logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 2 Kehilangan Teman

Alex sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah, meskipun status ekonomi keluarganya sudah berubah namun ketampanan yang cowok itu miliki tidak berubah sedikitpun. Setelah selesai bersiap-siap Alex pamit kepada kedua orang tuanya dan meninggalkan rumahnya yang sederhana menuju sekolahnya yaitu SMA Cendrawasih.
Motor kesayangan Alex memasuki gerbang sekolahnya, tidak membutuhkan waktu lama untuk Alex memarkirkan motornya di tempat parkir sekolahnya. Sekarang Alex berada di kelasnya, kelas XII IPS 1, dia membuka bukunya. Bersiap-siap untuk kedatangan guru yang akan mengajar di kelasnya, sikap yang ditunjukan Alex membuat semua orang yang melihatnya terkejut sekaligus penasaran. Alex yang biasanya suka membolos dan mencari keributan sekarang duduk dengan tenang di bangkunya, bahkan membuka sebuah buku.
"Selamat pagi semua" Sapa Lina yang merupakan guru ekonomi di SMA Cendrawasih.
"Selamat pagi Bu" Jawab Siswa/I kelas XII IPS 1 dengan kompak.
Lina memperhatikan semua Siswa/I yang ada di kelas XII IPS 1, perhatiannya terhenti pada Alex yang duduk di pojok kanan belakang kelas itu. Apakah itu benar Alex? Tanya Rita di dalam hatinya.
"Alex" Ucap Lita dengan nada yang cukup nyaring seraya membetulkan letak kacamatanya.
"Iya Bu?" Jawab Alex seraya menatap lekat pada Lina.
Lina lalu menggelengkan kepalanya kemudian segera memulai kegiatan belajar mengajar, meninggalkan rasa penasaran yang besar di dasar pikirannya mengenai Alex yang tiba-tiba berubah.
.....
Bel istirahat telah berbunyi, seperti yang lainya Alex juga memutuskan untuk pergi ke kantin menemui teman-teman baiknya disana.
"Hai Lex, Tumben tadi pagi lo gak bolos" sapa Raihan, salah satu teman baik Alex setelah Alex duduk di sampingnya.
"Hai Han, lagi males aja" Ucap Alex seraya tertawa, tidak ingin memberitahukan alasannya yang sebenarnya.
"Lucu lo, yang males itu harusnya belajar bukan bolos" Raihan menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak mengerti dengan jalan pikiran Alex, yang mana hanya ditanggapi dengan kekehan oleh Alex.
"Lo gak pesen makan?" Tanya Raihan lagi seraya meminum jus yang sudah dipesannya sebelumnya.
"Nggak" Jawab Alex singkat.
"Mana mampu dia beli makanan di kantin ini" Rudi juga merupakan salah satu teman Alex, mendengar ucapan Rudi membuat teman-teman Alex yang tadi sibuk menikmati makanan dan minumannya mendadak menatapnya dengan lekat.
"Maksud lo ngomong kayak gitu sama Alex apa Rud?" Tanya James yang juga merupakan teman Alex dan dikenal sebagai orang paling vokal di antara mereka.
"Lo semua gak tau? Kalo keluarga Alex bangkrut bahkan rumahnya aja udah dijual" Rudi mengatakan itu dengan nada yang cukup keras sehingga semua Siswa/I yang ada di kantin itu dapat mendengar apa yang dikatakan oleh Rudi.
Beberapa Siswa/I yang mendengar itu terkejut dan merasa iba pada Alex dan beberapa lagi seakan menertawai keadaan Alex. Bukankah semua manusia selalu menunjukkan respon berbeda terhadap suatu kondisi serta keadaan dan itulah yang dirasakan oleh Alex sekarang.
"Serius Lex?" Tanya Tomo dengan mulut yang penuh dengan makanan sehingga terdengar tidak jelas namun masih bisa dimengerti.
Alex hanya menganggukan kepalanya, entah mengapa dia merasa lidahnya kelu sekarang.
"Kalian masih mau temenan sama dia?" Tanya Rudi disertai dengan senyum merendahkan kepada Alex.
"Emang kenapa sih kalo keluarga Alex bangkrut, kayaknya pertemanan kita gak akan ngaruh sama hal kayak gitu. Jangan kayak bocah deh" Ucap Raihan yang tidak setuju dengan pertanyaan dengan yang dilontarkan oleh Rudi.
"Bocoh? Lo kali yang bocah" Rudi melayangkan pandangannya ke arah Raihan, tidak suka dengan perkataan yang dilontarkan oleh Raihan.
Raihan menghembuskan nafasnya perlahan, malas menanggapi ucapan Rudi. Percuma saja mendebat Rudi, selain tidak mau kalah Rudi adalah orang yang selalu merasa dirinya benar.
Melihat Raihan yang hanya diam dan tidak menanggapi ucapannya membuat Rudi kembali berucap, “Lagian Alex gak bisa main lagi sama kita”
"Kok Alex gak bisa main sama kita lagi?" Tomo yang sedari tadi sibuk dengan makanan dan minumannya akhirnya mengeluarkan suaranya karena merasa bingung dengan apa yang sedari tadi Rudi ucapkan.
"Lo gimana sih? Masa kayak gitu aja gak ngerti. Alex gak mungkin main lagi sama kita. Lo tau sendiri kan Alex gak punya duit" Rudi mengucapkan itu dengan nada ketus, membuat Alex mengepalkan tangannya namun berusaha untuk menahan amarahnya, dia tidak ingin membuat masalah.
James menganggukkan kepalanya tanda menyetujui apa yang dikatakan oleh Rudi, "Gue setuju sama apa yang dibilang Rudi, Lo gimana Tom?"
Tomi menatap Alex lekat, kemudian menghembuskan nafasnya perlahan. "Gue gak setuju" Ucap Tomo akhirnya dan kemudian lanjut menyantap makanannya.
Tomo mengingat saat itu, saat dimana Tomo seringkali mendapat gunjingan di kelas VIII, semua orang yang yang mau berteman dengannya adalah orang yang ingin memanfaatkan kondisi ekonominya saja. Mereka berteman dengannya untuk tujuan tertentu bukan dengan niat yang tulus. Alex datang saat itu, datang sebagai teman barunya. Meski seringkali membuat masalah seperti membolos dan berkelahi Alex adalah orang yang tulus, jika diteliti dengan baik Alex adalah orang yang baik. Sayangnya sikap baiknya tertutupi oleh sifat berandalannya itu.
"Terserah lo berdua. Gue sama James udah mutusin gak mau temenan lagi sama dia, lo gak takut apa nanti dia manfaatin lo berdua, maintain duit lo berdua" Rudi dan James meninggalkan Alex, Raihan, dan Tomo.
Alex hanya menanggapi kepergian Rudi dan James dengan hembusan nafas, meskipun terdapat rasa kecewa besar yang dia rasakan, dia tidak punya pilihan lain selain menerima keputusan yang telah mereka buat.
"Lo berdua kenapa gak ikut Rudi sama James?" Tanya Alex dengan kekehan kecil, dalam hati kecilnya Alex sangat bersyukur bahwa kedua temanya ini masih mau berteman dengannya meskipun keadaanya sudah sangat jauh berbeda sekarang.
"Lo mau nyuruh kita ikut?" Tanya Raihan balik disertai kekehan seperti yang dilakukan oleh Alex.
Alex hanya mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban dan Raihan sudah mendapat jawaban dari itu.
"Lo berdua gak takut gue manfaatin? Mintain duit atau pinjam duit gitu?" Tanya Alex dengan nada yang dibuat serius.
"Lo manfaatin juga masalah sih, duit orang tua gue banyak jadi gak akan habis" Ucap Tomo sombong namun diakhiri dengan tawa, dimana Alex dan raihan juga ikut tertawa dibuatnya.

Book Comment (130)

  • avatar
    RhagibIskandar

    keren ceritanya

    2d

      0
  • avatar
    PebraRonal

    4.000.000

    5d

      0
  • avatar
    Yunitafr

    500

    18d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters