logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 6: Sultan mah bebas

"Nah Piter, cantik bukan!" seru Vierra menarik Hana dari ruang ganti.
"Kau tidak boleh terpesona!" ketus Vierra pada Rafael yang dibalas tawa pemuda itu.
Hana menunduk malu, gadis itu melepas baju kelonggaran dan rok yang terlalu panjang miliknya dan menggantinya dengan yang baru atas permintaan Vierra. Sebenarnya ini style asli di sekolah mereka yang elit namun Hana yang selalu ingin terlihat rapi jadi pakaiannya terlihat sedikit kebesaran.
Sekarang pakaian itu tampak pas ditubuh Hana, dengan tubuhnya yang hanya sebatas dagu Piter dan badannya yang terbilang mungil dia terlihat cantik dan anggun dengan pakaiannya yang ini.
"Cantik!" puji Piter yang baru sadar dari keterpesonaannya yang membuat Hana memalingkan wajahnya malu.
"Tapi ini terlalu pendek Vierra." ucap Hana menurunkan roknya yang hanya setengah pahanya.
"Itu bagus Hana!"
"Cari yang sedikit lebih panjang aku tidak suka jika milikku dilihat orang lain." ucapan posesif yang keluar dari mulut membuat Hana langsung kembali ke ruang ganti. Astaga jantungnya!
Vierra tertawa merasa lucu dengan Hana, dia senang sekali menggoda Hana yang masih setengah polos.
"Ini terlalu banyak!" seru Hana ketika mereka akan membayar kekasir.
"Tenang saja Hana, Piter tidak akan bangkrut hanya karena mau bayar ini untukmu." guyon Rafael tertawa bersama Vierra.
Pasangan itu merasa terhibur dengan sifat yang menurut mereka lucu, padahal banyak gadis di luar sana yang ingin dibelanjain oleh Piter tapi Hana malah panik ketika barang yang diambilnya terlalu mahal. Mau bagaimana manapun kekayaan Piter tidak akan habis meskipun Hana meminta 10 mobil dan ribuan batang emas. Sultan mah bebas!
Tentu saja karena perusahaan milik Lano yang dipegang oleh Leon saat ini menempati posisi perusahaan paling elit dan terkenal tentu saja dengan uang yang mengalir deras. Belum lagi Lano yang merupakan raja di dunia Immortal serta Piter yang merupakan Alpha dipacknya.
Piter masih diberi sedikit kelonggaran untuk menjadi remaja pada umumnya, dengan Stev yang yang menjalankan tugas Alpha muda itu dipack. Jika nanti Piter sudah lulus sekolah dan menikahi Hana barulah tugas Alpha sepenuhnya dipegang olehnya. Ya walaupun status Piter adalah Alpha sekarang.
"Kita kembalikan saja!" putus Hana mengambil dua buah baju yang tidak jadi dibelinya.
Piter menahannya, dan menatap kasir yang terpesona melihat wajah tampan Piter dan Rafael. "Aku bayar menggunakan ini." Piter melempar kartu berwarna silver miliknya.
"Eh, iya tuan."
"Tapi Piter...."
"Stt, jangan mengajakku berdebat!"
******
Hana cemberut, tadinya dirinya akan bekerja karena mereka keluar dari Mall tepat saat Hana memasuki jam kerja paruh waktunya. Tapi Piter tidak mengijinkannya dan pria itu dengan nekatnya menemui bosnya dan mengatakan jika Hana izin tidak masuk, anehnya lagi bosnya itu malah menurut tanpa menolak sama sekali. Padahal bosnya itu cukup galak!
Apa Pieter menggunakan mantra agar bosnya itu berubah menjadi baik? Hana jadi sedikit penasaran.
"Siapa kau?" tanya Zoe bingung melihat pemuda yang datang bersama Hana dengan kantong belanjaan yang banyak dan besar.
"Zoe perkenalkan ini teman kakak, Piter dan Piter ini adikku Zoe Andres."
Piter hanya mengangguk dengan senyum tipis sedangkan Zoe menatapnya terpenuh selidiki. "Bukankah kakak ini yang mengantar Kakak waktu itu!"
Hana menganggukan kepalanya, kemudian mengajak keduanya masuk ke dalam rumah.
"Maaf ya Piter disini berantakan!" ucap Hana tidak enak sembari membawa jus jeruk dan beberapa cemilan yang baru saja dibelinya.
"Tidak apa disini cukup nyaman." balas Piter tersenyum manis.
Hana membalasnya dengan senyum simpul. "Zoe Kakak akan ke dapur sebentar untuk membereskan bawaan, kamu di sini temani Piter."
"Aku ingin ikut denganmu!" dibalas gelengan Hana.
"Siap kak, tenang saja teman kakak aman bersamaku."
Piter mendelik mendengar ucapan Zoe yang lawak menurutnya, bocah sekecil ini tidak mungkin bisa menjaganya posisinya terbalik. Zoe tersenyum tengil menyilang tangannya di depan dada saat Hana menghilang dari pandangan mereka.
"Kenapa bocah ini terlihat sangat menyebalkan!" dengus Luc kesal.
"Jika bukan adiknya Hana mungkin aku sudah menendangnya jauh-jauh."
"Mereka beda sekali."
"Jadi kak Piter, kau mendekati kakakku murni karena kau suka padanya atau berniat mempermainkannya?" tanya Zoe to the point.
"Aku mencintainya."
"Benarkah? Aku tidak bisa percaya begitu saja bukan kalian baru kenal belum terlalu lama."
Sebuah senyuman miring terlihat dibibir Piter, bocah ini mencoba mengintimidasinya tapi sayangnya dia tidak terintimidasi sama sekali.
"Apa yang kau mau?"
"Wah! Kau mencoba menyogoku!" mata Zoe membulat kesal.
"Aku akan mengadukannya pada Kak Hana." ucap Zoe penuh percaya diri membuat Piter mengendus kesal.
"Aku mencintainya murni, aku tidak peduli kau setuju atau tidak yang pasti dia milikku." ucap Piter telak yang membuat Zoe kicep, posesif sekali teman pdkt kakaknya ini.
"Hm, beri aku contoh keseriusanmu itu Kak." tantang Zoe.
Piter tersenyum kecil dan memberikan tiga kantong belanjaannya di supermarket tadi ke hadapan Zoe. Melihat isinya Zoe tercengang bahkan hampir pingsan.
"Pastikan kakakmu sehat selalu Zoe karena aku tidak ingin dia sakit." ucap Piter membuka kantong paling besar berisi buah-buahan.
"Dan jangan sampai kakakmu terlalu berlebihan dalam bekerja. Aku tidak ingin dia terlalu kelelahan." Piter kembali membuka kantong kedua berisi sayuran.
"Aku tidak bisa memberikan ini semua pada kakakmu secara langsung karena dia pasti akan menolak."
Zoe lemas, seberapa kaya teman kakaknya ini Zoe jadi ngiler melihat ini semua. "Kakak benar-benar menyogoku!" kesal Zoe tapi dia juga senang karena ada yang perhatian dengan kondisi kakaknya yang memang kurang tidur dan kurang asupan nutrisi.
Piter hanya membalasnya dengan senyuman tipis. "Sebaiknya aku segera pergi aku tidak ingin mendapatkan amukan dari kakakmu." guyon Piter.
"Baiklah, hati hati kak!" dalam hati berbinar-binar ingin segera melahap makanan didepannya.
Piter menganggukan kepalanya. "Ingat pastikan kakakmu juga ikut memakan ini semua, jangan sampai aku melihatnya lebih kurus daripada sekarang."
"Siap komandan." balas Zoe ala tentara.
Benar saja ketika Piter memasuki mobilnya dan menyalakan mesin mobil terdengar teriakan dari dalam rumah minimalis itu.
"APA INI SEMUA ZOE!"
Piter tahu Hana tidak suka dikasihani maka dari itu terus memberikannya kepada Zoe. Piter hanya ingin menjamin apa yang dimakan calon Lunanya itu sehat dan bergizi kedepannya Peter berjanji akan membuat kehidupan Hana lebih baik lagi karena dia sedikit sakit melihat keadaan rumah Hana yang terbatas sedangkan dirinya hidup mewah.

Book Comment (140)

  • avatar
    annahyera

    cerita yang menjadi favorit ku di platform lain 💖💖🌹🌹

    26/07

      0
  • avatar
    AjaMuslimin

    good

    04/07

      0
  • avatar
    BAGuild

    bagus beritanya

    06/06

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters