logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 5 Baik dan Buruk

“Daniel Park! Kau adalah bos yang sangat buruk!!!!” dan begitulah ia kehilangan kesabarannya setelah berakhir di Gudang penyimpanan dokumen yang hampir terabaikan selama ini mencari puluhan dokumen berjam-jam lamanya. “Dimana dokumen-dokumen itu sebenarnya? Bisa-bisanya tidak ada seorang pun yang ingat!” ungkapnya kesal sambil terus menggeledah tempat itu. Setelah rak bawah ia selesai telusuri dan tidak mendapatkan dokumen-dokumen yang ia cari, ia beralih ke rak atas. Ia mengambil kursi untuk ia naiki karena tingginya yang hanya 168 senti meter masih kurang untuk menjangkau rak-rak bagian atas. Setelah memilah-milah tiap dokumen akhirnya ia menemukan tumpukkan harta karun yang ia cari itu. Meskipun belum semua, tapi setidaknya ia berhasil menemukan sekelompok laporan satu tahun penuh. Saat ingin mengambilnya, posisi dokumen yang terlalu tinggi membuatnya kesulitan. Ia menarik satu box yang berisi laporan itu tapi tiba-tiba bukunya berjatuhan mengenai kepalanya. Meskipun rasa sakitnya tidak seberapa karena dokumen-dokumen itu tidak terlalu tebal, namun dokumen-dokumen itu berhasil membuat rambutnya berantakan dan menaburkan debu di kepalanya.
“Padahal aku punya kencan buta malam ini.” ucapnya kesal. “Tau ah, toh aku sama sekali tidak berniat untuk menjalin hubungan lebih lanjut dengan siapapun itu.” lanjutnya mengingat betapa buruknya Mina dalam urusan menilai orang. Mina yang sudah terlalu sering mengatur perjodohan untuknya namun tidak ada satu pun yang lebih dari dua kali pertemuan. Semuanya cenderung gagal di awal karena Mina yang sangat bodoh dalam menilai orang. Jika Mina berkata dia orang yang sangat baik, artinya Yuri harus bersiap untuk bertemu pria paling brengsek, begitu sebaliknya.
“Hari ini akan menjadi hari yang melelahkan… lagi.” keluhnya begitu berhasil menemukan semua dokumen yang ia cari. Ia menata seluruh dokumen itu di troli pembawa barang dan mendorongnya dengan susah payah ke ruangan Daniel. Saat ia sampai di ruang kerjanya ia mendapati Daniel yang sudah membuatnya bersusah payah sedang mengobrol asik dengan Yoona. Jelas keduanya tampak sedang saling menggoda. “Pemandangan yang begitu indah.” ucapnya pada diri sendiri yang entah mengapa ia merasa kesal melihat mereka berdua untuk alasan yang Yuri yakin bukan karena Daniel yang sedang terlihat bersantai sementara ia bersusah payah karena perintahnya.
“Mereka berdua tampak sangat cocok bukan?” tanya Minhyuk yang tiba-tiba muncull dibelakangnya. Yuri mengengguk karena sejak tadi pun ia berpikir demikian. Yoona adalah wanita dengan penampilan sempurna seperti seorang idol. Tubuhnya yang tinggi dan ramping ditambah wajahnya yang begitu kecil dan mulus dengan mata besar benar-benar wanita idaman setiap pria. Terlebih lagi ia juga wanita yang cerdas, percaya diri, dan sangat cekatan, menghancurkan pola pikir orang yang percaya wanita hanya bisa memiliki salah satu, cantik atau cerdas tapi tidak keduanya. “Pria mana yang tidak akan jatuh cinta padanya.” ucap Yuri begitu lirih. Ia melanjutkan pekekerjaannya mendorong troli itu sampai ke ruangannya Daniel. Ia menaruh dokumennya satu per satu di samping meja Daniel dan menumpuknya dengan rapih tahun per tahun hingga urutan bulannya.
“Oh, kau sudah sampai.” ucap Daniel yang mendapati Yuri sedang menyusun dokumen-dokumen itu.
“Karena anda bilang aku harus menaruhnya di ruangan anda, jadi aku langsung menaruhnya. maaf….” jawab Yuri takut Daniel marah karena dia yang langsung masuk ke ruangannya tanpa izin dahulu. Yuri yang niat awalnya tadi ingin meminta izin dulu entah mengapa ia menjadi enggan mendekati Daniel yang sedang asik bersama Yoona.
“Tidak masalah. Memang begitu perintahku.” respon Daniel sambil berjalan menuju kursinya. Ia duduk di kursi itu dan mengambil kartu di dompetnya. “Ambilah….” lanjutnya sambil memberikan kartu itu pada Yuri. Kartu itu adalah kartu khusus yang di miliki petinggi di perusahaan yang bisa di pakai untuk membeli apapun di kantin dan café perusahaan.
“Untukku?”
“Kau belum sempat makan kan? Belilah apapun yang kau mau.”
“Aku bisa membeli apapun yang…,” Yuri menghentikan pertanyaannya saat sadar Daniel sedang menatapnya persis seperti saat Daniel kesal karena ia terus mengulang pernyataan Daniel waktu itu. “Aku akan makan yang banyak.” lanjutnya yang langsung keluar dari ruangan Daniel sebelum Daniel sempat meluapkan kekesalannya.
“Dia di waktu tertentu bisa begitu menyebalkan, tapi di waktu berikutnya dia begitu baik.” ucap Yuri pada Hye Sin sambil menunggu pesanannya siap.
“Bukankah sudah jelas dia menyukaimu?” tanya Hye sin yang langsung dibantah Yuri.
“Mana mungkin seseorang seperti dia suka padaku.”
“Kenapa tidak mungkin? Kakak kan cantik.” ucap Hye sin sambil memberikan pesanan Yuri.
“Cuman kau yang bilang seperti itu. Dia pasti sering bertemu wanita cantik sekelas artis… barusan dia bahkan menggoda Yoona. Aku sama sekali tidak mungkin ada di radarnya.”
“’Kak, kuberi tahu sesuatu. Cinta itu tidak bisa di tebak.”
“Benar itu!” sahut pelanggan lain yang sedang mengantri membuat mereka berdua terkejut dan malu.
“Hahahahaha.” mereka berdua pura-pura tertawa dan langsung kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Yuri langsung berlari ke meja dan Hye sin langsung melayani pelayan barusan yang menyautinya.
“Aku setuju denganmu.” bisik pelayan itu pada Hye Sin.

Book Comment (193)

  • avatar
    SofwanudinDani

    ini Bagus

    12d

      0
  • avatar
    ManurungCantika

    saya sangat menyukai cerita ini..................................................................... semoga ad cerita yg lebih bagus lagi

    20/08

      0
  • avatar
    silvianiDesti

    Lanjut ga 😭

    12/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters