logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

chapter 6

Hari ini ayah zea harus pergi ke jogja selama 5 hari karena ada studi banding disana dan bunda ikut untuk menemani ayah dan membantu menyiapkan apapun yang dibutuhkan ayah saat disana. Karena zea takut dirumah sendirian, evan harus nginep dirumah zea beberapa hari untuk memastikan sepupunya itu baik-baik saja.
"Tiiiiiiin......tiiiin" suara klaksom mobil evan dari halaman rumah zea
"Ze udah siap?" Tanya evan saat melihat zea keluar dari rumahnya menuju ke arah evan.
"Siap" ucap zea sembari memperlihatkan penampilannya. Zea mengenakan dres berwarna gradasi pink dan baby pink dengan rambut dtata serapi mungkin untuk menghadiri acara pentas seni disekolah mereka.
"Yuk" ucap evan mempersilahkan ze memamuski mobil sedan merahnya.
"Dafa gak dateng?" Tanya evan ke zea karena seharusnya zea berangkat bareng dafa
"Dateng tapi sengaja gak bareng" ucap zea dengan tersenyum
"Lhah why?"
"Ya karena agar orang-orang gatau aja kalo kita lagi deket"
"Terus kalian mau seolah-olah orang yang gak saling kenal?"
"Iya, karena disana pasti banyak orang dan dafa minta kedekatan ini gak banyak yang tau"
evan mengeryitkan dahinya mendengarkan pernyataan zea.
Hari ini zea memilih bersama evan karena kesepakatan dafa dan zea yang tak ingin terlalu mempublis kedekatan mereka. Karena mereka hanya dekat dan tak memiliki hubungan spesial zea tak ingin jika teman-temannya tau. Dafa hadir dengan adik perempuannya yang 2 tahun lebih muda dari zea.
sesampainya ditempat acara zea selalu menjadi pusat perhatian banyak orang karena penampilannya yang begitu anggun dan elegan.
"pake sragam aja cantik apa lagi dandan seperti ini" ucap salah satu teman laki-lakinya pelan.
tak beda dengan venina yang hari ini tampil lebih veminim. venina lebih menunjukkan penampilan ini untuk dafa. karena semenjak dafa pindah kesekolah mereka venina berubah menjadi wanita yang lebih lembut. meskipun seluruh temannya tau bahwa itu pura-pura.
"hai ze" sapa venina ke zea yang kala itu bergandengan dengan dafa, " ga ada temen cowo ya sampe-sampe gandengan sama sepupu?" lanjutnya.
zea hanya membalasnya dengan tersenyum, karena bagi zea percuma meladeni celotehan itu. tanpa disadari dafa dan adiknya memperhatikan mereka dari depan meja tempat tersajinya prasmanan yang tidak jauh dari tempat zea dan evan berdiri.
"Cantik sekali calon kaka iparku" ucap sita dan memeluk zea
"Kamu juga cantik sekali ta" zea tersenyum lembut dan membalas pelukan sita
Dafa dan evan beejabat tangan seolah laki-laki dewasa sedang bertemu.
"ze gue sama dafa kesana dulu" ucap evan menunjuk arah teman-temannya berkumpul.
Zea dan sita memilih berkumpul dengan livi, lia dan ayu.
"Ta ambil makan aja ya kalau kamu mau" ucap zea sembari memberikan segelas sirup leci untuk sita.
"Kak, kenapa gak ikut tampil?" Tanya sita merasa bahwa zea pantas ikut serta dalam acara pentas seni
"Ya karena gue gapunya keahlian" ucap zea dengan senyum manisnya.
Sita hanya mengangguk pelan mengiyakan dengan sedikit tidak percaya bahwa cewek se cantik dan se cerdas.
"kak ze sita kesana dulu ya" ucap sita bermaksut menyusul lia livi dan ayu. ze mangnggukkan kepala mengiyakan permintaan calon adiknya itu.
Zea sedikit tidak suka dengan keramaian, yang menjadikan zea hanya duduk di bangku jauh dari panggung pentas seni. Lia, livi dan ayu memilih berada di depan panggung karena memang kesukaan mereka dengan acara seperti ini, sita juga ikut serta dengan mereka.
"Ze..." suara dafa memanggil wanita yang malam ini sangat cantik dipandangan matanya
Zea menoleh keraha suara dengan tersenyum menyadari bahwa suara itu adalah dafa "iya" jawab zea kemudian, disusul dengan langkah dafa yang semakin mendekat ke arah zea.
"Gue duduk sini ya ze" tanya dafa ke zea
Zea mempersilahkan duduk dengan menganggukakn kepalanya
"Kenapa gak gabung?" Tanya dafa membuka perbincangan
"Gasuka aja" zea menjawab pertanyaan itu dengan sedikit tersenyum dan dafa hanya menjawab dengan anggukan pelan.
Tak banyak perbincangan antara zea dan dafa di malam pentas seni, karena sudah menjadi kesepakatan mereka untuk tak saling kenal.
"Ze balik yuk" ajak evan karena merasa sudah terlalu larut malam.
Ze mengiyakan ajakan evan karena memang sudah terlalu larut malam untuk masih diluar rumah, apalagi orang tua zea sedang tidak dirumah.
"Daf gue balik dulu salam buat sita" zea melambaikan tangan kearaha dafa pertanda pamit pulang dafa hanya menggangguk dan memberikan sedikit senyum untuk zea.
"eits mau pulang" potong venina tiba-tiba
"iya, kenapa? jawab evan dengan sewot
"yaudah hati-hati dijalan ya kalian" ucap venina dengan nada lembut karena dihadapannya sekarang sedang ada dafa.
zea dan evan melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan venina karena mereka tau semua dari venina hanya pura-pura.
"lo apaan si ven?" tanya dafa ketus
"cuma bilang hati-hati fa"
"enggak itu maksut gue, maksut gue ngapain lo gandeng gue gini?" ucap dafa menepis tangan venenia dari lengannya.
venina hanya kikuk terdiam dan kesal, "gila dia nolak gue cuma karena cewe sok pinter itu" gumam venina dilanjut dengan langkahnya meinggalkan dafa.
Sesampainya dirumah zea dan evan melanjutkan agenda dengan mononton tv karena kopi membuat mereka tak terlalu mengantuk malam ini.
"Ze ada cemilan nggak?" Tanya evan dengan memegangi perutnya
"Lo laper?"
"Lumayan"
Zea beranjak ke dapur bergegas menyiapkan makanan untuk dafa "gue buatin telor dadar buat lo"
Evan hanya mengangguk mengiyakan maksut zea.
"Van makanan udah siap" triak zea dari dapur rumahnya.
Evan sedikit berlari kearah zea karena memang sudah terlalu lapar.
"Gue tidur dulu" ucap zea sembari meninggalkan dapur menuju kamarnya.
Evan memiliki kamar tidur sendiri dirumah zea, karena evan lumayan sering nginep dirumah zea selagi orang tua zea tidak dirumah ataupun waktu mereka dirumah.
Pagi ini zea menyiapkan sarapan untuk dirinya dan evan sebelum mereka berangkat kesekolah. Karena dirumah zea tidak ada pembantu jadi apa-apa harus mereka sendiri yang melakukan.
"Van gue berangkat bareng lo, tapi pulang bareng dafa" ucap zea disela-sela makan
Evan mengangguk pertanda setuju tanpa bertanya apapun lagi setelahnya.
Setelah selesai sarapn mereka bergegas berangkat kesekolah yang tandanya zea akan bertemu lagi dengan dafa.
"Zea" panggil dafa dari arah kelasnya.
Kelas dafa berada persisi disamping kelas zea dan satu kelas dengan dina kaka kelas tercantik zea yang membuat zea serasa tak percaya diri karena pastinya dina lebih dekat dengan dafa.
Zea menengok ke arah dafa dan memberikan senyum yang semanis mungkin untuk lelaki idamananya itu
"Kantin yuk" ucap dafa sembari menggandeng tangan zea dengan tangan kirinya
Zea hanya mengikuti langkah dafa dengan sedikit tak percaya bahwa dafa kini menggandeng tangannya yang jelas-jelas disaksikan seluruh penghuni sekohnya.
"Daf lo gila? Bukannya lo sendiri yang minta buat kita diem-diem" ucap zea setelah nereka sampai dikantin sekolah
"Lo percaya gue kan?"
"Iya gue percaya tapi kita gak ada hubungan apa-apa daf kalo gini bisa nimbulin gosip seluruh sekolah"
"Bakal ada hubungan kok, gue janji" dafa menjawab zea dengan senyuman yang begitu yakin
Zea hanya menganggukkan kepalanya dan membalas senyum dafa. Kali ini zea benar-benar percaya dafa.

Book Comment (26)

  • avatar
    UlfianiNabila

    keren

    15d

      0
  • avatar
    kadekerri

    keren abiss cerita nyaa

    13/08

      0
  • avatar
    NurohmanWahyu

    cerita nya bagus keren aku dapet tip ga

    05/07

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters