logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 6 KEGALAUAN SASHA

"Iya Bi, nanti uangnya aku taruh di dekat tv ya, ini sudah selesaikan Bi?"
"Sudah Non,"
"Aku kedepan dulu, mau panggil Sasha."
Aku melihat Sasha rebahan di sofa, matanya berkaca-kaca saat menatap ponsel.
"Kenapa Sha? kok kayak mau nangis?"
"Dokter yang gue suka, dia mau nikah, bahkan dia ngundang gue ... " keluhnya. Aku menutup mulutku menahan tawa yang akan meledak, aku sudah pernah menasehatinya, jangan mengejar dokter itu, tapi dia tidak memperdulikan ucapanku.
"Ketawa aja gak usah ditahan!" sindirnya dengan muka cemberut. Seketika itu juga aku melepaskan tawaku.
"Puas lo sekarang!" kesalnya.
"Puas dong, makanya kalau di bilangin itu harus nurut, dokter yang usianya sudah matang mana mau sama yang seumuran kita. Yang berseragam pasangannya ya harus berseragam juga,"
"Ck, jadi jodoh gue siapa dong? gue maunya sama yang berseragam!"
"Perjalanan kita masih jauh, gak usah mikirin nikah. Sudahlah, yuk makan,"
"Gue gak mau makan ah, biar mas dokternya gak jadi nikah,"
"Dih, emang dia peduli sama lo?" ucapku sambil berjalan ke dapur, laper kelamaan ngomong sama Sasha.
"Yuk Mbak, makan," ucap Mbak Lina.
"Maaf ya Mbak, Bi, kelamaan nunggu aku. Gara-gara Sasha tuh," adu ku.
"Gak papa Mbak," ucapnya. kami makan sambil membicarakan tentang Davira, tiba-tiba Sasha datang dengan bibir maju kedepan seperti seokor bebek.
"Laper," Sasha merengek sambil menarik kursi makan, kami hanya tertawa dan terus meledeknya. Setelah makan aku ke kamar Mbak Lina menemui Davira.
"Hai sayang, aduduh kenapa? kok mulutnya dimonyongin gitu, haus ya?"
"Ini nih susunya, pelan-pelan ya. Mami besok kerja, gak papa ya seharian sama Mbak Lina, nanti pulangnya Mami bawain oleh-oleh deh,"
"Mbak, Daviranya sudah tidur?" tanya Mbak Lina berjalan mendekatiku.
"Iya Mbak. Besok saya kerja, gak tau lembur atau enggak. Kalau Mbak ada keperluan penting untuk Davira yang mau dibeli, uangnya ambil di box biru samping tv,"
"Iya Mbak,"
"Saya mau ke kamar ya Mbak," ucapku sambil menaruh Davira ke box bayi.
"Iya Mbak," saat pintu hendak tertutup Vina mendengar samar ucapan Mbak Lina.
"Sungguh anak yang dewasa, semoga kebahagiaan selalu bersamamu." 
Vina berjalan menuju kamarnya sambil membawa banyak cemilan untuk Sasha. Orang lain kalau galau mogok makan, tapi beda lagi dengan Sasha, yang galau nafsu makannya malah naik berkali-kali lipat. Namun, anehnya walau banyak makan dia tetap kurus. Makan porsi kuli badan tetap segitu, apa dia cacingan? nanti aku bawa dia cek up deh biar jelas, cacing apa yang ada di perutnya itu. Cacing kah atau cachian deh lo? Hehhhh kenapa aku malah tertular humornya Sasha!
"Sha, lagi liat apa sih?" ucapku mendekatinya.
"Cuma liat bintang aja, Vi. Kok gue selalu gak beruntung dalam percintaan ya? apa gue gak pantes punya pasangan?" ucapnya dengan sedih
"Hhhhh masih tentang Mas dokter nih?" Aku berlalu menaruh semua cemilan di lantai yang beralaskan karpet bulu dan menyalakan televisi.
"Sini deh duduk sambil nonton," ajakku.
"Dia udah bikin gue baper dengan segala perhatiannya, tapi ternyata dia ninggalin gue, dia bilang gini 'aku nggak bisa sama kamu, kamu sudah aku anggap kayak adikku sendiri' Akhhhh bullshit!!!" geramnya. Aku tertawa mendengar itu.
"Kenapa sih gak belajar dari yang sebelum-sebelumnya,"
"Belajar gimana? kan kasusnya beda-beda." Sasha mengambil snakc dan membukanya, dia menatapku sambil memakan anak itu.
"Belajar untuk gak baperan, diperhatikan sedikit aja udah baper sampai terbang,"
"Ck susah! Sekarang gue harus apa? dia mengundang gue, apa gue gak datang aja?"
"Datang dong, buktiin kalau lo gak sakit hati cuma karena penolakannya, di dunia ini cowok bukan hanya dia kan?"
"Ah gue paham. Gue datang, siapa tau aja ketemu jodoh di sana," ucapnya dengan memegang pipinya sambil senyum, tingkahnya membuatku menepuk jidat, kayaknya aku salah kasih saran deh.
Sasha masih sibuk dengan khayalannya. Aku fokus ke tv mencari drama kesukaanku, jika para remaja menyukai drama korea, lain halnya denganku. Aku sangat menyukai drama malaysia, apalagi drama yang sekarang sedang viral, uuh bikin baper.
"Vi kok nonton ini sih, drakor dong ganteng-ganteng,"
"Ini ganteng plus manis juga kok," jawabku tidak ingin kalah dengan mata yang masih fokus pada drama itu.
"Hmm masa sih? gantengan mana sama Aidan?"
"Gantengan Aidan, eh!" aku menepuk mulutku.
"Hahaha, Cieee cieeee kayaknya udah mulai suka nih. Nanti bisa dong jadi papinya Davira?" goda Sasha, aku menepis jarinya yang menoel-noel pipiku.
"Sasha, stop!!"
"Gak! jawab dulu! berarti Aidan boleh dong jadi papinya Davira?" tanyanya dengan kebiasaan menaik turunkan kedua alisnya.
"Nggak tau ih, rese!"
"Ciee, pipinya merah, cieeee, huhuy,"
"Pulang gih, ganggu gue nonton!"
"ulululu marah, jangan marah dong yayangnya Babang Aidan," dia terus menggodaku.
"Sasha!!" geramku sambil mengancamnya dengan mengangkat bantal.
"Iya, iya gak lagi. hehe ...  tapi suka kan?" 
"Sasha!!!!" teriakku kesal sambil memukulnya dengan bantal.
Kami fokus menikmati tontonan sampai jam menunjukan angka 23.00. Aku mematikan tv dan mengajak Sasha tidur, karena besok kita harus kerja. Walaupun Vina seorang owner, bukan berarti dia bisa malas-malasan dan datang terlambat, dia tidak ingin memberikan contoh tidak baik kepada semua karyawannya.
Davira collection, sebuah toko perbelanjaan besar dengan 4 lantai. Yang di khususkan untuk perempuan, lantai pertama diisi dengan cafe-cafe, skincare, perlengkapan bayi, baju anak-anak, dan toko mainan.
Lantai kedua, baju remaja dan dewasa, daster, underwear, sepatu, tas, dan aksesoris lainnya.
Lantai ketiga ini diisi dengan baju muslim berbagai brand, Vina menyebutnya butik karena sebagian baju muslim di sana adalah hasil dari desainnya sendiri, dan ada alat sholat juga.
Dan dilantai keempat ruangan kerja atau para karyawan menyebutnya kantor DC.
Banyak pengunjung bertanya-tanya dan komplain, kenapa DC hanya diisi berbagai keperluan wanita? kenapa tidak ada pakaian pria? padahal jika ada, itu akan mempermudah para pembeli, tapi tidak satupun ada yang bisa menjelaskan karena alasannya hanya sang owner yang tahu.

Book Comment (399)

  • avatar
    DevorlezAl

    ceritanya bagus sekala saya suka sekali terimakasih

    23/08/2022

      1
  • avatar
    WatiMega

    baik 😍

    9h

      0
  • avatar
    Siti Aini

    Seru sekali ceritanya

    5d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters