logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 2 Menarik Perhatian Finn

Kimi tampak senang melihat kehadiran Nesya dan Mabel. Ia tahu kalau mereka adalah teman dekat Ivona. Di kampus mereka selalu bersama dan menjadi salah satu geng terfavorit. Mereka cantik, pintar, dan masing-masingnya populer. Terutama Nesya, gadis itu sejak awal memang sangat menarik perhatian Kimi.
Saat Kimi berkaca, yang ia temukan hanyalah kekurangan di dalam dirinya sendiri. Ingin rasanya Kimi menjadi seperti Nesya. Di mata Kimi menilai sosok Nesya bukan hanya cantik, namun pembawaan gadis itu juga anggun, dan berkelas. Senyum gadis itu juga tak pernah membosankan. Nesya selalu baik pada siapapun dan tak segan mengajak gadis tak populer seperti dirinya berteman.
Kimi berpikir jika saja ia bisa menjadi gadis seperti Nesya, pastilah Finn tidak bersikap cuek dengan dirinya hingga saat ini. Finn pasti akan menerima perjodohan ini sepenuhnya tanpa merasa dipaksa.
“Malam ini, kami akan menjadikanmu seorang putri di tengah pesta, Kim.”
“Hah?” ucapan Ivona begitu mengejutkan Kimi. Ia masih tak yakin dengan apa yang barusan di dengarnya.
“Hehehe. Aku bersungguh-sungguh, Kimi. Kau akan melihat betapa memesonanya dirimu. Kau juga akan melihat kakakku mampu terpaku dan hanya menyorotkan pandangannya ke arahmu. Percayakan malammu kali ini pada kami. Kau akan menjadi bintang yang paling bersinar.” Seperti itulah Ivona meyakinkan Kimi kala Kimi mengungkapkan keterkejutannya sekaligus terus bertanya-tanya untuk memastikan, apakah Ivona bersungguh-sungguh dengan ucapannya?
Kimi yang kaget bukan berarti tak senang. Ia justru mau menyambut inisiatif Ivona dan kedua temannya yang bagi Kimi amat baik mau ikut membantu. Terlebih ini menyangkut soal Finn. Calon suami, sekaligus lelaki yang diam-diam memang ditaksirnya sejak hari pertama masuk kampus.

Kimi Kamea. Seorang gadis yang sebelumnya memiliki latar belakang keluarga tak kalah kaya dengan keluarga Osmond. Gadis yang manis, namun lugu dalam bergaya. Tak seperti teman-temannya yang selalu tampil modis dan mengenakan pakaian-pakaian dengan model terbaru. Kimi lebih memilih berbusana sederhana dan gayanya tak pernah sekalipun terlihat menarik banyak mata.
Kimi adalah gadis berambut cokelat. Rambut indahnya lurus sebahu dan selalu saja di ikat seperti buntut kuda. Hidungnya tidak terlalu mancung dan bibirnya tidak terlalu tipis. Ia punya mata bulat yang indah, namun hampir setiap saat selalu terhalang oleh kacamata kotak berbingkai tebalnya.
Malas bergaya. Itu yang ada di dalam pemikiran Kimi. Ia tidak suka direpotkan dengan setelan ini itu atau aksesoris yang ia anggap mengganggu aktivitasnya. Rok panjang dan kemeja. Itu sudah cukup memuaskan untuk Kimi.
“Duduklah dengan tenang. Aku akan mengambilkan pakaian yang kusiapkan untukmu dan setelahnya aku akan merias wajahmu. Namun kau harus ingat, kau tidak boleh bercermin sampai kau berdiri di tengah mereka.” Ivona memberi syarat dalam ucapan selanjutnya. Sebelum Kimi bertanya, ia buru-buru memberi penjelasan. “Aku sungguh ingin memberi kejutan untukmu, Kim. Aku ingin kau sendiri yang menyaksikannya bahwa Finn dan tamu-tamu di bawah sana akan terpesona setelah melihat penampilanmu nanti.”
“Tapi kan tidak masalah juga kalau aku berkaca sendiri lebih dulu sebelum muncul di depan mereka.”
“Ah! Pasti tidak seru. Sudahlah, kau ikuti saja perintahku. Langsung saja kau terima pujian mereka.”
Kimi paham sekarang. Pantas saja ia mendapati cermin di meja rias Ivona tertutup oleh kain hitam. Jadi itu karena Ivona betul-betul berniat ingin memberinya kejutan.
“Aku sungguh ingin melihat calon kakak iparku ini bersinar di antara gadis-gadis yang masih berharap mendapatkan Finn. Kau tahu betulkan, kalau mereka tidak suka kau menjadi tunangannya?”
Kimi tertunduk lesu mengingat kenyataan itu. “Ya, aku tahu itu. Banyak gadis yang tidak rela aku bersama Finn. Cowok yang selalu menjadi idola di mana-mana. Dulu di sekolah sekarang di kampus. Kadang aku juga berpikir kalau aku tak pantas untuknya. Finn terlalu berbeda denganku. Seumur hidup dia selalu digemari sementara aku selalu terbelakang. Pergaulan Finn luas, sementara aku hanya sedikit punya teman.”
Ivona tersenyum tipis menatap Kimi yang masih terduduk di kursi rias. Dengan lembut ia menepuk-nepuk bahu gadis itu. “Kau jangan rendah diri. Aku dan kedua temanku akan membantumu. Anggap saja ini hadiah dariku yang sedang berulang tahun. Tak salah kan yang berulang tahun memberi hadiah.”
Kimi mengangkat wajahnya kembali. Sorot matanya menunjukkan rasa bahagia memandang balik Ivona.
“Aku akan buktikan pada mereka kalau kau memang pantas menjadi kakak iparku, Kim. Kau gadis yang baik untuk Finn.”
“Terima kasih, Ivona. Kau sudah sangat baik padaku.”
“Hari ini Finn akan melihatmu dengan penampilan berbeda. Aku yakin kakakku akan jatuh cinta padamu.”
Mata Kimi langsung berbinar-binar. Ivona memang tahu betul apa yang paling diinginkannya. Ivona juga tahu kalau Finn tidak memiliki perasaan apa-apa padanya. Beda sekali dengan dirinya yang sudah jatuh hati pada Finn lebih dulu. Keberuntungan dari saling kenalnya antara ayahnya dengan ayah mereka menjadi jembatan untuk Kimi bisa mendekati Finn. Sayangnya, meski Kimi berhasil mendapatkan raga Finn melalui perjodohan, namun bukan berarti ia sudah berhasil mendapatkan hatinya.
Penuh semangat akhirnya Ivona, Nesya, dan Mabel mempercantik Kimi. Beberapa kali mereka mondar-mandir terlihat sibuk memilihkan baju yang tepat untuk Kimi. Ada lima gaun malam yang sudah disiapkan. Mereka memilih mana yang paling cocok untuk gadis itu. Kimi sendiri kebingungan memilih apa yang bagus untuknya, karena buatnya ke lima gaun itu tak ada yang buruk sedikitpun. Akhirnya ia menyerahkan sepenuhnya pada Ivona apa gaun yang paling pantas untuknya.
“Ivona, aku ingin bercermin sebentar saja,” Kimi meminta karena rasa penasarannya sudah semakin tinggi di tengah kesibukan Ivona yang sedang meriasnya.
“Sudah kubilang tidak boleh, kan!” Ivona terdengar begitu tegas.
Kimi menghela nafas lesu. Ia menyadari kalau betul-betul tak bisa melanggar perjanjian yang Ivona buat. Terpaksa ia hanya menunggu dengan rasa penasaran sampai riasannya selesai. “Baiklah. Tak apa aku tak bisa bercermin sekarang, yang penting aku bisa membuat mereka berdecak-decak kagum. Terutama Finn. Semoga saja malam ini bisa membuatnya membuka hati untukku,” begitulah Kimi membatin penuh pengharapan.

Book Comment (104)

  • avatar
    EkaAlmira

    aku suka kepada cerita ini sangat cocok untuk anak anak jadi aku kasih bintang banyak

    7d

      0
  • avatar

    👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻

    21d

      0
  • avatar
    Masrizal

    bagus sekali ceritanya

    22d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters