kirain kamu ngobrol sama william" .
"Ndah, udah mau magrib ni, kita pulang ya, nanti susah pulang nya karena bus penuh penumpang".
Hampir satu jam mereka menunggu bus tak ada yang lewat, hari makin malam saat waktu magrib sudah lewat, dilihat ditangan pukul 19.30 malam.
" Sel, kayak nya nggak ada bus yang lewat deh ?"
" Duh gimana ya, kita naik apa pulang nya ?"
" Iya sel, kasihan ibu dirumah sendirian mana ibu lagi sakit" indah terlihat sedih.
" Kita pulang minta jemput rendi aja kali ya ndah ? Pinta selfi".
" What?? Minta jemput rendi, emang dunia ini nggak ada orang lain ?"
" Tapi kita mau pulang gimana kalau nggak ada bus ndah ?"
"Pulang aja jalan kaki" jawab indah ketus.
"Jalan kaki ? Kamu pikir dekat".
" Ogah pulang di jemput rendi".
" Pokok nya kamu harus telpon rendi ndah". Jawab selfi memaksa
" No way!" Indah menarik tas nya yang akan dibuka selfi untuk mengambil handphone nya.
" Ayo dong ndah ? Nanti kita pulang bagaimana ?".
" Oke, dengan syarat kita tunggu bus kira-kira setengah jam lagi"
" Oke, tapi kalau bus belum lewat juga, kamu harus suruh rendi telpon kita".
Setelah mereka menunggu setengah jam lebih bus tak kunjung lewat.
Membuat selfi menagih janji ke indah.
Indah terpaksa menelpon rendi untuk minta di antar pulang.
Sekitar 20 menit mereka menunggu datang rendi dengan motor nya, seperti biasa tidak lengkap tanpa kacamatanya.
Rambut cepak, kacamata tebal, parfume yang menyengat membuat indah merasa geli melihat nya.
" Honey indah ku ter sayang" sapa rendi untuk indah.
" Apa ?" Jawab indah ketus
" Kau menelpon untuk minta antar pulang ? Aku siap 1x24 jam untuk mu honey ".
" Ih ngarep nggak sudi".
"Jangan gitu dong sayang, kamu malu-malu tapi malu kan". Rendi sedikit menggoda indah
" Ren, anter kita pulang ya ? Ujar selfi yang sudah kelelahan memegang lutut nya".
" Boleh selfi, nanti di bonceng tiga ya, honey di tengah kamu di belakang".
" Apa ? Dikira cabe-cabean " jawab indah dengan nada marah.
" Ya udah ndah, kamu pulang dulu aja sama rendi, ntar rendi balik lagi anter aku ? Nggak keberatan kan rendi". Selfi terlihat begitu memaksa.
" Sama sekali nggak buat honey ku tersayang".
" OGAH !" jawab indah sambil memalingkan wajah nya.
" Terus kamu mau pulang naik apa ? Dari tadi nggak ada bus, taksi yang lewat, ya udah pulang sama rendi aja ya " selfi memaksa indah.
" OGAH ! Aku jalan kaki aja nggak apa-apa".
Tiba-tiba saja indah meninggalkan mereka,berlari menyusuri trotoar, rasa hati indah jijik dengan rendi.
" Lah ! kok kabur sih honey sayang, aku kejar ya kamu". Rendi menaiki sepeda motor nya mengejar indah.
" Woi- woi, kok aku yang di tinggal " ujar selfi meneriaki rendi.
Indah yang berlari kelelahan, menyenderkan pundak nya ke sebuah pohon besar di pinggir jalan.
Tampak silau-silau cahaya lampu menyinari wajah indah.
Cahaya lampu motor rendi yang berhenti didepan indah.
" Honey yuk kita pulang ?" Rendi menariki tangan indah
" Apaan sih tarik-tarik emang kamu pikir aku penjahat apa".
" Honey ayo pulang" rendi terus menarik tangan indah.
" Lepasinn nggak ? Lepasin nggak ?".
" Nggak! " Jawab rendi
" Lepasin aku bilang, kalau nggak aku tonjok nih" .nada indah mengancam.
" Coba aja kalau bisa ?".
Satu tonjokan tepat ke hidung rendi, membuat indah sedikit geram dengan tingkah rendi yang memaksa pulang.
"Enak nggak ?" Jawab indah ketus.
Rendi memegang hidung nya, tak lama keluar darah yang mengalir, seketika rendi menangis berteriak.
Arrrrrggggghhhhh,,,,,,
Indah kaget melihat ekspresi rendi,lalu indah berlari meninggalkannya, indah pun berhenti di depan halte bus untuk beristirahat disana.
Belum ada satupun tanda bus atau taksi lewat, pukul sudah 21:00 wib, indah binggung harus bagaimana ?
Ia memikirkan ibu nya yang sakit dirumah.
Indah terus berjalan menyusuri jalan di trotoar tak terasa ia sudah jauh berjalan. Jalan yang ditelusuri indah memang yang sering ia lewati.
Di pertigaan jalan ia melihat beberapa orang keluar dari toko, nampak seperti karyawan pulang kerja.
NENI FURNITURE !
Salah satu toko furniture termewah di sekitaran jalan sini.
Indah melewati gerbang toko itu, banyak karyawan pulang shift malam.
" Oh toko furniture" indah berkata.
"Ada nggak ya orang yang bisa minta anter pulang, mungkin yang searah".
Indah melihat  mobil yang terpakir di depan toko.seperti tak asing lagi.
Indah heran melihat mobil itu terus memandangi mobil itu.
" Mau apa sama mobil ku ?"
Ucapan yang membuat indah terkejut. Pemilik mobil keluar dari toko.
" Hey, kamu si cewek aneh itu kan, kenapa ada disini ? Memandangi mobil ku lagi"
" William ? " Indah kaget ternyata mobil itu punya william, indah berbalik arah lalu berjalan keluar gerbang toko.
" Hey, aku ajak kamu ngomong, malahan pergi".
Indah sedikit malas untuk berurusan dengan william. Indah sama sekali tak memperdulikan william.
William memasuki mobil nya lalu melihat indah yang jalan kaki.
" Kenapa sendirian jalan kaki lagi, disini bahaya ". Teriak william dari dalam mobil.
" Ayo naik ke mobil nanti aku antar" ujar william.
Namun indah terus berjalan, membuat william memelankan mobil nya.
" Ayo masuk ke mobil nanti aku antar pulang, udah malam disini sepi nggak ada angkutan umum".
Lalu william turun dari mobil lalu mengejar indah.
" Hey, masuk ke mobil, nanti aku antar pulang". William memegang tangan indah.
Sontak indah menghentikan langkah nya, menoleh kearah william.
" Aku punya nama, bukan hey, cewek aneh kamu panggil aku". Ketus indah berkata.
" Ya oke indah, ayo aku antar pulang". Pinta william.
Indah kegirangan benar saja, setelah melewati rendi bertemu william tanpa di sengaja. Membuat indah akan susah tidur terbayang william.
William mengantar pulang dirinya untuk kedua kali.
" Eh wil, di depan gang aja nggak usah kedalam". Pinta indah
"Ini udah malam banget, masa anter cewek depan gang doang, aku anter sampek depan pintu". Ujar william.
William dan indah berjalan memasuki gang rumah indah, hanya bisa di lalui satu motor saja di gang sempit jalan menuju kerumah indah.
Didepan rumah indah nampak ibunya yang khawatir menunggu kepulangan indah.
" Ya ampun ndah, kamu baru pulang" ujar ibunya indah.
" Maaf bu tadi bus nggak lewat jadi aku kemaleman, untung ada william yang anter"
" Gimana bisa nggak ada bus sih ndah, ibu khawatir udah jam 10 malam kamu belum pulang-pulang".
" Bu' ini william". Ujar indah.
" William ?? kayak nggak asing lagi, oalah ini yang jaket nya di pinjemin ke kamu bukan ? Yang sering kamu ceritain ke ibu" 
Sontak indah menutup mulut ibunya, indah malu didengar william.
" Ibu apaan sih " indah berbisik dengan ibunya.
" Ceritain ?" Tanya william penasaran.
" Oh nggak wil, ibu ku ini ada ada aja"
Indah tersenyum lebar.
" Masuk dulu yo nak" pinta ibu indah kepada william.
" Nggak usah buk, udah malem, aku mau pulang aja".
" Yowes nak, hati-hati makasih udah anterin anak gadis ibu" .
" Ya sama-sama buk".
" Aku pulang ya ndah" ujar william.
William tersenyum dengan indah, lalu berjalan keluar pagar rumah indah.
Indah masuk rumah nya dengan rasa girang dan wajah yang tiba-tiba merona.
" Malam ini bisa tidur nggak ?"
" Maksud ibu apa ?"
" Nanti kebayang-bayang terus".
" Ibu bisa aja". Indah tersenyum manja.
*******
William membaringkan badan nya, malam itu ia kembali susah tidur, ia masih membayang kan pertemuan nya dengan indah, kenapa kali ini ia begitu meminta indah untuk di antar pulang oleh nya.
Beberapa kali william secara tak sengaja bertemu indah. Kali ini william benar-benar terbayang indah.
Sampai esok pagi ketika pergi ketoko.
" Selamat pagi bi" senyum william terpancar.
" Selamat pagi juga wil ? Ada apa nih ceria banget. ".
" Ngak bik, ini kan hari senin harus ceria". William sambil meminum teh nya.
" Biasanya ribut terus sama bimo".
" Mana si napi tu bik ? Biasanya udah duluan aja sarapan. "
" Dia katanya pergi kerumah gerald temen kamu itu wil, tapi bibik kurang tahu mau ngapain ?"
" Kerumah gerald ? Sejak kapan ya bik mereka akrab, aku takut aja gerald di pengaruhi oleh bimo".
" Iya ya wil . Oh ya wil, tiara apa kabar ya ? Bibi pengen banget besuk dia.
Ketika mendengar nama tiara raut wajah william berubah. Terpancar wajah sedih.
" Tiara belum ada perubahan bik, masih belum sadar".
" Semoga cepat sadar ya wil, bibik kangen sama dia, dulu dia kan yang temenin bibik kemana-mana.
" Iya bik william berharap begitu dia cepat pulih"
" Kalau kalian nggak kecelakaan mungkin kalian udah menikah ya wil".
" Doa in aja supaya dia cepat sadar bi ".
" Kamu masih ngarepin dia wil ? Atau kamu udah punya penganti ?"
William tak merespon sama sekali pertanyaan bibi neni. William menyudahi sarapan nya lalu pergi ketoko.
Jalan yang di lalui william senin pagi terlihat macet, william kebingungan harus bagaimana, ia pun memutar balik arah  melalui jalan lain.
Seketika itu dia melewati gang rumah indah, tiba-tiba muncul pemikiran william tuk mengantar indah kerja, ia turun dari mobil lalu memasuki gang itu.
Padahal baru semalam ia kesini mengantar indah, tapi kok ada perasaan untuk bertemu dia lagi.
Ketika ditengah jalan william bertemu dengan ibunya indah, ibu indah sedang belanja di warung, bersama ibu-ibu yang lain.
" Eh william ya ? " Sapa ibu nya indah.
" Iya buk , indah nya ada nggak ?" Tanya william.
" Ada sih, dirumah dia nya".
" Wah siapa ni yan ? Calon mantu ya ? Cakep bener". Celetuk salah satu ibu diwarung.
" Ini teman indah, wat," ujar ibu indah berkata.
" Hayo wil nanti ibu antar kerumah, indah nya baru bangun kayak nya".
" What baru bangun ? Dia nggak kerja apa buk ?"
" Kan dia hari senin libur wil. Jadi ya biasa malas-malasan, capek juga dia akhir-akhir ini lembur terus.
" Oh lagi libur ya".
William duduk diruang tamu , sembari ibu indah membuat kan teh untuk william indah yang keluar kamar dengan piyama dan rambut berantakan nya sontak kaget.
" Hah ? " Indah melotot kearah william yang duduk di sofa.
Indah berlari kedapur memanggil ibunya.
" Buk, aku nggak salah lihat kan , itu william kan ?".
" Iya william, dia mau nganter kamu kerja, tapi kamu kan libur, udah kamu temuin dia dulu sana".
Indah merapikan rambut nya, mengusap wajah nya dengan air. Takut ada sisa-sisa air bekas berlayar di pulau kapuk.
" Pagi wil ?" Sapa indah dengan senyuman.
"Belum mandi ? Tanya william "
" Belum! Tumben pagi-pagi kesini, perasaan baru semalem ketemu"
Pancaran wajah indah terlihat memerah.
" Iya tadi lewat gang kamu, ya aku kirain mau pergi kerja jadi sekalian aja barengan gitu".
" Aku libur wil, jadi ya bisa santai lah hari ini, kamu kok nggak kerja"
" Nanti siang juga nggak apa-apa" jawab william.
" Enak ya boss, pergi siang juga nggak apa-apa".
" Hari ini nggak kemana-mana ? Tanya william penasaran"
" Nggak wil dirumah aja, emang kenapa ?"
" Main ketoko ku yuk ? Karena hari ini lagi rame diskon jadi rame pengunjung. Ya ada acara juga sih kayak doorprize, lomba-lomba gitu".
"Boleh-boleh".
Indah terlihat semangat di ajak william ketoko nya, bergegas ia mandi dan berdandan secantik mungkin.
" Oh my god, oh my god, mimpi atau nggak sih ini ". Indah mencubit-cubit tangan nya memastikan ini nyata.
" Itu william kan, atau bukan sih ? Ngajak aku jalan beneran kan ? Indah terus memilih baju untuk pergi dengan william.
Ibu indah masuk kedalam kamar nya, tampak indah sedang berdandan.
" Cantik sekali anak ibu, mau kemana ya ? Asik kencan nih ."
" Ibu bisa aja."
" Kalau rendi aja yang datang kamu manyun, kalau william yang datang merah tu wajah mu".
" Kan beda buk, ibu bisa lihat sendiri perbedaan nya".
" Yasudah hati-hati di jalan ya wil, ndah".
" Oke buk" jawab indah.
Indah di ajak william ke toko nya, indah di lihat oleh karyawan william begitu juga bimo.
" Rame juga ya wil acara nya, ini dalam rangka apa ya ?"
" Ini tehnik marketing ndah, kemarin toko bibi ku ini turun drastis ya semoga acara dengan acara ini bisa buat naik lagi ".
Ketika mereka asik mengobrol datang bimo menyapa mereka, william terlihat merasa canggung.
"Ini siapa wil ?" Tanya bimo
"Oh hallo kak aku indah". Jawab indah sambil mengulurkan tangan nya.
"aku bimo , kakak nya william". Bimo mengulurkan tangan nya.
" Oh kakak kamu wil"
Raut wajah nya william sedikit tak suka dengan hadirnya bimo.
" Sudah lama kenal william ?"
" Baru kok kak" .
" Eh ndah kita duduk sana ya, kayak nya disana ada bazar makanan deh"
William mengalihkan pembicaraan.
" Hati-hati sama william, jangan terlalu dekat nanti kamu kecewa" ujar bimo.
William melihat bimo tanpa berkedip seperti sangat marah.
" Maksud nya apa ya wil kakak mu ngomong gitu".
Bimo meninggalkan mereka berdua, dengan sejuta tanda tanya di kepala indah. 
" Nggak usah di perduliin" ujar william.
Indah melihat william seperti terlihat kesal.indah mengajak william duduk sembari menontoni acara.
" Ada acara pak boss ? "
" Gerald ? Iya acara toko" jawab bimo.
Gerald datang melihat acara di toko bimo.
" Seru nih banyak bazar. Eh itu william kan sama siapa ? "
" Indah! " Jawab bimo.
" Indah ? Cewek resek itu".
" Kamu kenal ger ?"
" Kenal. William bilang nggak suka sama tuh cewek, sekarang apa, dia bilang aku boleh ngedeketin dia".
" William tu pengecut, pembohong, berani nya cuman dari belakang". Ujar bimo.
"Bener bim, katanya tuh perempuan buat aku, malahan dia yg nyambar".
" Mau berteman sama william ? Temen makan temen tuh". Bimo terus saja menghasut gerald.
" Aku samperin aja deh " ujar gerald.
" Silahkan " ujar bimo.
Nampak dari jauh bimo tersenyum
William berkata
"bakal ribut ni dua orang sahabat".
" Hai wil apa kabar ? " Sapa gerald
" Gerald. Tumben ke toko " ujar william
" Sama dia wil ? Kemarin kayak nggak sudi itu dekat perempuan ini. Tapi sekarang malahan jalan berdua".
" Apa-apaan sih ger, salah kalau aku berteman dengan indah".
" BASI LOH! ". gerald membentak william.
" Kenapa sih kamu ger, datang-datang marah kek gini"
" Munafik loh " ujar gerald terlihat marah.
" Aku munafik apa ger ? "
" Sok baik, lupa sama tiara ? Udah jalan sama perempuan ini".
" Apaan sih ger, bawa-bawa tiara, maksud kamu apa ?" William membentak gerald.
Melihat william bertengkar hebat dengan gerald seluruh tamu melihat, begitu juga bimo yang tersenyum, tontonan begitu menarik buat nya.
Indah tampak kebingungan dengan apa yang terjadi. Tiara ? Siap tiara ? Pikiran indah sedikit kacau.
" Wil, udah wil jangan ribut malu di lihat orang, kamu boss disini jaga wibawa" ujar indah menenangkan william.
Indah membawa william masuk kedalam ruangan nya, meski dibenak indah masih memikirkan omongan gerald.
Kini indah sadar bahwa william mungkin sudah punya pacar, tapi mengapa dia mendekati indah. Apakah cuma teman ?
Indah keluar ruangan william tanpa sepengetahuan william, indah pergi dari toko. Menyusuri jalan dan pergi naik bus.
William mencari indah tapi tak menemui nya di toko maupun di dalam acara.
" Pak william cari siapa ?" Ujar salah satu karyawan.
" Kamu lihat teman aku yg tadi datang ?"
" Oh ibu itu tadi pergi pak, tadi saya lihat naik bus".
William terdiam mendengar ucapan karyawan nya itu.
Bimo dari jauh melihat william yang tampak panik mencari indah.
****************

Book Comment (47)

  • avatar
    AuliaFebby

    seru banget bang.

    21/08

      0
  • avatar
    DamanikTanjung

    bagusss

    24/07

      0
  • avatar
    ImutAnggraeni

    seruuu

    09/07

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters