logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 3 Bersiap ke Atas Panggung

Kembali di ruang pesta.
Sosok lelaki dewasa muda datang menghadiri acara meriah itu. Busananya hampir tak jauh berbeda dengan tamu-tamu yang lain. Setelan jas lengkap yang tampak mahal. Ia juga memilih warna putih untuk menambahkan kesan mewahnya. Terlihat lelaki berwajah tampan itu mengelilingi pandangan. Menunjukkan seakan ia datang untuk memantau sesuatu yang diharuskan.
“Jadi di sini tugasku selanjutnya,” gumam lelaki dengan jas putih itu seorang diri. “Hum, akan ada drama apa lagi yang harus kusaksikan dari manusia? Padahal sepertinya mereka terlihat baik-baik saja.” Tak ada kekhawatiran sama sekali seseorang akan mendengar ucapannya dan merasa aneh. Pria itu tampak tenang-tenang saja bicara sambil mengamati begitu banyaknya tamu. Hingga tak lama kemudian ia pun tenggelam di antara mereka. Mengambil sikap selayaknya manusia biasa yang menghadiri pesta.
“Kau sangat cantik, Kimi! Aku menyukai hasilnya.” Ivona bersemangat menunjukkan rasa puasnya, usai melihat Kimi berdiri sempurna dengan perubahan penampilannya yang ia buat. Kedua temannya Nesya dan Mabelpun menguntai senyum menunjukkan rasa yang sama.
Kimi tersenyum lebar. “Benarkah? Rasanya aku tak sabar ingin bercermin,” pungkas Kimi. Bukan main bahagianya gadis itu memperoleh Perlakuan istimewa dari gadis-gadis yang lebih berpengalaman dalam hal mempercantik diri.
“Bercerminlah bersama kakakku, Kim. Ayo kita turun sekarang.”
“Sekarang, Ivona?”
“Tentu. Memang mau kapan lagi?”
“Aku – tiba-tiba merasa sangat tegang. Aku takut mereka tidak menyukaiku.”
Ivona dan kedua temannya tertawa melihat raut muka Kimi.
Nesya jadi tertarik ingin menenangkan. “Jangan cemas, Kimi. Percayalah, kau sangat cantik. Mereka akan sangat menyukai penampilanmu yang sekarang.”
“Sungguh, Nesya?”
Nesya mengangguk lembut. “Yakinlah pada kami.”
Ivona melakukan kesepakatan lagi pada Kimi dan kedua temannya. Setibanya mereka di ruang pesta nanti, ia akan naik lebih dulu ke atas panggung untuk mengajak para undangan menyambut kehadiran Kimi. Begitu tirai dibuka, barulah Kimi menunjukkan diri di depan mereka semua. Nesya dan Mabel paling setuju untuk ide itu, sementara Kimi justru merasa ragu. “Apa harus aku ke atas panggung?”
“Sudah pasti. Karena kaulah bintangnya, Kimi.” Mabel langsung berkata.
“Aku –“
“Sudahlah, jangan banyak pikiran. Ayo kita keluar!” Ivona menggandeng tangan Kimi keluar dari kamarnya. Salah seorang pelayan wanita yang lewat di depan kamar Ivonapun menunjukkan ekspresi takjubnya.

“Nona Kimi? Itukah Anda? Anda cantik sekali, Nona.” Seperti itulah sang pelayan wanita memuji Kimi. Berhasil membuat Kimi tersipu malu.

Di sisi ruang pesta.
“Finn, kulihat tadi Kimi sudah datang. Tapi di mana dia sekarang?” seorang teman Finn Osmond yang bernama Deon Ellard bertanya.
“Aku tidak tahu dia di mana. Biarkan saja,” Finn lagi-lagi menunjukkan sikap tak pedulinya. Entah sudah berapa kali Finn terlihat tak acuh begitu ketika ia ditanya soal Kimi. Sikap Finn membuat Deon semakin paham, bahwa tak ada rasa cinta yang Finn punya untuk gadis yang sebentar lagi menjadi istri dari sahabatnya itu.
“Hai Kawan, mau sampai kapan sikapmu dingin terhadapnya? Kimi gadis yang baik, jangan kau sia-siakan dia.”
“Yeah, dia memang baik. Tetapi sayangnya dia kuno. Terlebih sekarang keluarganya bukan siapa-siapa. Aku tak ingin didampingi oleh wanita yang tak selevel denganku.”
Mendengar pengakuan Finn membuat Deon jadi geleng-geleng kepala. “Kau kejam, Finn.”
“Masa bodo dengan pendapatmu. Ini semua gara-gara ayahku. Kalau saja dia tidak bersikeras untuk tetap menjodohkanku dengan Kimi. Aku tidak akan seburuk ini terhadapnya.”
Deon tercenung mendengar pengakuan Finn. Kali ini ia memilih diam di tempatnya berdiri. Sesaat Deon teguk lagi segelas minuman ringan yang dipegangnya. Tak bisa Deon mungkiri, sikap Finn yang dingin pada Kimi cukup mengganggu ketenteraman hatinya.
“Hai kawan-kawan, bisa aku minta perhatian kalian sebentar.” Sebuah suara terdengar melalui mikrofon. Semua mata langsung tertuju pada panggung yang telah tersedia.
Tampak jelas di atas panggung itu, terdapat Ivona yang berdiri sambil memegang pengeras suara bersiap untuk menyampaikan sesuatu. “Aku senang sekali kalian bisa hadir di pestaku,” Ivona memulai perkataannya. Sedikit banyak yang ia sampaikan adalah bagaimana perasaannya malam itu terhadap pesta yang telah di buatnya. Ivona bahagia perayaan hari ulang tahunnya masihlah meriah. Tidak jauh berbeda seperti tahun-tahun sebelumnya. Tak lupa ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua teman yang masih setia untuk datang ke pestanya.
Ivona lantas meminta Finn untuk naik ke atas panggung. Ia katakan bahwa ia memiliki kejutan untuk semua yang hadir di pesta terutama kakaknya itu. Finn yang tertarik mendengarnya jadi penasaran menunggu apa yang akan Ivona berikan. Sungguhkah itu akan membuatnya bersorak riang karena malam itu suasana hatinya sedang dibuat buruk oleh kehadiran Kimi.
“Aku ingin memperkenalkan pada kalian wajah baru dari teman baikku,” begitu Ivona mengatakan niatnya. Membuat Finn dan para tamu saling melempar pandangan, saling bertanya-tanya siapa teman yang Ivona maksud? Kebanyakan dalam pikiran mereka masing-masingnya juga sebetulnya ada kegusaran, sepenting itukah sosok tersebut sampai ia harus naik ke atas panggung? Mengganggu kenyamanan mereka yang sedang asyik bersenda gurau di tengah pesta.
“Aku... ingin kalian semua bisa melihat betapa istimewanya temanku malam ini. Tidak seperti sebelumnya yang pernah kalian lihat,” lanjut Ivona. Kali ini mulai berhasil menggelitik perasaan Finn dan tamu-tamunya.
Sementara di belakang layar panggung, seraya memasang telinga mendengar ucapan Ivona, Kimi terlihat amat tegang dalam mempersiapkan diri.

Book Comment (104)

  • avatar
    EkaAlmira

    aku suka kepada cerita ini sangat cocok untuk anak anak jadi aku kasih bintang banyak

    7d

      0
  • avatar

    👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻

    21d

      0
  • avatar
    Masrizal

    bagus sekali ceritanya

    22d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters