logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 3 STILL CURIOUS

Juliet masih dibuat penasaran oleh Derrick. "Sebenarnya siapa yang dia tunggu???" Dengan
posisi tengkurap, ia menopang kan satu siku tangan sembari menggigit ujung jari telunjuknya.
"Aahhhss, apa aku kurang cantik untuknya??! Dia bahkan tidak pernah terpesona oleh ku.
Sudah jelas aku kurang cantik." Gerutunya sendiri.
Seketika ia teringat sesuatu. Lalu ia pun mengambil ponselnya. Dan mencari nama 'Romeo'
kemudian ia tekan tombol panggil.
Tuuut...tuuuuttt....tuuut...
Ditengah rapatnya dengan rekan bisnis. Derrick terganggu dengan getaran ponsel yang sudah
di silent. Awalnya Derrick tidak berniat mengangkat tetapi karena terus saja bergetar, akhirnya
ia angkat. Mungkin telepon tersebut adalah telepon penting.
"Ya halo?"
Seketika dibalik sana, Juliet terduduk dengan jantung berdebar kencang.
"Halo?" Tegur Derrick lagi karena tidak ada jawaban dari sana.
"Hai." Sapa Juliet dibalik telepon.
Sesaat Derrick tertegun mendengar suara yang akhir-akhir ini tidak asing di telinga nya.
"Hai, ini aku. Juliet."
Bagaimana bisa gadis gila itu mendapat nomer teleponnya. Oh, benar-benar mengganggu.
"Dapat dari mana kamu nomor in..." Suara Derrick yang tertahan itu seketika ingat bagaimana
cara gadis itu mendapat nomer teleponnya. Ia teringat betul perkataan gadis itu.
"Bisa aku pinjem ponselnya. Orang tuaku bakal ngomel-ngomel kalau aku menghilangkan
ponselku." Jelas Juliet memelas.
Sekali lagi ia menghela napas, tak percaya dia dibodohi oleh gadis gila ini.
"Berhentilah mengganggu ku." Ucap Derrick langsung memutus sambungan teleponnya.
Sean yang diam-diam memperhatikan menjadi penasaran. "Siapa?" Tanyanya sembari melihat
ponsel yang baru saja diletakkan di meja.
Derrick cukup linglung ketika Sean menanyakannya. Lalu ia pun menjawab. "Bukan siapa-
siapa. Hanya orang kurang kerjaan saja."
Sean manggut-manggut mendengar jawaban Derrick. Lalu kembali fokus pada pertemuan ini.
Tak lama, ponsel Derrick bergetar lagi. Dan masuklah satu pesan. Terpampang nomor tidak
dikenal. Bisa jadi gadis gila itu. Derrick pun mengabaikan pesan itu. Beberapa detik kemudian,
bergetar lagi ponselnya dan lagi, dan lagi, dan lagi. Hingga Derrick memilih mematikan
ponselnya saja.
"Sepertinya itu penting." Sambar Sean diam-diam memperhatikan tangan kanannya ini.

"Eemmh, tidak...tidak ada yang penting Mr. Sean." Jawab Derrick singkat kemudian kembali
fokus pada rapat.
*
Tahu sudah Juliet siapa yang ditunggu oleh pria itu. Dan ternyata adalah Delota.

Juliet cukup tertegun melihat Delota tersenyum manis kepada pria tersebut, bahkan tanpa
malu-malu tangan pria itu mengusap lembut kepala Delota sebelum akhirnya masuk kedalam
mobil.
"Ada hubungan apa mereka berdua?"
Seharian setelah melihat kenyataan yang pahit, Juliet jadi kehilangan semangat. Ia bahkan
mengurung diri di kamar. Pikirannya melayang-layang teringat pria itu tersenyum manis kepada
Delota.
*
Seperti bunga matahari yang kehilangan cahaya sinar. Begitulah yang dirasakan Juliet, ia
merasa tidak bergairah untuk melakukan apapun. Bahkan ia malas belajar.
Hatinya merasa kesal karena tiap pulang sekolah ia selalu mendapati pria itu menjemput
Delota. Dan hampir tidak pernah absen.
Pasti mereka memiliki hubungan yang lebih. Sebab tidak mungkin Delota dijemput tiap hari
tanpa ada ikatan apapun. Huufft. Patah sudah hati ini.
*
Suatu ketika di kantin. Saat Delota sedang makan sendirian seperti biasa. Juliet datang
menghampiri meja Delota bersama kedua temannya.
Mengetahui siapa yang datang, Delota pun memilih untuk pergi dan menghindari mereka
bertiga.
Tetapi baru saja mengangkat pantat dari kursi. Juliet berkata. "Duduk saja. Kita makan
bersama."
Bukan hanya Delota yang menatap kaget kearah Juliet, tetapi Hannah dan Amanda pun juga
dibuatnya ternganga.
"Wh-what?" Mendengar Hannah yang berniat protes, Juliet langsung menatapnya tajam. Lalu ia
benar-benar duduk satu meja bersama Delota.
Sebenarnya Delota sendiri juga tidak yakin duduk satu meja dengan mereka karena pasti akan
ada sesuatu yang buruk menimpa dirinya lagi. Dan terlihat jelas wajah Delota seakan siap siaga
menerima segalanya.
"Aku tidak akan memakan dirimu." Kecam Juliet yang mulai menyantap makanannya.
Mendengar ucapan dingin itu membuat dirinya membuang jauh rasa takutnya. Dan dengan
penuh rasa canggung, Delota pun mulai melanjutkan makannya.
Hari ini cukup membuat hati Delota tenang, sebab dari masuk kelas hingga jam pulang ini tidak
terjadi apa-apa. Malah justru Juliet begitu tenang dan tidak banyak bicara saat satu meja makan
bersamanya tadi siang.
Mungkin mereka bertiga sudah lelah. Pikirannya mulai menghirup udara bebas. Dengan
senyum manisnya, ia tak sabar bertemu dengan kakaknya.
"Delota!" Seru Juliet.
Mata Delota terpejam dan sudah membayangkan hal buruk apa yang bakal terjadi.
"Kita boleh bareng pulang?" Juliet tiba-tiba merengkuh lengan Delota seakan sudah menjadi
teman akrab.
Tentu saja sikap Juliet dan kedua temannya itu membuat Delota tak mengerti.
"Boleh yaaah, boleh yaaah. Please..." Untuk pertama kalinya Juliet memohon kepada Delota.
Dan teman-temannya cukup terkejut juga dengan sikapnya. Entahlah apa yang ada didalam
otak Juliet.
Mau bagaimana lagi. Mau tidak mau, Delota meminta ijin dulu kepada Derrick. Karena selama
ini ia dijemput olehnya.
Derrick tak langsung menjawab permintaan adiknya. Ia justru melihat ketiga gadis itu yang
berdiri beberapa meter darinya menunggu jawaban.
"Mereka teman sekelas mu?"
Delota mengangguk sekali. Sementara Derrick masih meminang jawabannya, karena ia tahu
betul, gadis yang ada di tengah antara mereka bertiga itu adalah Juliet. Huuft, baru saja
beberapa hari ini tidak ada gangguan dari gadis itu. Tetapi sekarang justru muncul dan
langsung meminta bareng pulang. Huuft.
"Ok." Jawab singkat Derrick kemudian ia masuk kedalam mobil. Dan Delota melambaikan
tangan memanggil mereka bertiga untuk masuk kedalam mobil juga.
Delota membukakan pintu belakang lalu mempersilahkan Hannah dan Amanda masuk
kemudian barulah Juliet.
"Delota, sorry. Aku tidak bisa duduk dibelakang. Aku tidak terbiasa berdesakkan seperti itu.
Kepala ku akan pusing nanti. Boleh aku duduk didepan saja. Please." Pintanya dengan wajah
memelas.
Sepertinya bukan masalah besar, dan Delota pun mengiyakan permintaan Juliet.
Derrick cukup terkejut saat melihat gadis gila itu yang duduk disebelahnya. Kepalanya sempat
menengok kebelakang melihat Delota disana. "Kenapa kamu tidak duduk didepan?"
"It's ok." Jawab singkat Delota.
Selama perjalanan, Juliet tak henti-hentinya memandang Derrick yang cuek disana. Yah, meski
tak bisa memiliki setidaknya ia masih bisa memandangi sepuas hati karena mengagumi
sesosok pria ini. Tapi ya sedih juga, jika yang kita sukai ternyat milik orang.
Sebenernya Derrick sadar kalau dirinya sedang diperhatikan dari tadi oleh gadis gila itu. Tetapi
Derrick memang sengaja tidak merespon. Ia kemudian membenarkan kaca spionnya agar
melihat wajah Delota dari balik kaca.
"Apa kamu tahu rumah teman-teman mu ini, Delota?" Tanya lembut Derrick.
"Tidak." Jawab singkat Delota "kakak bisa tanya langsung kepada mereka." Lanjut Delota.
Seketika kepala Juliet menoleh ke belakang dengan sangat terkejut. Lalu menatap pria
disebelahnya. Kakak?! Ya. Kakak.
Hati yang tadinya hancur berkeping-keping kini kembali utuh tanpa lecet secuil pun. Aura
bahagia kembali menyelimuti diri Juliet setelah mendengar sebutan 'kakak' kepada pria
disebelahnya ini. Matanya seakan memancarkan cahaya yang mengkilau disana.
Ternyata oh ternyata, Delota hanya sebagai adiknya saja. Tidak lebih. Kesempatan pun terbuka
lebar-lebar. Dan kini, rasa percaya diri Juliet pun kembali maksimal. Cepat-cepat ia memutar
otak untuk mencari cara agar dirinya bisa berdua dengan Derrick.
"Sebagai teman yang baik, kita antar Delota pulang duluan. Biar bisa segera istirahat. Pasti dia
sangat lelah." Ujar Juliet penuh perhatian.
"Apa kakak harus mengantar satu per satu?" Bukannya merespon ucapan Juliet, Derrick justru
bertanya kepada Delota.
Emhp, awas aja kalau Delota tidak bilang iya. Kita lihat saja besok. Umpat Juliet dalam hati.
"Kalau kak Derrick masih punya waktu, antar saja mereka. Kasihan."
Jawaban yang bagus. Yes. Yes. Yes. Senyum kemenangan pun tak dapat disembunyikan lagi.
Tetapi ia masih menjaga sikap agar tidak terlihat mencolok. Sedangkan Derrick hanya bisa
sekilas melirik sampingnya dan mendapati begitu senangnya gadis gila itu.
*
Sesampai di panti, Derrick keluar dari mobil dan menghampiri Delota di pintu belakang. Mereka
seperti sedang bercakap-cakap.
Sementara Juliet sedang memutar tubuhnya kebelakang kursi mobil, memaksa temannya untuk
keluar dari mobil dan ikut bersama Delota di panti.
"Are you crazy??" Tekan Amanda protes dengan nada yang tertahan.
"No way!" Sambar Hannah juga tidak setuju
"Cepat keluar!" Kecam Juliet dengan lekuk bibir yang tajam meski suaranya pelan.
"Apa yang akan kita lakukan di panti?!" Tanya Hannah cukup kesal dengan permintaan Juliet.
"Udah keluar aja. Kalian bisa naik taksi atau apalah. Terserah. Cepat keluar." Paksa Juliet
benar-benar mememaksa dan membuat kedua temannya kesal lalu keluar juga dari mobil dan
tinggallah Juliet sendiri di mobil dan nantinya akan berdua bersama Derrick. Ah, so sweet.
"Hai, kita ingin main disini dulu sama Delota." Sambar Amanda yang baru saja keluar dari mobil
bersama Hannah sembari memamerkan senyum terpaksa mereka.
Delota dan Derrick saling melempar pandang. Sangat aneh. Pikir Delota.
Tapi ia menepis semua prasangka buruk lalu memperbolehkan mereka.
Mata Derrick menoleh kearah mobilnya, karena ada satu gadis tidak keluar dari sana. Oh, yang
benar saja.
Derrick mendongakkan kepala keatas dan sudah membayangkan betapa menderitanya dia satu
mobil dengan gadis gila itu.
"Ok, kak. Kita masuk dulu. Bye." Pamit Delota yang kemudian mendapat kecupan dari Derrick.
Dari dalam mobil, Juliet juga kepengen dikecup seperti itu. Ia menyibirkan bibirnya dengan raut
wajah berharap.
Mobil pun mulai melaju, dan itu tandanya hanya ada Juliet dan Derrick dalam satu mobil.
Waaah, betapa indahnya hari ini. Juliet tidak henti-hentinya tersenyum.
"Apa semua ini rencana mu?" Delik Derrick mengintograsi.
Juliet hanya menoleh kearah Derrick dengan senyum manisnya. Dan itu sudah cukup mewakili
jawaban dari pertanyaan Derrick.
"Aku kira beberapa hari yang lalu, ini sudah berakhir." Gumam Derrick yang terdengar sampai
ke telinga Juliet.
"Kemarin itu aku sedang patah hati." Derrick melirik sekilas Juliet ketika mengatakan itu. "Aku
kira kamu dan Delota itu pacaran."
Seketika Derrick menepikan mobilnya dan berhenti. Dengan mengerutkan kening, ia menatap
aneh Juliet.
"What's your problem?" Posisi duduk Derrick seketika menghadap kearah Juliet.
Dan dengan entengnya Juliet menjawab. "Nothing."
Derrick menghela napas melihatnya. "Berhentilah mengganggu ku."
Mata Juliet melirik ke kanan ke kiri kemudian menatap Derrick dan berkata. "Aku tidak sedang
mengganggu dirimu. Aku duduk diam disini."
Seketika Derrick membuang napas dengan kesal. Entah mengapa dirinya merasa terganggu
meski gadis ini diam.
"Aku lapar." Ucap Juliet manja.
"Apa aku seperti papa mu yang kapan saja bisa memberi mu makan?" Ketus Derrick.
"Bukan." Jawab singkat Juliet. "Kamu seperti Romeo-ku." Tambahnya membuat Derrick
kehabisan kata-kata. Sepertinya akan semakin konyol jika ia menanggapi gadis ini.
Lalu dengan Manahan emosi, ia memasukkan gigi roda dan kembali melajukan mobilnya
dengan sumpah serapah dalam hati.
*
Mau tidak mau Derrick membawa Juliet ke sebuah restoran. Sebenarnya ia sama sekali tidak
berniat melakukan ini. Tetapi terus saja Juliet merengek kelaparan kepadanya. Dan membuat
telinga Derrick terasa panas.
"Happy now." Ucap Derrick begitu dingin setelah mereka duduk disebuah meja. Sedangkan
Juliet hanya bisa tersenyum kagum kepada pria ini.
Tiba-tiba ponsel Derrick berbunyi. Segera ia menerimanya. Matanya sesaat melihat Juliet lalu
pergi mencari tempat lain untuk melanjutkan pembicaraan mereka.
Juliet yang duduk manis di meja hanya bisa memperhatikan pria itu dengan harap bisa memiliki.

Beberapa saat kemudian Derrick kembali bersama di meja. Menunggu makanan datang. Dan
Juliet masih tetap memandangnya tanpa rasa bosan. Sampai Derrick merasa tidak nyaman
sendiri.
"Bisa berhenti memandangi ku seperti itu?" Tegurnya.
"Oke" Juliet merubah posisi duduknya, ia berganti menopang kan kedua tangannya di dagu lalu
mencondongkan kepalanya. Menatap lurus Derrick lebih dalam.
Sungguh. Baru kali ini Derrick seperti mati kutu didepan seorang wanita. Ah, bukan wanita.
Tepatnya gadis karena usianya terpaut jauh dari Derrick.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Nada suara Derrick masih tetap dingin.
Tanpa berucap gadis itu tetap memandang Derrick sembari menggelengkan kepala.
"Sudah kubilang. Berhenti memandangiku." Derrick mulai kehabisan kesabaran.
"Sorry, aku tidak bisa melakukannya." Sahut Juliet lembut.
Derrick sempat tersanjung sesaat mendengar kalimat itu. Bahkan entah bagaimana bisa emosi
yang tadinya membludak-bludak sekarang mulai mereda.
Ia pun membalas tatapan Juliet dengan wajah datarnya lalu berkata.
"Sebenarnya apa yang kamu inginkan dariku?" Derrick melembutkan nada suaranya.
"Aku ingin kamu jadi kekasih ku." Juliet begitu blak-blakan mengungkapkan isi hatinya.
Seketika Derrick melepas senyum lebar karena menganggap ucapan Juliet adalah lelucon.
"Kamu belum menikah. Dan pasti kamu juga masih sendiri. Karena tiap hari kamu menjemput
Delota." Tebak Juliet begitu pandai membaca situasi.
Derrick menggelengkan kepala tidak percaya. Lalu menatap Juliet. "Kamu tahu berapa usiaku?"
Tanya Derrick.
Sesaat Juliet berpikir memperkirakan usianya pria dihadapannya ini. "Emmh, mungkin dua
delapan, bisa juga dua sembilan, atau..." Juliet terdiam menatap Derrick, lalu berkata. "Berapa
pun usia mu, aku sangat menyukai dirimu."
Derrick mendengus geli disana. Ada-ada saja gadis itu. "Kamu bahkan belum diperbolehkan
masuk ke De'luxury, bagaimana bisa kamu menjadi kekasih ku?" Sindir Derrick berusaha
menyadarkan gadis itu akan usianya yang masih muda. Sebab di tempat hiburan De'luxury
hanya diperuntukkan usia minimal dua puluh dua tahun keatas. Dan dipastikan tidak ada anak
dibawah umur disana, apalagi gadis didepannya ini. Sudah pasti akan diusir.
Mimik muka Juliet pun berubah cemberut karena dianggap sebagai lelulon. Lalu ia pun
memberanikan diri menantang Derrick. "Ok, akan dibuktikan kalau aku bisa masuk kesana."
Alis Derrick terangkat ketika mendengar tantangan tersebut lalu kembali tersenyum mincing.
"Bahkan usia mu masih tujuh belas tahun."
"Tidak. Usia ku bulan depan sudah delapan belas tahun." Sahut Juliet bangga.
Dan lagi-lagi membuat Derrick terseringai geli mendengar jawaban gadis itu. "Enough. Kamu
akan membuat perutku keram jika seperti ini terus. Lebih baik kamu urung niat mu itu daripada
kamu menyesal." Tutur Derrick.
"Bagaimana kalau aku berhasil masuk?" Juliet tetap kekeuh menantang Derrick.
Rasanya tidak akan mungkin berhasil gadis itu masuk ke De'luxury, lalu ia pun menerima
tantangan tersebut. Sesaat ia meminang-minang taruhan apa yang pas untuk mereka berdua.
"Ok. Kalau kamu berhasil masuk. Kita akan kencan semalam." Jelas Derrick membuat Juliet
seketika berantusias untuk memenangkan tantangannya. "Tetapi, jika kamu gagal." Derrick
menunjukkan jari telunjuk kearah Juliet. "Berhenti mengganggu ku." Juliet mengangguk.
"Selamanya." Lanjut Derrick.
"Tidak. Itu tidak adil." Protes Juliet. "Jika aku berhasil kamu hanya memberikan satu malam
berkencan saja, tetapi kenapa jika aku kalah tidak boleh mengganggu dirimu selamanya?"
"Kamu tidak bisa menawar lagi. Hanya itu pilihannya." Tandas Derrick tidak mau bernegosiasi
lagi.
Mau gimana lagi, baiklah kalau begitu. Juliet setuju lalu mengulurkan tangan sebagai
persetujuan. Derrick membuang senyum melihat tingkah konyol gadis ini. Tetapi meskipun
begitu, ia hargai kesepakatan ini kemudian menerima jabatan tersebut dengan menggelengkan
kepala tidak percaya.
"Kapan aku bisa datang?" Tanya Juliet penuh percaya diri.
"Kapan saja." Jawab singkat Derrick.
"Bagaimana mungkin aku datang tanpa dirimu disana?" Sela Juliet.
Derrick mengangkat sedikit dagunya lalu berkata. "Aku tidak perlu memberi tahu mu kapan aku
disana. Kamu tidak dilempar mereka aja sudah bagus." Sahut Derrick berusaha mematahkan
semangat Juliet.

Book Comment (82)

  • avatar
    RidwanDeden

    good novel

    12/08

      0
  • avatar
    WahyuningsihNita

    Bagus👍

    14/05

      0
  • avatar

    keren

    02/04

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters