logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 5 - Perdebatan Kecil

"Eh apaan tuh!?" Kaget Wawa yang mendengar suara yang cukup nyaring ditelinganya.
"Duh, keterlaluan banget ya kalian berdua, kalau geser tuh ngira-ngira ngapa, gue udah diujung kursi masih aja geser-geser, bokong gue encok." Ringis Liam yang terduduk di lantai kantin.
"Lagian salah sendiri, kan Wawa sama Cami yang geser-geser kenapa kamu ikutan juga," kata Wawa.
"Ya gue kan duduknya disamping Virgo, kalau dia geser gue ikutan kegeser dong," kata Liam yang tak terima dirinya disalahkan.
"Nah itu kan kamu sendiri yang geser, dari tadi kita berdua nggak ada nyuruh kamu geser kok," kata Wawa.
"Serah deh, bantuin gue berdiri dulu kenapa? Bokong gue sakit banget," ringis Liam.
Liam yang mendengarkan jawaban dari Wawa menghela nafasnya dan segera mengulurkan tangannya agar temannya segera membantunya kembali duduk di kursi.
"Berdiri sendiri lah, nanti Cami aku cemburu kalau aku deket sama kamu," kata Wawa sambil tersenyum manis ke arah Virgo.
"Eh Yan, bantuin gue dong," kata Liam yang tidak digubris oleh teman-temannya.
"Woi Yan, bantuin napa," panggil Liam lagi.
"Lo ngomong sama siapa?" Tanya Bryan dengan malas.
"Ya sama lo lah Yan, bantuin gue berdiri," kata Liam yang membuat Bryan berdiri dan segera membantunya berdiri.
“Manja banget dah si lo, berdiri sendiri juga bisa.” Gerutu Bryan yang tak digubris oleh Liam.
Liam pun mendudukkan tubuhnya di samping Deon dan menatap tajam Wawa yang kini duduk disamping Virgo.
"Lo duduk di sini," kata Virgo ke Liam yang terkesan seperti perintah.
"Gak, kalau gue duduk disana yang ada gue jatuh lagi," kata Liam.
"Sini," kata Virgo lagi yang membuat Liam mengalihkan pandangannya ke arah lain, pura-pura tidak mendengar perkataan Virgo.
"Udah gapapa Cami, kan ada aku disamping kamu," kata Wawa yang hanya dilirik oleh Virgo.
"Cami, nomor aku udah disimpen kan? Oh iya kemarin waktu kita telponan kok langsung dimatiin gitu aja sih? Kan aku belum selesai ngobrol sama kamu," kata Wawa yang tak digubris oleh Virgo.
"Nanti sewaktu acara penyambutan siswa-siswi baru Cami pakai baju warna apa? Biar kita bisa samaan warna bajunya," kata Wawa lagi.
"Cami kok cuekin aku sih? Nanti aku cari cowok baru loh," ancam Wawa yang lagi-lagi tak mendapatkan jawaban apapun dari Virgo.
"Jangan cari cowok lain ya, Cami-nya lagi kecapekan jadi maklumin aja ya," kata Deon dengan senyumannya yang membuat Wawa semakin memperhatikan wajah Virgo.
Virgo yang mendengar perkataan Deon menatap tajam ke arah lelaki itu, yang membuatnya gugup seketika.
"Cami sakit ya? Sakit apa? Kok nggak bilang ke aku? Cami udah makan belum? Duh, mungkin itu karena Cami belum makan. Cami makan yang banyak ya, atau Cami sakit karena kecapekan? Tapi kok bisa kecapekan? Kemarin Cami ngapain aja? Atau jangan-jangan Cami kangen sama aku, jadinya kepikiran terus ya? Duh, seharusnya kalau kangen, Cami itu telpon aja, pasti langsung aku angkat kok telponnya.”
"Lo bisa diem nggak?" Kata Virgo sambil menatap tajam Wawa.
"Aku bakal diem, tapi Cami kasih tau dulu, Cami kenapa? Kalau Cami sakit langsung telpon aku ya, nanti aku bakal dateng ke rumah Cami untuk jagain Cami. Cami belum makan ya hari ini? Aku beliin makanannya ya. Cami mau apa? Bubur? Bakso? Mie ayam? Atau apa? Bilang aja ke aku."
Mendengar perkataan Wawa yang seperti tak ada habisnya membuat Virgo menggeram kesal, "Lo bisa diem nggak sih? Gue pusing dengerin lo ngebacot nggak jelas.”
"Cami pusing? Mau aku beliin obat nggak? Atau Cami mau tidur aja? Tiduran di pundak aku mau? Atau mau di UKS aja? Cami masih kuat nggak jalan ke UKS? Atau mau aku gendong kesana? Tapi kayaknya aku nggak bisa gendong Cami deh, nanti Liam aja yang gendong gapapa kan? Ayo kita ke uks sekarang."
"Lo paham perkataan gue tadi nggak sih? Gue bilang diem, lo buat gue makin pusing tau nggak! Gue nggak butuh ke UKS ataupun sampe digendong, kaki gue masih berfungsi dengan baik," kata Virgo yang langsung beranjak dari duduknya.
"Cami mau kemana? Cami nggak makan? Kalau Cami kelaperan gimana? Nanti Cami sakit maag. Cami kok pergi sih? Tungguin Wawa lah, Cami!" Teriak Wawa yang tak diindahkan oleh Virgo, ia tetap melanjutkan langkahnya menjauh dari kantin yang membuat Wawa mengerucutkan bibirnya.
"Wawa cantik sama gue aja ya, dari pada sama Cami yang nggak peduli," kata Deon dengan senyumannya.
"Nggak mau, maunya sama Cami aja, aku nggak mau selingkuh dari Cami," kata Wawa dan langsung berdiri dari duduknya, kembali ke tempat kedua sahabatnya.
"Sehat lo? Ditolak sama cewek aneh," kata Liam sambil terkekeh menertawai Deon yang langsung mendapatkan tatapan tajam oleh Deon.
"Ampun pak bos," kata Liam sambil mengangkat kedua tangannya.
Sedangkan disisi lain, Wawa yang kini sudah duduk dimeja sahabatnya terus memasang wajah masamnya.
"Virgo kenapa, Wa? Kok dia pergi?" Tanya Nesya
"Gak tau, kayaknya Cami lagi sakit deh," kata Wawa dengan lesu.
"Sakit apa? Emang dia bisa sakit ya?" Tanya Key yang langsung mendapatkan pukulan ditangannya.
"Dia juga manusia kali Key, perkataan kamu aneh banget," kata Nesya.
"Ya bisa aja, orang seganteng Virgo mungkin aja kebal, kita nggak ada yang tau kan," kata Key.
"Ih nggak boleh, Cami cuma punya aku," kata Wawa tak terima saat mendengar Key yang memuji ketampanan Caminya.
"Iya Wa, nggak akan aku ambil juga kok," kata Key dengan senyuman diwajahnya.
"Serius ya? Awas aja kalau kamu mau ambil Cami aku, nanti aku gentayangin di mimpi kamu," kata Wawa.
"Emang kamu bisa dateng ke mimpi aku?" Tanya Key
"Ih pake nanya lagi, ya nggak bisa lah. Kalau bisa mendingan aku ke mimpinya Cami.”
"Kirain kamu bisa kayak Spongebob, kan dia bisa masuk ke mimpi orang," kata Key.
"Oh iya, aku pengen masuk ke mimpi Cami terus ajakin dia nikah, terus kita berdua hidup bahagia," kata Wawa dengan senyuman mengembang di wajahnya.
"Pasti keren banget ya kalau beneran bisa," kata Key.
"Kenapa aku harus temenan sama kalian sih? Keanehan apa lagi yang harus aku liat dan harus aku denger nantinya, kuatkan iman hamba Tuhan untuk menghadapi dua makhluk astral ini," kata Nesya yang membuat Key dan Wawa mengerutkan dahinya.
"Nesya aneh," bisik Wawa ke Key yang masih dapat didengar dengan jelas oleh Nesya.
"Iya, mendingan kita lari aja yuk," bisik Key.
"Aku bisa denger perkataan kalian loh," kata Nesya.
"Ih, Nesya makin aneh, masa dia bisa denger sih," bisik Wawa.
"Iya, dia pinjem telinganya Patrik kali," bisik Key.
"Aku nggak aneh, kalian yang aneh dan Patrik nggak punya telinga," kata Nesya.
"Patrik punya telinga tau," kata Wawa.
"Patrik nggak ada telinga, dia bintang laut," kata Nesya.
"Ih ada tau telinganya, iya kan Key?" Tanya Wawa
"Iya, patrik ada telinganya," kata Key yang juga sependapat dengan Wawa.
"Nah, Key aja bilang ada telinga," kata Wawa.
"Patrik nggak ada telinganya," kata Nesya.
"Ada, kalau dia nggak ada telinga terus selama ini dia mendengarkan perkataan orang dari mana?" Tanya Wawa
"Kalau dia beneran ada telinga terus kenapa kalau dia diajak ngomong sering nggak nyambung?" Kata Nesya balik bertanya.
"Patrik nyambung kok kalau diajak ngomong," kata Key.
Nesya terus mencoba menjelaskan kepada dua sahabatnya mengenai patrik yang tidak mempunyai telinga. Sedangkan Key dan Wawa terus membantah perkataan Nesya dan mengatakan kalau patrik mempunyai telinga.
Perdebatan mereka terus berlanjut. Mereka bertiga sibuk memperdebatkan masalah telinga Patrik yang tidak diketahui kebenarannya.
Sampai akhirnya perdebatan mereka harus berakhir karena suara bel masuk terdengar. Sebuah perdebatan itu diakhiri tanpa adanya kesimpulan mengenai kebenaran telinga Patrik.
***
Bersambung...

Book Comment (48)

  • avatar
    SusantoSigit

    joss

    21/08

      0
  • avatar
    JannahHurfatul

    bagus

    09/08

      0
  • avatar
    Rizal

    oke

    03/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters