logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

[7] Di Kelas

Hari ini, Letta terus-terusan dipandang sinis oleh sebagian murid sekolah ini, terutama oleh para gadis. Dipandang dengan tajam, kemudian berbisik-bisik dengan rombongannya.
Letta hanya bisa meringis, menahan rasa malunya akibat terus-terusan dipandang oleh mereka. Apalagi Letta tahu, penyebab mereka terus-terusan memandang Letta begitu. Moses, pasti itu penyebabnya.
"Pagi, Letta!" sapa Ivan, Ojan, dan Fathan secara bersamaan dengan setengah berteriak ketika Letta baru saja memasuki kelas.
Letta hanya membalasnya dengan senyuman samar sambil melirik Moses, yang tengah sibuk menyalin PR di tengah-tengah Ivan, Ojan, dan Fathan. Ya kali, anak rajin gitu.
Rajin nyontek.
"Woi, cecan lo baru dateng, tuh," bisik Ojan sembari menyikut-nyikut lengan Moses.
Moses hanya berdecak kesal sambil bergeser ke kanan, agar sedikit menjauh dari si pengganggu ini.
"Elah, lo sok jaimnya kebangetan. Sapa dulu, kek," timpal Ivan menarik pena yang tengah Moses gunakan untuk menulis tersebut.
"Apaan, sih? Bawel banget. Gue yang pacaran, lo yang ribet," ucap Moses sambil merampas penanya kembali.
Semua yang di kelas, melihat ke arah Moses.
"Jadi, gosip kamu pacaran sama Letta itu beneran, Ses?" tanya seseorang dari sudut.
"Cie cie, sama Letta, cie."
Moses memejamkan matanya sambil menggaruk kepalanya dengan kasar. Tiga temannya itu hanya cekikikan geli, sambil mengiyakan pertanyaan mereka yang bertanya soal pasangan baru tersebut, membantu Moses untuk menjawabnya.
"Lo, sih! Tanggung jawab, lo pada!" bisik Moses dengan geram sambil menginjak kaki mereka satu persatu dari bawah meja.
Tiga lelaki itu hanya menahan sakitnya dalam diam. Teriak? Gak mungkin, dong, feminim banget kesannya.
"Heh, lo ngerjain apa, tuh?" tanya Tari yang baru memasuki kelas, masih dengan menyandang tas, menererobos rombongan laki-laki yang tengah ngerumpi di tengah jalan
Baru juga dateng, udah ngerusuh.
"Ngegambar," jawab Moses dengan santai, sambil terus fokus ke buku matematika petak-petaknya tersebut.
"Ngegambar?" tanya Tari berjalan mendekat ke arah Moses. Namun, Ivan, Ojan, dan Fathan membentengi Moses.
"Lo ngapain ke barisan belakang?" tanya Ojan dengan tatapan sinisnya.
Tari bergidik. "Heh, emangnya barisan belakang punya lo pada? Minggir!" ujar Tari memukul mereka satu persatu, kemudian menendangnya ke samping.
Percuma, mereka kalah saing dengan Tari. Mereka bertiga, Tari itu walaupun satu, tapi isi tubuhnya enam.
"Tuh, bener, kan. Sini, buku lo," kata Tari mengulurkan tangannya, meminta buku matematika milik Moses dan buku matematika milik Fathan, sebagai salinan. Jangan salah dulu, Fathan dapat jawabannya dari internet kok.
"Kalo gue gak mau?" tanya Moses menyembunyikan bukunya.
"Masukin ke dalam celana lo, pasti gak bakalan diambil," kata Fathan dari samping Tari. Gadis itu hanya memandang sengit ke arah Fathan.
Tapi, patut dicoba.
"Oke, gue biarin lo hari ini dengan satu syarat," ujar Tari melipat kedua tangannya dengan angkuh.
Moses menaikkan alisnya, sebagai pengganti pertanyaan apa.
"Lo beneran pacaran sama Letta?" tanya Tari dengan suara yang keras, sehingga semua pasang mata spontan memandang ke arah barisan belakang, ke arah posisi mereka kini. Sengaja ini mah.
Ivan, Ojan, dan Fathan hanya menahan tawa di samping Tari. Wajarlah, ya. Mereka kan, paling senang kalau lihat temennya menderita.
"IYA, GUE PACARAN SAMA LETTA," jawab Moses dengan suara yang tak kalah besar.
Semua orang di kelas hanya membelalakkan matanya, sekaligus menelan ludah. Letta sendiri hanya menenggelamkan kepalanya ke atas mejanya, menahan malu.
"Yaudah, lanjutin tugas lo," kekeh Tari sambil melambai-lambaikan tangannya, kembali berjalan ke barisan depan.
Moses hanya menghela napasnya, lalu kembali melanjutkan aktivitasnya. Berbagai pasang mata yang memandangnya dia balas dengan pandangan sengit, sehingga pasang mata tersebut segera memalingkan wajah.
"Pagi," sahut Pak Doni, si guru pelajaran matematika yang terkenal akibat sikap dingin yang dimilikinya.
Yang punya sikap dingin itu biasanya orang ganteng, kan? Lah, ini udah jelek, hitam, keningnya lebar. Tapi, tenang, dia masih muda kok. Alhamdulillah, umurnya udah 40-an tanpa istri.
"Yak, PR-nya udah dikerjakan?" tanya Pak Doni sembari membolak-balik buku absen.
"Udah, Pak!" jawab semuanya serempak.
"Baik, lanjut ke latihan selanjutnya." ujar Pak Doni.
Moses melongo.
Fix, dia dateng pagi-pagi.
Dateng pagi-pagi banget buat nyari contekan.
Dan PR-nya gak diperiksa?
Mari kita tenggelamkan sama-sama si tua ini.
Moses menggeser bukunya dengan kasar, sehingga terjatuh ke lantai dengan suara yang cukup membuat semuanya terkejut.
"Ah, maaf," ucap Moses cengengesan lalu mengambil bukunya kembali.
"Kenapa lo? Lupa minum obat?" kekeh Fathan sambil menepuk kepala Moses di bagian belakangnya.
"Eh, betewe, lo kenal Alex gak, anak SMA 10?" tanya Ojan berbisik ke arah Moses. Moses melirik sekilas, lalu menggelengkan kepalanya.
"Siapa?"
Setelah saling pandang dan menaik-turunkan alisnya, senyum Ojan, Fathan, dan Ivan mengembang.
"Besok malem di depan perpustakaan dekat rumah Sandra. Lo tau, kan?" tanya Ivan dibalas anggukan oleh Moses.
"Lo ikut, kan?" tanya Fathan menimpali.
Moses terdiam sejenak, lalu mengangguk mantap. "Gue belom pernah absen."
•••
LETTA berdiri di halte dengan tangan yang memeluk tubuhnya sendiri. Suhu pada siang ini begitu dingin. Angin kencang, apalagi langit tampak mendung dan mungkin sebentar lagi akan turun hujan.
Letta tetap memandang lurus ke depan sambil melirik jam tangannya. Ini nih kelalaian Ayah, suka telat buat jemput. Padahal udah dibilangin kalau Letta bisa berangkat sendiri, tapi gak dibolehin.
Letta menutup matanya, ketika angin tersebut berhembus menyapukan debu jalanan ke arah Letta. Tangannya ia letakkan di depan wajahnya, sebagai penghalang.
"Lo mau sampe kapan berdiri di situ?"

Book Comment (95)

  • avatar
    AfaniSitimudzalifah

    sangat bagus ceritanya dan alurnya susah di tebak

    31/07

      0
  • avatar
    Kelas CKarmila

    bgus

    07/08/2023

      0
  • avatar
    prvt_araa

    best gila

    06/08/2023

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters