logo
logo-text

Download this book within the app

Bubur

Mengetahui semuanya, Lin Tian tidak sabar untuk segera mulai latihan, tapi Lin Tian mendengar gerakan Lin Lin dari luar pintu, jadi dia hanya bisa menyerah. Sebelum itu, Lin Tian juga perlu untuk menghilangkan racun di meridianya terlebih dahulu.
"Tuan Muda, ini Lin Lin, saya membawakan makanan untuk Tuan. Bagaimana saya harus memperlakukannya?" Terdengar suara polos Lin Lin dari balik pintu kamar.
"Masuklah!" Lin Tian membuka matanya dan berkata.
Setelah pintu kamar di buka, terlihat Lin Lin membawa sebuah nampan dengan beberapa makanan dan buah-buahan di atasnya.
Melihat nampan di tangan Lin Lin, pandangan Lin Tian jatuh pada sebuah mangkuk berisi bubur nasi di atas nampan. Meskipun itu hanya bubur nasi biasa, yang hanya diisi dengan irisan daging kering, Lin Tian dapat melihat sesuatu yang tidak biasa.
Sebagai eksistensi puncak di alam abadi, Lin Tian mengetahui berbagai macam keterampilan seperti alchemy, formasi dan pemurnian. Meskipun dia tidak mempelajari pengobatan, berbagai bahan dan metode pengobatan hampir sama dengan pemurnian obat, jadi tidak sulit untuk melihat hal-hal seperti racun.
"Tuan Muda, apakah Anda akan memakan bubur kesukaan anda terlebih dahulu? Atau yang lain?" Setelah Lin Lin meletakkan nampan berisi makanan di atas kamar tidur, dia kemudian bertanya kepada Lin Tian dan menawarkan sambil tersenyum.
"Lin Lin, dari mana kamu mendapatkan makanan ini?" Lin Tian tidak segera menjawab, melainkan bertanya.
"Seperti biasa, saya mendapatkan dari dapur di keluarga Lin, yang disediakan oleh juru masak keluarga Lin. Apakah ada yang salah?" Lin Lin menjelaskan dan kemudian bertanya dengan aneh.
"Buang bubur itu!" Kata Lin Tian langsung.
"Tapi ini adalah bubur kesukaan Tuan, dan Tuan Muda belum makan selama beberapa waktu sejak koma." Lin Lin ragu dan tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.
Tuan Muda itu biasanya sangat suka dengan bubur yang dia bawah dari keluarga Lin, tapi kali ini agak aneh.
"Jangan khawatir, aku tidak lapar," kata Lin Tian santai, "sebaiknya kamu membuangnya di tempat sampah dan jangan memakannya seperti terakhir kali." Kemudian Lin Tian memandang Lin Lin dengan serius dan melanjutkan.
Karena kekurangannya dan kondisi mereka di keluarga Lin, mereka Tuan dan pelayan sering berbagi makanan.
Meskipun Lin Tian di masa lalu mengetahui bahwa Lin Lin sering makan dari sisa makanannya, dia tidak melarangnya. Tapi dia juga sering tidak menghabiskan makanannya untuk menyisihkan sedikit kepada Lin Lin.
Sekarang, Lin Tian yang dulu telah tiada dan untuk Lin Tian yang sekarang, apakah akan membiarkan kerabat satu-satunya memakan sisa makanannya? Jika itu terjadi, itu benar-benar akan merusak citranya.
"Baik Tuan Muda." Lin Lin menundukkan kepalanya dan berkata dengan pelan.
Lin Lin merasa malu, selama ini ternyata Tuan Mudanya mengetahui tindakan yang selalu dirinya lakukan di belakangnya.
Lin Tian mengangguk, kemudian dia mengambil bubur di tangan Lin Lin dan melemparkannya keluar melalui jendela di belakangnya.
"Tuan Muda, itu adalah..." Lin Lin terkejut dan merasa sangat disayangkan jika makanan di buang saja seperti itu.
"Apa? Apakah kamu akan memakannya dan tidak mematuhi perintah Tuan-mu?!" Lin Tian bertanya kepada Lin Lin dengan nada sedikit keras.
Lin Lin tidak menjawab, dia hanya menggelengkan kepalanya dan tidak berani menatap Lin Tian.
"Baik, mulai sekarang, aku tidak akan membuatmu memakan sisa makanan lagi. Dengan diriku, di masa depan, kamu tidak akan kekurangan makanan lagi. Bukan hanya makanan, kamu juga akan mendapatkan apa yang orang lain tidak bisa mereka dapatkan sepanjang hidupnya." Lin Tian berkata kata demi kata dengan percaya diri.
Melihat kepercayaan diri Tuan Muda seperti ini, Lin Lin merasa Tuan Mudanya telah banyak berubah. Tidak seperti di masa lalu, di masa lalu, tuan mudanya hanya memikirkan tentang dirinya sendiri dan hanya ada latihan di otaknya.
"Itu tidak perlu, Lin Lin hanya seorang pelayan. Lin Lin tidak ingin lebih, Lin Lin hanya ingin terus bersama Tuan Muda dan kemanapun Tuan Muda pergi, Lin Lin akan selalu mengikutinya." Lin Lin tidak bisa menahan kegembiraan di hatinya dan kemudian berkata dengan bersemangat.
Kemudian dia menyadari bahwa yang dia katakan agak ambigu. Lin Lin buru-buru menundukkan kepalanya dan pipinya segera menjadi merah.
Lin Tian hanya tersenyum tanpa berkomitmen.
"Makanlah makanan yang tersisa. Aku akan keluar untuk melakukan sesuatu. Tunggu di sini dan jangan pergi sampai aku kembali" Lin Tian bangkit dari tempat tidur dan berkata kepada Lin Lin.
"Kemana Tuan Muda akan pergi?" Lin Lin sadar dari rasa malunya, mengangkat kepalanya dan segera bertanya.
"Pergi mencari babi gemuk." Lin Tian menjawab tanpa melihat ke belakang.
"Apakah kamu telah menyelesaikan apa yang aku minta?" Di dalam kamar sederhana pelayan keluarga Lin, tampak seorang pria paruh baya berumur sekitar empat puluh tahun bertanya pada seorang wanita yang terlihat gemuk dengan beberapa lemak di wajahnya.
"Diselesaikan Tuan, bawahan melakukan seperti yang Tuan minta." Wanita gemuk itu segera menjawab dengan postur merendah.
Dua orang ini tidak lain adalah Lin Zhong ayah Lin Kai dan wanita itu sendiri adalah juru masak keluarga Lin. Saat ini, mereka sedang membicarakan tentang bubur nasi yang selalu mereka berikan kepada Lin Tian.
"Sudahkah pelayanannya mengambil makanan itu?" Lin Zhong bertanya lagi.
"Dilakukan Tuan, baru saja dia mengambilnya. Diperkirakan dia sedang memakannya sekarang." Juru masak wanita itu menjawab dengan senyum sinis.
"Bagus, ambillah upahmu bulan ini." Lin Zhong melemparkan sekantong uang perak kepada juru wanita itu, dan kemudian pergi meninggalkan pintu kamar.
"Terima kasih Tuan." Juru masak wanita itu segera mengucapkan terimakasih dan membungkuk.
Setelah Lin Zhong meninggalkan pintu kamar, pelayan wanita itu segera melihat dan menghitung uang di dalam kantong.
Sebagai kepala juru masak keluarga Lin, meskipun upahnya lebih tinggi dari pelayan lainnya, dia tidak pernah merasa puas.
Karena keserakahannya, ketika pertama kali Lin Zhong memintanya untuk menambahkan sesuatu pada makanan Lin Tian dengan tambahan beberapa imbalan, dia tidak banyak berpikir dan langsung menerimanya.
Meskipun dia mengetahui bahwa ini bukan hal yang baik, dia tidak peduli jika sesuatu terjadi pada Lin Tian. Semua orang di keluarga Lin mengetahui, bahwa Lin Tian adalah limbah yang tidak bisa berlatih, apalagi keluarga Lin juga telah membuangnya. Orang seperti itu, yang tidak memiliki apa-apa di keluarga Lin, apa yang bisa dia lakukan pada dirinya?
Setelah menyimpan uang upahnya bulan ini, dengan senyum yang tidak bisa lagi dia sembunyikan, dia berjalan ke dapur dengan menyenandungkan beberapa lagu.
"Apakah uangnya cukup banyak?"
Setelah juru masak wanita itu memasuki dapur, dia melihat seorang pemuda bersandar di depan meja dapur, melipatkan kedua tangannya di dada dan sedang menatapnya sambil tersenyum dengan tenang.
Juru masak wanita itu terkejut sejenak, tetapi ketika mengetahui pemuda itu adalah Lin Tian, dia segera menjadi santai.
Apa yang bisa dilakukan sampah terhadap dirinya sendiri?
"Tsk..Tsk.. Bukankah ini tuan muda keluarga Lin yang terkenal. Apa yang tuan muda ini lakukan disini? Jika Tuan Muda ini menginginkan bubur nasi lagi, sebaiknya dia memasaknya sendiri." Juru masak wanita itu mencibir dan berkata dengan nada menggoda.

Book Comment (99)

  • avatar
    GeorgeJessica

    cerita yang bagus... ayatnya mudah difahami

    02/07/2022

      1
  • avatar
    MardiSu

    lanjutanya mana

    17d

      0
  • avatar
    FarhanaIndah

    good

    11/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters