logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 3 - Cami

Kini Wawa dan Key sudah mendudukkan tubuhnya disalah satu bangku kantin untuk menyantap makanan mereka. Saat sedang asik dengan makanannya, ada seorang gadis yang langsung mendudukkan tubuhnya disamping Key dan merangkul pundaknya yang membuat gadis itu terlonjak kaget.
"Ih, Nesya, kamu ini ngagetin aja," ucap Key yang dibalas cengiran oleh gadis yang bernama Nesya itu.
"Lagian kamu kok nggak tungguin aku dulu sih, Key," ujar gadis itu.
"Eh iya, aku lupa Nes, maaf ya," kata Key.
"Iya gapapa kok, eh ini temen kamu ya Key?" Tanya gadis itu sambil tersenyum kearah Wawa.
"Iya, dia temen sebangku aku," kata Key.
"Kenalin, aku Wawa," kata Wawa dan mengulurkan tangannya.
"Aku Nesya," katanya dengan membalas uluran tangan Wawa.
"Kamu di kelas mana? Perasaan tadi aku nggak liat kamu di kelas deh." Tanya Wawa bingung
"Kita emang nggak sekelas, aku masuk di kelas 10 IPA 4," kata Nesya yang membuat Wawa mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kalian udah beli makanan ya?" Tanya Nesya sambil melirik kearah makanan Key dan Wawa yang hampir tandas.
Key pun menganggukkan kepalanya untuk mengiyakan perkataan Nesya.
"Aku beli makanan dulu ya," kata Nesya dan beranjak dari duduknya.
Wawa dan Key pun kembali melanjutkan kegiatan makan mereka yang tertunda dan tak berselang lama, Nesya kembali mendudukkan tubuhnya disamping Key dengan membawa makanan dan minumannya.
Mereka pun melanjutkan makannya hingga tiba-tiba terdengar keriuhan dari arah pintu masuk kantin.
"Itu kenapa sih rame-rame?" Tanya Wawa yang membuat kedua sahabatnya mengalihkan pandangannya, mengikuti arah pandangnya.
"Gak tau," kata Key dengan mengendikkan bahunya dan ikut memperhatikan ke arah pintu masuk kantin.
"Wih, aku ngeliat ada cogan," pekik Wawa antusias dan langsung berlari ke arah pintu masuk kantin.
Key dan Nesya yang melihat Wawa sudah berlari pun langsung menyusul temannya itu. Sedangkan Wawa, saat ini ia tengah tersenyum senang dipintu masuk kantin melihat keempat cogan yang tampak berjalan kearahnya. Wawa pun langsung berlari cepat dan berhenti tepat dihadapan mereka.
"Ilih-ilih, ada cogan tertangkap mata sang bidadari, kenalan dong," kata Wawa yang membuat keempat laki-laki itu mengernyitkan dahinya.
"Duh, biasa aja dong natap-nya, aku tau kok kalau aku itu cantik, tapi jangan sampe gitu lah, jadi seneng deh," kata Wawa dengan senyum merekah di wajahnya.
"Lo siapa?" Tanya salah satu dari mereka.
"Si cogan bisa aja modusnya mau kenalan, kenalin aku Wawa, sang bidadari pujaan hati, kalau mau panggil sayang juga boleh," kata Wawa sambil mencolek dagu lelaki yang sedari tadi memasang wajah dinginnya.
"Wa, kamu ngapain disini? Ayo, kita balik ke meja kantin yuk," ajak Key yang baru saja tiba bersama Nesya, sambil menarik tangan Wawa.
"Eh maaf ya, teman kita emang gini, maklumin aja," kata Key tak enak dengan keempat siswa dihadapannya.
"Duh, Key sayang, nanti ya, Wawa yang cantik ini mau kenalan sama cogan dulu," kata Wawa.
Keempat siswa itu hendak melangkahkan kakinya memasuki kantin. Namun dengan cepat, Wawa langsung melentangkan tangannya menghadang mereka.
"Kenalan dulu dong, bidadari ini udah dateng jauh-jauh dari kayangan, masa didiemin aja sih," kata Wawa dengan mengerucutkan bibirnya sebal.
"Tapi setelahnya bidadari yang cantik ini bersama kedua kurcacinya pergi ya? Kita yang para cogan ini mau makan," kata salah satu siswa dengan senyumannya.
"Oke, cogan tenang aja, kedua kurcaci ini akan balik ke habitat-nya," kata Wawa sambil merangkul pundak kedua sahabatnya.
Key dan Nesya yang dipanggil kurcaci pun membelalakkan matanya dan hendak melakukan aksi protes. Namun sebelum itu terjadi, Wawa langsung membekap mulut mereka berdua menggunakan tangannya.
"Kenalin, gue Deon," kata siswa tadi.
"Gue Bryan," kata siswa disamping Deon.
"Gue Liam, kalau hatinya masih kosong kabarin aja, biar gue yang ngisi," kata Liam sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Meskipun tadi aku udah memperkenalkan diri tapi aku ulang aja ya, biar cogan-cogan ini makin inget dan makin sayang," kata Wawa.
"Aku Wawa, ini kedua kurcaci aku, Key dan Nesya," lanjut Wawa dengan senyuman manisnya.
"Kurcacinya boleh gue bawa gak?" Tanya Liam dengan senyumannya.
"Oh boleh, ambil aja nih," kata Wawa sambil mendorong kedua sahabatnya kearah Liam.
Untungnya Key dan Nesya dapat dengan cepat menahan tubuhnya sehingga tak terdorong ke arah Liam.
"Eh enak aja, kok kita langsung dikasih gitu aja sih Wa," kata Key tak terima.
"Yaudah nanti aku kasih goceng deh," kata Wawa.
"Kok goceng sih? Ceban lah," kata Key menawar.
"Oke deal," kata Wawa.
"Ih kok kalian gitu sih? Makin aneh kalau kalian kelamaan disini, ayo balik," kata Nesya sambil menarik kedua sahabatnya yang semakin aneh.
"Eh bentar Nes, cogan yang ini namanya siapa?" Tanya Wawa kembali mencolek dagu siswa yang sedari tadi hanya diam. Namun tangannya langsung ditepis kasar oleh cowok itu.
"Virgo," jawabnya singkat dan hendak kembali melangkahkan kakinya.
Namun, Wawa langsung menahan tangannya yang membuat langkah Virgo terhenti.
"Namanya bagus, Virgo. Cocok sama orangnya yang ganteng, tapi boleh nggak aku panggilnya Mas aja?" Tanya Wawa dengan wajah polosnya
"Mas?" Gumam Virgo pelan sambil mengernyitkan dahinya, bingung dengan penuturan aneh dari gadis di hadapannya.
"Iya Mas, karena kamu masa depan aku," kata Wawa dengan senyumannya.
"Serah," jawab Virgo dan langsung melanjutkan langkahnya begitu saja bersama ketiga sahabatnya.
"Duh, Cami makannya pelan-pelan ya, jangan mikirin Wawa terus," teriak Wawa yang langsung dibekap oleh Key.
"Wawa, kamu kok teriak sih, orang-orang pada liatin kita," bisik Key.
"Gapapa dong, kita kan cantik," kata Wawa sambil menjauhkan tangan Key dari mulutnya.
"Iya deh, tapi Cami apaan Wa?" Tanya Nesya bingung.
"Calon suami," jawab Wawa dengan senyumannya dan langsung berjalan keluar kantin meninggalkan kedua sahabatnya yang masih bingung ditempatnya.
"Aaa, indahnya ketemu cogan," pekik Wawa yang membuat Key dan Nesya tersadar dari kebingungannya.
"Wa, tungguin," teriak Key.
Mereka pun langsung berlari cepat menyusul Wawa yang tampak berjalan santai dengan sesekali menyapa siswa-siswi yang lewat.
***
Bersambung...

Book Comment (48)

  • avatar
    SusantoSigit

    joss

    21/08

      0
  • avatar
    JannahHurfatul

    bagus

    09/08

      0
  • avatar
    Rizal

    oke

    03/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters