logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 7 Malaikat Pelindung Yuri

Sementara itu Choi Dal Soo berjalan ke tempat ia memarkirkan mobilnya dengan tertatih karena kakinya yang terbentur meja masih terasa sakit. Sepanjang jalan ia masih terus menggumam kesal. “Awas saja, aku akan benar-benar membuat…,” keluh kesahnya terhenti ketika seseorang tiba-tiba muncul dari kegelapan memukul wajahnya sampai ia jatuh terhuyung. Dal Soo tidak dapat melihat dengan jelas wajah orang itu karena tempat parkir yang lumayan gelap ditambah orang itu menggunakan hoodie hitam dan masker yang menutupi hampir seluruh wajahnya kecuali matanya.
“Siapa kau? berani-beraninya memukulku!” teriaknya sambil mencoba untuk bangun dan memukul balik orang itu namun langsung dihindari dengan mulus dan Dal Soo malah kembali terjatuh karena orang itu menjegal kakinya.
“Ah… sial! Siapa kau? Apa maumu?” teriaknya lagi sambil menahan rasa sakitnya. Teriakannya diabaikan oleh orang itu dan malah dibalas oleh pukulan lagi yang lagi-lagi diwajahnya.
“Nah, wajah seperti ini baru cocok untukmu…” ucap pria itu yang hanya membuat Dal Soo semakin heran dan tidak terima. Dal Soo mencoba berdiri lagi, tapi belum sempat ia berdiri satu pukulan melayang lagi ke wajahnya.
“Kumohon hentikan! katakan apa maumu?” ucapnya sambil mencoba menutupi wajah dengan tangannya takut jika pria itu akan memukul dirinya lagi.
“Menghancurkan wajahmu. Hanya itu mauku.” jawab pria itu. Ia membuka handphonenya dan menunjukkan video saat Dal Soo mulai berdebat dengan Yuri tadi. “Jika sampai video ini tersebar atau kukirimkan kepada Mina, menurutmu siapa yang akan terlihat brengsek disini?”
“Ka-kau, kau dan wanita itu pasti sengaja menipu ku kan? kalian pasti bekerja sama untuk membuatku kesal, lalu merekamnya, dan menggunakannya untuk memerasku!” tuduh Dal Soo.
“Aku tidak akan memerasmu! Yang aku mau hanyalah menghancurkan wajahmu dan memastikan kau akan meminta maaf pada Yuri!”
“Ha-hanya itu?” tanya Dal Soo tidak percaya seseorang mengambil video seperti itu tapi tidak menggunakannya untuk memerasanya sedikitpun.
“Lakukan dengan setulus mungkin atau akan kupastikan Mina dan kakakmu menerima video ini!”
“Ba-baiklah… tapi hapus video itu.”
“Kau pikir aku bodoh! kau bisa saja mengingkari janjimu atau bahkan melaporkan aku. Aku tidak akan pernah menghapus video ini… tenang saja selama kau menepati janjimu dan tidak macam-macam lagi, video ini tidak akan tersebar.”
“Darimana aku tahu kau tidak berbohong!?”
“Kau tidak punya pilihan selain percaya saja padaku!!” ancamnya sambil menekan tombol share to Instagram. Hanya satu langkah lagi untuk video itu terupload ke sosial media. Choi Dal Soo mulai ketakutan.
“Ba-baiklah… Aku akan melakukannya!” ucapnya akhirnya menyerah.
Ia langsung berjalan kembali ke restaurant. Sesekali ia menengok dan mendapati pria itu masih mengawasinya dan menyadari pria itu memang akan terus mengawasinya samapi ia menyelesaikan janjinya. Saat ia masuk kembali ke dalam restaurant, Daniel dan Yuri sedang berada di kasir membayar makanan. Daniel tampak sedang sibuk mengelurkan kartunya untuk membayar, sedangkan Yuri berdiri di belakang Daniel. Saat Yuri menyadari kedatangan Dal Soo, Yuri langsung merangkul Daniel layaknya sepasang kekasih sungguhan. Daniel yang bingung sekaligus terkejut langsung menoleh. “Pria itu kembali….” bisik Yuri. Daniel langsung fokus kembali dengan proses pembayarannya dan membiarkan Yuri terus merangkulnya.
“Ma-maaf… Aku…,” Dipenuhi rasa takut dan kesal Dal Soo kesulitan mengutarakan niatnya.
“Kau mau apa?” tanya Daniel acuh.
“Aku ingin minta maaf!” teriak Dal Soo tiba-tiba dengan sangat cepat sampai semua orang disana menolehnya dengan keheranan termasuk Yuri dan Daniel. “Maafkan sikapku tadi. Aku sudah bersikap semena-mena padamu. Sekali lagi, tolong maafkan aku.” ucapnya terburu-buru sambil terus menunduk tidak sanggup menatap Yuri dan Daniel secara langsung. Yuri menyadari wajah Dal Soo yang babak belur seperti habis dipukuli seseorang dan mulai berpikir apakah wajah babak belur itu ada hubungannya dengan dia yang tiba-tiba minta maaf. Tapi ia tidak bisa menemukan alasan untuk seseorang tiba-tiba babak belur karena dirinya sampai memohon maaf seperti itu. Bagaimana pun ia berpikir, rasanya tidak akan ada orang yang mau memukuli orang lain untuknya.
“Ada apa dengan wajahmu?” tanya Yuri akhirnya.
“Ti-tidak apa-apa. Tadi aku terjatuh, wajahku terkena aspal jalanan. Sepertinya aku terkena karma hahahahaha….” jawab pria itu yang bahkan berpura-pura tertawa.
“Baguslah kau langsung terkena karma.” ucap Daniel.
“Benar… karena itu kumohon maafkan aku….”
Yuri terus memikirkan wajahnya yang babak belur itu. Meskipun ia tidak puas dengan jawaban Dal Soo yang jelas-jelas berbohong tapi ia memutuskan untuk mengabaikannya. Toh, ia yang diuntungkan. “Baiklah. Kumaafkan. Bagaimana pun kau adik dari seseorang yang kukenal. Tapi jangan pernah muncul di hadapanku lagi.” jawabnya akhirnya.
“Sungguh? Terima kasih banyak… aku tidak akan muncul lagi di hadapanmu. Aku berjanji! Terima kasih….” ucapnya yang langsung pamit pergi. Kali ini ia bukan pergi dengan marah tapi dengan gugup sampai ia hampir menabrak kaca.
“Dia tidak benar-benar terjatuh bukan?” tanya Yuri setelah orang itu pergi untuk memastikan bukan hanya dia yang berpikir pria itu berbohong.
“Well, sepertinya kau punya malaikat pelindung.” jawab Daniel.
“Aku? siapa juga yang mau menjadi malaikat pelindungku….”
“Entahlah… kau yang lebih tau. Aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa besok pagi….”

Book Comment (193)

  • avatar
    SofwanudinDani

    ini Bagus

    12d

      0
  • avatar
    ManurungCantika

    saya sangat menyukai cerita ini..................................................................... semoga ad cerita yg lebih bagus lagi

    20/08

      0
  • avatar
    silvianiDesti

    Lanjut ga 😭

    12/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters