logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 2 - Teman Baru

Melihat keterdiaman lelaki dihadapannya membuat Wawa menyipitkan matanya, "Gimana? Sanggup nggak? Kalau nggak sanggup mangkanya gak usah ngagetin orang," ucap Wawa dengan kembali hendak mencari namanya di mading.
"Nama lo siapa?" Tanyanya
"Wawa."
"Tapi gue liat di name tag lo, namanya Najwa Shilla Latifah," ucapnya yang membuat Wawa kembali menatapnya.
"Itu udah tau nama aku siapa, kenapa masih nanya?" Tanya Wawa
"Ya, namanya juga basa-basi," ucapnya dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Wawa yang mendengar itu mengangguk-anggukkan kepalanya, "Wawa itu nama panggilan aku."
"Oh gitu, namanya lucu kayak orangnya," ucapnya dengan senyuman mengembang diwajah.
"Iya dong," jawab Wawa dengan bangganya.
"Gue bantu cariin kelas lo ya," ucapnya.
“Kamu anak baru juga kan?” Tanya Wawa yang langsung dijawab dengan anggukan kepala.
"Emangnya kamu udah ketemu kelas kamu dimana?" Tanya Wawa yang dibalas gelengan olehnya.
"Belum, tapi gue nanti aja."
"Yaudah, bantuin ya," ucap Wawa yang dianggukinya.
Setelah beberapa saat mencari namanya, akhirnya ia telah menemukan letak kelasnya.
"Udah ketemu, aku di kelas 10 IPA 3," ucap Wawa.
"Oh udah ya, mau gue anter ke kelasnya? Gue hafal kok denah sekolah ini," tawarnya.
"Nggak usah, kamu cari lokasi kelas kamu aja. Nanti udah keburu bel, malah dimarahin sama guru," tolak Wawa halus.
"Yaudah, aku ke kelas duluan ya. Makasih udah bantuin aku," ucap Wawa yang diangguki olehnya.
Wawa pun segera menatap ke arah kertas yang menunjukkan denah sekolah dan segera melangkahkan kakinya berjalan menuju ke kelasnya.
"Oke, ini toilet, berarti kelas aku di...," gumam Wawa.
"Nah ini dia," ucap Wawa dengan senang saat menemukan kelasnya.
Dengan senyuman mengembang diwajahnya, Wawa segera melangkahkan kakinya memasuki kelasnya dan menyapukan pandangannya ke seisi kelas. Hingga pandangannya terhenti di seorang gadis yang sedang membaca novel ditangannya.
Dengan cepat, ia segera melangkahkan kakinya mendekati gadis itu.
"Halo, teman, apa kabar? Baik kan? Oh iya dong jelas, kalau nggak baik, nggak mungkin kamu sekolah hari ini," ucap Wawa panjang lebar dengan bersikap seperti sudah saling mengenal satu sama lain.
Namun ternyata Gadis itu tampak bingung dengan sikap Wawa yang sangat aneh dimatanya.
"Kok bisa ya ada orang yang sok akrabnya kebangetan gini?"
Kira-kira pertanyaan itulah yang dapat disimpulkan dari melihat wajah gadis yang tengah bingung itu.
"Eh, hai," sapanya balik dengan kikuk.
"Sendirian?" Tanya Wawa yang diangguki gadis itu.
"Boleh nggak aku jadi temen sebangku kamu?" Tanya Wawa dengan mengedipkan matanya beberapa kali, mencoba untuk bersikap imut.
"Iya, boleh," jawab gadis itu dengan tersenyum kaku.
Wawa pun langsung tersenyum senang dan mendudukkan tubuhnya disamping gadis itu.
"Oh iya teman sebangku, kenalin nama aku Najwa Shilla Latifah, tapi kebanyakan orang panggil aku Wawa, inget baik-baik ya," kata Wawa dengan mengulurkan tangannya.
"Iya."
"Nama kamu siapa? Kok nggak ngenalin diri? Tenang, jangan malu sama aku, karena aku orangnya malu-maluin kok," ucap Wawa yang masih menunggu uluran tangannya dibalas.
"Kenalin, aku Keyla Ulya Alifa, kamu bisa panggil aku Key, salam kenal ya," kata Key dan membalas uluran tangan Wawa.
Wawa yang memang tak dapat diam pun terus mengajak Key untuk mengobrol. Setelah cukup lama mengobrol, kini Key tampak tak menganggap Wawa sebagai orang yang aneh lagi, karena menurutnya tingkah Wawa sangat lucu.
Mereka menggobrol mengenai banyak hal tanpa henti, hingga tanpa terasa bel masuk berbunyi dan ada tiga orang anggota osis yang memasuki kelas mereka.
Wawa dan Key pun mengalihkan pandangannya kearah depan memperhatikan setiap penjelasan dari anggota osis itu. Wawa tersenyum senang saat melihat Kakaknya yang kini berdiri di depan kelasnya, menjadi salah satu perwakilan dari osis.
"Jadi, untuk acara penyambutan siswa-siswi baru akan diadakan pada hari sabtu di lingkungan sekolah, untuk sejauh ini udah paham?" Tanya salah satu anggota osis, yang bernama Miko.
"Paham Kak," jawab siswa-siswi dikelas itu dengan kompak.
"Oh iya, ada sedikit tambahan, untuk pakaiannya bebas terserah kalian, asalkan masih dalam artian yang sopan ya," tambah Clara.
"Iya, meskipun gak ada guru yang terlibat pada saat acaranya nanti, tapi perlu di ingat, kalau kita masih berada di lingkungan sekolah, jadi kesopanan dalam berpakaian itu diutamakan," kata Fadhil menambahi perkataan Clara.
"Ada yang mau ditanyakan?" Tanya Clara.
"Untuk acaranya dimulai jam berapa, Kak?" Tanya salah satu siswa.
"Acaranya dimulai jam dua siang, perkiraan jam lima udah selesai," kata Clara.
"Acaranya di lapangan sekolah ya, Kak?" Tanya siswa lainnya.
"Nanti bakal ada dua sesi, di aula dan di lapangan sekolah, untuk detailnya kita liat di hari sabtu nanti aja ya," kata Clara dengan senyumannya yang membuat siswa itu menganggukkan kepalanya.
"Ada yang mau ditanyakan lagi?" Tanya Clara lagi
Para siswa-siswi dikelas itu pun diam dan ada beberapa yang tampak berbisik ke teman sebangkunya.
"Nggak ada yang mau ditanyakan lagi ya? Berarti semua udah paham sama penjelasan tadi ya?" Tanya Clara lagi
"Iya Kak," jawab siswa-siswi dikelas itu kompak.
"Kalau begitu Kakak lanjut ke kelas lain ya, terima kasih perhatiannya ya," kata Clara dengan senyumannya.
Clara beserta kedua teman osisnya pun berjalan keluar kelas 10 IPA 3, menuju ke kelas lainnya.
Tak berselang lama sejak kepergian anggota osis, ada seorang guru yang memasuki kelas mereka dan kegiatan pembelajaran pertama di tahun ajaran baru ini pun dilaksanakan.
***
Bersambung...

Book Comment (48)

  • avatar
    SusantoSigit

    joss

    21/08

      0
  • avatar
    JannahHurfatul

    bagus

    09/08

      0
  • avatar
    Rizal

    oke

    03/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters