logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 6 ohh mataku

Begitu sampai dikampus aku juga nyonya veronica segera turun dari mobil, setelah kami turun tak lama pak sopir memutar mobil menuju parkiran kampus.
"Na kamu sudah dengar kabar dari mela belum, dia mau kuliah dimna,'tanya nyonya veronica sejenak aku terdiam. bagaimana bisa aku sampai melupakan mela sahabatku yang terbaik.
"Belum nyonya, aku malah melupakan mela."jawabku pelan.
"Coba kamu hubungi mela, jika dia mau kuliah disni biar kita tunggu,"ucap nyonya veronica.
"Ehm iya nyonya sebentar saya hubungi mela dulu ,"jawabku, sambil menghubungi mela. nyonya veronica mengajaku duduk dikursi taman.
"Halo mel,"sapaku ketika panggilan telponku sudah tersambung.
"Iya na, ada apa,"tanya mela diseberang sana
"Mel kamu sudah daptar kuliah belum,"tanyaku pada mela.
"Belum na, memangnya kenapa,"tanya mela, aku segera menjelaskan jika aku sekrang berada dikampus, dan rupanya mela menyetujui untuk datang kekampus. sambil menunggu mela datang aku bersama nyonya berjalan menuju kantin kampus.
"Na sebenarnya apa kamu keponakan kandung dari anton,"tanya nyonya veronica ketika sudah sampai dikantin
"Aku kurang tau nyonya yang jelas sedari kecil aku sudah dirawat oleh paman juga bibi, karna kedua orang tuaku sudah tiada,"jawabku pelan sambil menyedot jus jeruk yang kupesan.
"Apa tidak ada barang peninggalan dari keluargamu na, atau paman serta bibimu pernah menceritakan tentang orang tuamu,"tanya nyonya veronica lagi.
"Tidak ada nyonya, pernah aku menanyakan perihal orang tuaku tapi aku justru dimarah habis-habisan oleh bibi."jawabku, lama kami mengobrol sambil menunggu mela datang, hingga ahirnya mela datang lalu kami segera beranjak untuk mendaftarkan diri.
Sementat tanpa mereka ketahui, sedari tadi ada sepasang mata yang menatap tajam kearahnya, ya dialah angel sepupu dari ariana yang sangat kejam.
"Bagaimana bisa pembantu itu hendak kuliah disin, dan siapa perempuan itu, sepertinya akrab sekali,"ucap angel pada drinya sendri.
"Awas saja sampai si pembantu itu lebih beruntung dariku tidak akan ku biarkan. hanya angel yang boleh bahagia, tidak dengan pembantu sialan itu,"geram angel.
Semrntara ariana, mela juga nyonya veronica sudah selesei dengan urusan pendaftaran segera kembali kerumah masing-masing. jam sudah menunjukan pukul 15.30 saat ariana sampai dihalaman rumah sang nyonya, ariana segera turun dari mobil dengan membawa barang belanjaan serta tak lupa mengucapkan trimakasih.
"Trimakasih nyonya sudah mengantar dan membelanjakan saya,"ucapku sopan sambil membungkukan badan.
"Sama-sama na, segera kamu kekamarlalu istrahat,"ucap nyonya veronica sambil berlalu masuk kedalam rumah megahnya, sedangkan ana berjala menuju kamarnya yang terletak tidak jauh dari dapur, sampai didapur ana melihat mba desi juga bisum yang tengah berbincang, pekerja dirumah ini memang banyak namun yang tdur dan makan serumah bersama nyonya hanya mereka bertiga, yang lainya menempati yang memang disediakan untuk para pekerja.
"Hai mb hai bisum,"sapaku ramah sambil tersenyum.
"Barusan pulang na,"tanya bisum.
"Iya ni bi, oiya aku ada oleh-oleh,"jawab ana sambil tertawa riang.
"Olej-oleh apa na,"tanya mba desi terlihat tidak sabar, segera kuberikan 1 paparbag besar, sebelum pulang tadi nyonya veronica memang sengaja mampir terlebih dahulu kesebuah bakery untuk membeli oleh-oleh.
"Wah banyak bangt, enak-enak lagi kuenya."ucap mba desi sambil mulai menyantap kue.
"Iya mba, ayo bi silahkan dimakan,"tawar ana pada bisum, yang sedari tadi hanya diam sambil tersenyum.
"Eh na kamu abis dibelanjain ya sama nyonya," tanya mba desi kepo.
"Iya mba aslinya aku tidak enak tapi nyonya memaksa,"jawabku pelan.
"Tidak papa na nyonya memang seperti itu pada semua."jawab mb desi lagi.
"Oh berati gak cuman aku ya mba,"ucapku bernafas lega setelah mendengar ucapan mb desi.
"Nuonya veronica memang seperti itu, nyonya sangat menginginkan anak perempuan. dulu den bagus punya seorang adik perempuan yang sangat cantik, kami semua sangat menyayangi nona muda. tapi sayangnya nona tidak berumur panjang tepat diusinya yang ke 15 tahun nona menghembuskan nafas terahir, sedari bayi nona memang sudah menderita gagal jantung."ucap bisum panjang lebar.
"Apa iya, jadi bos aslinya punya adik ya bi,"tanyaku, aku sedikit kaget mendengar cerita bisum yang mengatakan jika bos punya adik, mengingat sikap bos yang sangat dingin dan cuek.
"Iya na, makanya nyonya sangat menyukai gadis cantik,"jawab bisum
"Akukaget aja bi, dengar bos pernah punya adik, sedangkan sikapnya begitu dingin,"ucapku.
"Tspi dulu ketika nona muda masih ada den bagus sangat menyayagi nona."jawab bisum
"Tapi sekarang aneh banget galak suka marah lagi, sangat menjengkelkan,"ucapku sambil menampilkan wajah kesal.
"Allah na jangan gtu, nanti lama-lama kamu malah jatuh cinta lagi."sahut mba desi sambil tertawa mengejeku.
"Ish mba males banget kalo seandainya punya suami yang modelan kaya gitu gak banget deh."ucapku sambil bersungut-sungut.
"Jangan gitu na, awas nanti benci jadi cinta,"kali ini bisum yang angkat suara.
"Ahh sudahlah aku malas bicara, aku mau kekamar saja,"jawabku sambil berlalu pergi meninggalkan ruang makan, mba desi juga bisum hanya tertawa melihat tingkahku. sampai dikamar segera kukeluarkan barang belanjaanku lalu kumasukan kedalam lemari. setelahnya kurebahkan tubuh lelahku diatas ranjang, niat hati hanya ingin mengistirahatkan tubuhku sebentar, nyatanya aku tertidur hingga hari sudah menjelang malam. aku berjingkat kaget ketika membuka mata yang dapat kulihat hanya kegelapan, setelah beberapa saat aku aku baru mengingat jika tadi aku tertidur berati sekarang sudah hampir malam. segera kuturunkan kakiku untuk mencari saklar lampu, setelah lampu menyala segera kurapikan rambutku yang seperti singa, setelah rapi aku segera keluar dari kamar samapai luar ternyata tidak ada orang didapur, aku gegas menuju ruang kerjaku untuk mengambil baju bos dave, namun langkahku terhenti ketika sampai dikolam renang kulihat bos sedang berenang. tak lama bos sudah keluar dari kolam renang, kulihat wajah tampan rupawannya ada tetes air yang jatuh dari rambut bos dave, turun kebawah mengenai dada bidang serta perut sexynya. hanya dengan memakai boxer yang pendek bos terlihat sangat sexy. mata nakalku terus menatap tubuh atletis majikanku hingga tak sengaja mataku berhenti tepat dibagian tengah paha bos dave.
"Adtaga argghhhh,"ucapku sambil membekap mulutku sendri menggunakan telapak tangan, juniornya tercetak jelas.
"Yampun aku sampai kesusahan menelan ludah, dasar laki-laki mesum sudah tau banyak wanita malah porno disembarang tempat,"umpatku didalam hati kesal. segera kubalik badan menuju kamarku, begitu sampai kamar kubanting tubuhku diatas ranjang kesal aku sungguh kesal dengan kelakuan bos dave.
saat makan malam aku segera keluar dari kamar, kulihat mb desi sudah duduk dikursi makan bersama bisum.
"Kamu baru bangun na,"tanya bisum ramah.
"Enggak eh iya bisum, mungkin aku kelelahan."jawabku gugup, kulihat mb desi dan bisum saling sambil menatapku.
"Ap aku aneh, kenapa tersenyum-senyum melihatku bi,"tanyaku curiga pada bisum.
"Apakamu tadi sore melihat sesuatu yang menonjol,"tanya mba desi, aku sampai mengernyitkan dahi mendengar pertanyaan dari mb desi.
"Ehmaksud mb desi apa, aku gak paham,"jawabku binģung.
"Apa kamu tadi sore melihat junior tuan dave yang menonjol,"ucap mb desi, astaga mba desi mulutnya aku sungguh kaget.
"Eh yampun mba, apa yang mb bicarakan,"ucapku, mukaku terasa panas sudah pasti memerah.
"Nahkan, kamu pasti melihat itu muka kamu merah."ledek mb desi.
"Tapi aku tidak sengaja, bukan salahku salahnya sendri porno dluar rumah,"ucapku kesal.
"Haha biasa aja kali na, kami sudah biasa dengan pemandangan seperti itu,"jawab mb desi enteng, aku hanya diam sgera kuambil piring lalu nasi serta lauk pauk.
"Bibi yang masak yaa,"tanyaku pada bisumi.
"Iya na, enak tidak masakan bisum,"jawab bisum sambil menyuapkan nasi didalm mulutnya.
"Enak banget bi,"ucapku sambil mengunyah makanan tak lupa kuberikan 2 jempol buat bi sumi. setelah selesei makan aku tidak langsung kembali kekamar, aku kembali keruangan kerjaku karna tadi tidak sempat kesana. kuambil bebrapa stel baju kerja bos dave tak lupa beberapa helai baju santai, setelah dirasa cukup aku segera masuk kedalam rumah menuju ruang setrika baju dan segera aku mulai menyetrika. ketika sedang asyik nyetrika kulihaat ada bayangan berdiri dibelakangku, seketika jantungku berdebar kencang keringat dingin keluar dari lubang pori-pori, perlahan kutengok untuk memastikan bayangan apakah yang berada dibelakangku, namun setelah kutengok aku justru semakin kaget.
"Bos ada apa,"tanyaku gugup bercampur kaget mendapati ada bos dave.
"Ehm besok pagi bangunkan lebih awal dari biasanya."jawab bos dave dengan suara dingin.
"Eh iya bos siap, apa ada yang lainya,"tanyaku memberanikan diri menengok kebelakang.
"Ehm ya kau boleh kuliah tapi ingat semua kebutuhanku harus siap ketika kubutuhkan."titahnya dengan suara berat dan dingin, aku semakin merasa diujung pintu neraka sungguh sangat mencekam rasanya.
"Iya bos siap,"ucapku tegas, jantungku berdebar keras seperti hendak melompat keluar dari tempatnya.aku masih berdiri didepan bos dave tapi dengan kepala menunduk, sebenarnya aku sudah pegal terlalu lama menunduk tapi bagaimna lagi mau melirik saja tidak berani apalgi mengangkat kepala. cukup lama diam ahirnya kudengar langkah kaki yang perlahan pergi menjauh, kuangkat kepalaku pelan untuk memastikan masih atau tidaknya bos dave. ahirnya aku bisa bernafas lega setelah melihat kepergian bos dave.

Book Comment (881)

  • avatar
    Inka Cahya

    bagus banget apalagi cerita nya jelas jelas dan juga menguntungkan

    12/07/2022

      3
  • avatar
    Sapii Pane

    isi cerita nya sangat baik megenal najwa sangat tertekan tinggal dengan pamannya

    12/07/2022

      1
  • avatar
    Shaza Mieyha

    the story very ii best

    14h

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters