logo
logo-text

Download this book within the app

Five

Sesampainya di Kota Dai Yang, Li Yu membawa Ibu Song dan Xiao Chen kecil ke kediamannya yang terletak di tengah kota. Rupanya Li Yu merupakan seorang pendekar yang sangat dihormati dan disegani oleh masyarakat sekitar.
Akhirnya sampailah rombongan di depan kediaman Li Yu. Sebuah pintu gerbang besar dan lebar serta berhiaskan Naga terbang menyambut kedatangan rombongan. Kemudian Li Yu turun dari kudanya dan mengetuk pintu gerbang tersebut.
Tidak lama kemudian beberapa orang pria muda membukakan pintu dan keluar untuk menyambut Li Yu. Dari kejauhan tampaknya Li Yu sedang memerintahkan mereka untuk membantu Xiao Chen kecil dan Ibu Song membawa barang bawaan mereka.
Kemudian para pemuda tersebut datang menghampiri Ibu Song dan Xiao Chen, mereka memperkenalkan diri lalu membantu menurunkan serta mengangkat barang – barang bawaan milik Xiao Chen dan Ibu Song.
Xiao Chen kecil dan Ibu Song turun dari kereta kuda dan berjalan mengikuti para pemuda tersebut ke dalam kediaman Li Yu.
Mata Xiao Chen kecil dan Ibu Song dibuat takjub dengan penampakan kediaman Li Yu. Mulai dari pintu gerbang masuk, sisi kiri dan kanan kediaman Li Yu dihiasi oleh bunga – bunga sakura yang bermekaran dengan sangat indah. Bunga – bunga sakura tersebut ditanam sepanjang jalan masuk menuju ke teras kediaman utama.
Lalu di sisi kiri dan kanan dari kediaman utama terdapat sebuah kolam ikan hias yang berwarna – warni. Mata Xiao Chen terbelalak, ia menutup mulutnya tampak takjub dengan semua pemandangan tersebut.
Xiao Chen kecil mulai menari – nari mengitari pohon sakura sambil bernyanyi. Suaranya sangat indah dan merdu membuat semua orang yang mendengarnya sangat takjub. Rupanya hal ini diketahui oleh Li Yu, dia memandang ke arah Xiao Chen dan ikut tertawa melihat segala tingkah lucu Xiao Chen kecil.
Saat tengah asik menari dan menyanyi, tiba – tiba Xiao Chen mendengar suara Ibu Song memanggilnya dari kejauhan. Lantas Xiao Chen kecil langsung berlari menghampiri Ibu Song.
Mereka berjalan ke kediaman para murid. Rupanya Li Yu menempatkan Xiao Chen kecil dan Ibu Song di kediaman para murid, bukan di kediaman para pelayan. Li Yu mengatakan kepada semua penghuni di kediamannya jika Xiao Chen kecil dan Ibu Song adalah kerabat jauh dari Li Yu.
Rupanya Li Yu sangat menghormati Ibu Song dan Xiao Chen kecil. Itu terbukti dengan diberikannya sebuah kamar tidur yang luas dan indah kepada Ibu Song dan Xiao Chen.
Di dalam kamar tidur, Ibu Song duduk di tempat tidurnya lalu memanggil Xiao Chen kecil untuk datang mendekat kepadanya kemudian Ibu Song memeluk Xiao Chen dengan erat sambil meneteskan air mata.
“Xiao Chen, bersediakah kau jika kuangkat menjadi anak perempuanku? Aku sebatang kara dan tidak mempunyai sanak saudara.” Xiao Chen memeluk erat Ibu Song, air matanya jatuh dari pelupuk matanya. Hati Xiao Chen kecil tersentuh dengan segala kebaikan dari Ibu Song.
“Iya Ibu Song, aku bersedia menjadi anakmu. Mulai saat ini aku akan memanggilmu dengan sebutan Ibu.” Xiao Chen kecil dan Ibu Song berpelukan. Rupanya peristiwa ini disaksikan oleh Li Yu yang sedari tadi berdiri di ambang pintu.
“Ibu Song dan Xiao Chen, mari kita makan. Mulai hari ini kalian makan di meja makan yang sama denganku.” Ibu Song dan Xiao Chen tampak terkejut, mereka hanyalah pelayan di rumah Li Yu.
“Tapi Tuan Li Yu, kami hanyalah pelayan. Bagaimana mungkin kami makan di meja yang sama dengan tuan?” Li Yu berjalan menghampiri Ibu Song dan mengatakan padanya jika mereka adalah kerabat jauh Li Yu.
Li Yu meminta kepada Ibu Song dan Xiao Chen kecil untuk menganggap Li Yu sebagai kerabatnya juga, sebab Li Yu pun hanya sebatang kara di dunia ini.
Ibu Song dan Xiao Chen saling berpandang – pandangan lalu menganggukkan kepala tanda mereka setuju dengan permintaan Li Yu. Hari itu hati Li Yu sangat bahagia.
Xiao Chen kecil dan Ibu Song berjalan mengikuti Li Yu ke ruang makan di kediaman utama kediaman Li Yu. Dari kediaman para murid menuju ke kediaman utama cukup jauh dan memakan waktu sekitar sepuluh menit dengan berjalan kaki.
Kediaman Li Yu memang sangat besar dan luas. Segala sesuatu di dalam kediaman Li Yu ditata dan dirancang dengan begitu indah dan penuh perhitungan.
Bahkan semua interior di dalam kediaman Li Yu mengisyaratkan jika sang pemilik kediaman merupakan seseorang yang memiliki pengetahuan tinggi akan seni dan budaya China.
‘Sepertinya Paman Li Yu berasal dari keluarga kaya, mungkin saja di dalam darahnya mengalir darah bangsawan,’ batin Xiao Chen kecil.
Ibu Song menggandeng tangan kecil Xiao Chen dengan erat. Pandangan Xiao Chen tidak henti – hentinya terarah ke semua sudut di kediaman utama. Dia begitu terpana dan terpesona dengan semua keindahan di dalam kediaman utama.
Lukisan, kaligrafi, patung yang menghiasi ruang tamu dan ruang keluarga kediaman utama terlihat begitu berkelas dan bernilai seni tinggi. Pada dasarnya Li Yu memang seorang sastrawan dan pendekar yang sangat santun dan juga berpengetahuan luas. Sayanganya Li Yu dikenal sangat misterius dan tertutup dengan kehidupan pribadinya.
Sesampainya di ruang makan, Li Yu mempersilahkan Ibu Song dan Xiao Chen duduk. Mata indah Xiao Chen terbelalak melihat begitu banyaknya makanan yang terhidang di atas meja makan.
Bau harum dari makanan – makanan tersebut sungguh menggoda perut gadis kecil berparas cantik nan menawan tersebut. Rupanya hal ini disadari oleh Li Yu, dia tertawa terkekeh melihat Xiao Chen kecil yang tidak melepaskan pandangannya dari makanan yang terhidang di atas meja makan.
“Mari kita makan. Silahkan ambillah apapun yang kalian suka. Jangan sungkan.” Xiao Chen kecil langsung memegang sumpitnya dan mengarahkan sumpit tersebut ke sebuah piring besar berisi ayam bakar. Li Yu yang sedari tadi memperhatikan tingkah laku Xiao Chen tidak henti – hentinya terkekeh.
Ibu Song hanya ikut tertawa kecil menyaksikan kejadian demi kejadian di depan matanya. Hatinya masih tidak percaya akan nasib baik yang membawanya hingga sampai di kediaman Li Yu. Kini Ibu Song bertekad akan mengabdi kepada Tuan Li Yu sampai akhir hayatnya, serta menjaga dan membesarkan Xiao Chen dengan penuh kasih sayang.
Setelah makan malam selesai. Ibu Song dan Xiao Chen kecil berpamitan kepada Li Yu. “Paman Li Yu, terima kasih untuk jamuan makan malamnya. Perutku kenyang sekali. Sekarang aku dan ibuku akan kembali ke kamar kami untuk berisitrahat. Sampai jumpa besok pagi paman.”
Li Yu memandangi punggung Ibu Song dan Xiao Chen kecil yang berlalu pergi berjalan menjauh dari tempatnya berdiri. Untuk sesaat hatinya dipenuhi oleh kegembiraan, namun sekarang hatinya mulai dilanda rasa kesepian, seorang diri menempati kediaman utama yang begitu besar dan megah.
Namun Li Yu merasa beruntung dapat bertemu dengan Ibu Song dan gadis kecil bermata indah tersebut, sehingga kediamannya kini tidak akan terlalu sepi.
Malam itu, entah kenapa Xiao Chen kecil tidak dapat memejamkan mata, hatinya gelisah dan tubuhnya terasa tidak nyaman. Pikirannya melayang kemana – mana seakan tidak mengijinkan sang pemilik tubuh untuk beristirahat.
Akhirnya Xiao Chen memutuskan untuk berjalan – jalan di luar kamar. Dia lalu turun dari tempat tidurnya, berjalan perlahan menuju pintu keluar.
Setelah sampai di teras kediaman para murid, samar – samar Xiao Chen melihat Li Yu berjalan ke arah hutan di belakang kediaman utama. Rasa penasaran memenuhi benaknya. Xiao Chen sudah tidak dapat menahan rasa ingin tahunya yang terlampau besar.
Kini Xiao Chen telah memutuskan untuk mengikuti Li Yu dan mencari tahu apakah yang tersembunyi di dalam hutan?

Book Comment (71)

  • avatar
    RidwanDeden

    good novel

    09/08

      0
  • avatar
    TonoIvan

    Ok 👍

    18/06

      0
  • avatar
    SafitriPresilia

    goodd

    06/02/2023

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters