logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 7 Tristan 2 (Romansa SMA)


Source:https://www.google.com/KentaroSakaguchi
Dulu aku berbohong ketika meminjamkan DVD AKB48 untuk Johara dan mengatakan kalau itu adalah milik sepupuku. Sebenarnya, aku memang sengaja membelinya agar bisa lebih dekat dengan Johara. Di hari Johara menjawab labrakanku soal nilai karya seni, diam- diam aku mulai mengaguminya. Aku jadi menyesali awal perkenalan kami yang meninggalkan kesan buruk tentangku padanya.
Mendekatinya? Itu terlalu mustahil untukku. Selain karena itu hal yang belum pernah aku lakukan--untuk mendekati seseorang, sebelumnya aku juga sudah bersikap sangat sombong pada Johara. Bukan hanya canggung, tapi itu akan sangat memalukan. 
Padahal, aku tahu Johara bukan tipe yang akan membalas sikap sombongku di waktu itu atau menyimpan dendam padaku karenanya. Kurasa, bahkan Johara pasti akan mendekatiku lagi jika waktu itu aku tak memberikan kesan untuk tak mau didekati. Namun, entahlah ... untuk berusaha memulai mendekat dan berteman dengannya rasanya seperti menggerakkan tulang yang baru saja patah dan dioperasi, untuk pertama kalinya. Sangat berat dan sangat sulit.
Akan tetapi, hari itu, ternyata malaikat mendengar isi hatiku. Bahwa selama ini sebenarnya aku sangat membutuhkan teman dan Johara adalah orang yang aku cari. Pak Ardhi, Pembina klub buletin sekolah meminta kami untuk menjadi ilustrator. Awalnya kami masih canggung, karena bagaimanapun, aku sudah bersikap sok dan menolak ajakannya dulu untuk makan di kantin dengan jawaban yang sangat tidak mengenakkan. 
Namun, setelah hari demi hari berlalu kami lalui bekerja bersama sebagai ilustrator buletin, rasa canggung itu perlahan mulai meluntur. Apalagi Johara adalah orang yang supel dan mudah berteman dengan siapapun. Jadi, tak sulit untuk berkomunikasi dengannya jika kami sudah diberi wadah untuk selalu bertemu seperti ini. 
Kami bahkan sudah makan berdua bersama di luar meski aku juga setengah memaksanya waktu itu. Aku sangat bersyukur, kurasa kami akan berteman baik dan menjadi sangat dekat.
Kurasakan semakin hari berlalu, aku semakin menyukai Johara. Aku sudah sering merasa dimanfaatkan orang selama bersekolah. Seandainya Johara hanya orang normal seperti kebanyakan orang, kurasa ia akan menanyakan uang bulananku, memintaku untuk membelikannya sesuatu, atau memintaku untuk mentraktirnya lagi. Akan tetapi, ia bahkan tak pernah menagihku untuk mengantarnya pulang meski setiap hari aku selalu mengajaknya pulang bersama.
°°•°°
Saat akan mengambil alat gambar pribadiku yang tertinggal di ruang jurnalis, aku melihat Johara tertidur di pojokan. Kepalanya berbantalkan lengannya yang ia lipat di atas meja. 
Anak itu ngapain di sini? Hari ini kan gak ada jadwal gambar ilustrasi? Huh, dia pasti pengen bolos.
Aku ikut duduk di sebelahnya. Kalau aku tetap masuk ke kelas sekarang, Johara akan jadi terlihat jelas kalau ia sedang membolos.
Ia pasti tak suka dengan pelajaran sejarah, karena setiap kali ada kelas Pak Mahmud, ia terus-terusan menguap lantaran mengantuk. Yah, sebenarnya aku juga tak begitu suka dengan pelajaran sejarah. Apalagi pada bagian sejarah penjajahan Jepang di Indonesia. Pelajaran itu membuatku mendapat bullying sewaktu SD dan SMP dulu. Meski hanya bullying secara verbal, tapi itu sangat menggangguku.
Kupandangi 'wajah tidur'nya. Kalau lagi kalem gini dia manis juga, batinku. Kukeluarkan handphone-ku dari saku baju dan memotret wajahnya. Kapan-kapan aku lukis, deh, aku kan belum pernah ngelukis orang pake model betulan─padahal sebenarnya ... ya, aku memang ingin menyimpan foto Johara di handphone-ku.
Dari pada bosan menunggu Johara bangun, aku pun menyalakan komputer di ruangan itu. Mumpung anak-anak jurnalis juga sedang tidak menggunakannya.
Beberapa puluh menit kemudian, kudengar suara langkah mendekat dari luar. Kuintip melalui jendela siapa yang datang dan ternyata itu adalah Pak Mahmud. Buru-buru kuambili peralatan gambar dan juga artikel-artikel yang sudah kami kerjakan kemarin. Kuhampiri Johara dan menyebar kertas itu di atas meja.
"Jo ... Jo ... Pak Mahmud ke sini, Jo," ujarku panik. Kugoyang-goyangkan pundaknya tapi ia tak kunjung bangun. Padahal, Pak Mahmud pasti sudah sangat dekat sekarang. Kuletakkan pensil di tangannya dan kutegakkan badannya hingga kemudian Pak Mahmud sungguhan datang.
"Johara, Tristan, tadi bapak ngadain ulangan dadakan. Jadi, kalian nanti ngerjain di kantor bapak, ya, pulang sekolah," ucapnya. Johara langsung membuka mata mendengar suara Pak Mahmud. Apalagi setelah mendengar kata 'ulangan'.
"Iya, Pak," jawabku.
"I-iya, Pak." Johara menoleh ke belakang tempat Pak Mahmud berdiri.
"Ya sudah, nanti bapak tunggu," ujar Pak Mahmud sambil berlalu pergi. 
Johara yang terlihat lega lalu menguap dan merobohkan kembali kepalanya di atas meja. Aku tak habis pikir melihatnya masih bisa mengantuk.
"Kamu habis begadang, ya? Bisa-bisanya masih ngantuk, sih, habis didatengin Pak Mahmud?" keluhku.
Ia membuka mata lagi dan menatapku. "Kamu dari tadi di sini, Tris?"
"Iyalah? Kalau tadi aku tetep masuk kelas, kamu pasti sekarang udah dijewer sama Pak Mahmud," terangku dengan nada sok jagoan yang memarahi.
"Hehe, makasi, ya, kamu udah nyelametin aku," puji Johara.
"Gak papa, sih ... sekarang kita jadi punya waktu buat belajar dulu kan sebelum ulangan? Gak kayak anak-anak yang lain?"
"Haha iya juga, ya." Johara tertawa senang.
°°•°°
"Johara, Tristan, bapak mau bikin rubrik khusus buat kalian." Pak Ardhi menampakkan wajah ingin memberi kejutan. "Gimana kalau kalian bikin komik? Ini bakal jadi lembar warna pertama di buletin kita. Atau, kalau kalian pengen bikin hitam putih dulu, ya, gak papa. Kalian coba bikin cerita bersambung gitu. Bapak bakal nambahin dispensasi kalian jadi satu jam pelajaran kali lima hari dalam seminggu. Gimana? Mau gak?" Ia tampak sangat antusias dan semangat.
_____

Book Comment (73)

  • avatar
    S.Fahrudin

    Ceritanya tentang seni dan perjuangan dari titik terendah sampai berhasil meski jatuh bangun

    23/07/2022

      0
  • avatar
    SeutuhnyaManusia

    Tentang seni dan lukisan. bagus

    13/07/2022

      0
  • avatar
    Yourbeutyeyes

    Suka banget ini penuh lika liku perjuangan

    13/07/2022

      2
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters