logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 2 Mallaria

" Siapa sih?" Malla agak ragu mengangkat telpon itu. Namun akhirnya ia memutuskan untuk mengangkatnya karna takut hal penting.
" Ya hallo.!" sapa Malla malas.
( Hallo, luwak white coffe, pasword nya??) balas seorang pria dari sebrang telpon. Malla menatap layar ponselnya bingung. Lalu memutuskan sambungan telpon secara sepihak.
" Gajelas banget." Malla berjalan gontai menuju sofa. Duduk seraya memijat pelipisnya yg terasa cenat -cenut.
Drttt.. drttt..
" Arrrghhh.. Siapa lagi sih??" Malla kembali mengangkat telponnya. Baru saja Malla meletakan ponselnya di telinga. Terdengar suara yg sama dengan kata yg jauh lebih aneh.
( Selamattt.. Anda mendapatkan 2 juta rupiah, dan jangan lupa di potong pajak.) ujar pria itu antusias. Malla semakin kesal.
" Ini siapa sih! kurang kerjaan banget gangguin orang. Ganggu tau tau gak.!" protes Malla dengan nada agak tinggi.
( Wehhhhh... Slow slow. Jangan mereh- mereh nanti cepat tua)
" Makin ngawur nih orang.. Garing tau gak.!"
( Crispy dong)
Malla memutar bola matanya malas. Apesnya di saat suasana hatinya sedang berantkan, ia harus mendapat gangguan dari orang aneh yg tak di kenal.
" Ehh loe siapa? dapet nomor gue dari mana loe? loe nyolong ya.!" tuduh Malla yg sudah terlampau kesal.
( Eitss.. Jangan seperti itu nona. Ngapain saya nyolong nomor orang, saya cuma ngambil dari kontak hp teman saya.. Ha ha ha ha)
" Ya sama aja bego"
( Oh.. sama ya?)
" Udah gak usah banyak menye- menye. Loe siapa? dan ngapain nelpon gua?" tanya Malla tak suka bertele- tele.
( Gua Keenan. Gue mau jadi temen loe)
" Keenan?" Malla mengingat kembali nama itu. Ia terus mengulang nama itu dalam hatinya. Sampai ia ingat suatu kejadian yg ia alami tadi sepulang sekolah.
" Ohhhh.. Loe yg tadi nabrak gue ya"
( Gak sengaja juga kok. Maafin dong, loe dari tadi belum jawab gue) timpal Keenan memelas.
" Huhh.. Iya gue maafin. Udah ya.! jangan ganggu gue lagi.!" Ujar Malla lalu sedetik kemudian mematikan sambungan telpon. Malla melempar benda pipih itu ke sofa.
Lalu menyandarkan tubuhnya ke sofa dengan tangan yg di rentangkan dan mata yg terpejam. Ia kini sedang menikmati setiap inchi rasa sakit yg mendera hatinya.
Ingin ia kembali ke masa dimana keluarga nya baik- baik saja. Dimana kehangatan rumah masih ia rasakan. Namun sekarang semuanya berubah. Semuanya dingin. Tak ada interaksi antara satu sama lain. Semuanya nampak asing.
" Keenan. Tu anak nyebelin banget sih. Bisa- bisanya dia langsung dapet nomor gue. Dari siapa coba? Huhhhh" Malla membuang nafas berat.
Hari- harinya saja sudah sangat berat. Di tambah gangguan orang aneh yg tiba- tiba masuk dalam kehidupannya.
----
" Jutek amat nih anak. Udah dingin banget kek kulkas 5 pintu. Ketus pula.. Paket komplit" gumam Keenan seraya menatap layar ponselnya.
" Ada apa anak mama.?? cemberut gitu?" tanya Mamanya lembut sembari duduk di samping Keenan.
" Keenan punya temen baru ma, tapi jutek banget. Orangnya susah di ajak ngobrol" ujar Keenan seraya tidur di pangkuan mamanya.
" Ini kalian emang teman, atau kamu yg nganggap dia teman? sepihak gitu? makanya dia jutek" goda mamanya sembari mencubit pipi Keenan gemas.
" Aaaa.. Mama apaan sih?" balas Keenan merajuk.
" Anak siapa lagi yg kamu gangguin? udah ya nan. Kasian.. Hahaha" gelak tawa ibunya pecah mengingat semua kelakuan konyol anaknya.
" Aaa mamaa.. Bukannya belain Keenan" bibir Keenan semakin cemberut karna godaan ibunya.
" Abisnya sih, kamu kalo temenan sama orang maksa, jadi kan orangnya pada kabur" ujar ibunya seraya menyeka air mata yg keluar karna terlalu keras tertawa.
" Yaa, gak tau ma. Keenan tu pengen gitu punya sahabat. Kayak orang- orang.. Tapi gak ada yg mau sahabatan sama Keenan"
" Hmmm, lebih baik hanya sekedar teman. Jika berlanjut ke tahap persahabatan yg lebih serius, kamu akan di buat kecewa jika sahabatmu tak sejalan denganmu. Lebih baik berjalan sesuai alur yg di tentukan Tuhan, jangan terlalu memaksakan apa yg tak bisa di paksakan" ujar mamanya memberi nasehat.
" Hmmm, gitu ya ma. Yaudah deh"
" Makan dulu yuk.! Mama udah masakin kamu ayam bakar loh" ajak mamanya antusias.
" Wahh, mama memang the best. Yuk makan Keenan laper" Keenan langsung beranjak dari pangkuan mamanya. Lalu berlari dengan semangat menuju meja makan. Mamanya hanya geleng kepala dengan senyum mengembang melihat tingkah anak semata wayangnya yg masih bertingkah seperti anak kecil itu.
----
Pagi itu, Malla berada di kelas. Duduk memperhatikan guru yg sedang mengajar Matanya fokus ke papan tulis, mencatat materi yg di ajarkan guru.
" Psstt.. ssstt.. Mallaa, Maaalllaaa..!" bisik Keenan lewat jendela. Kursi Malla memang tak jauh dari jendela.
" Ssstt.. Hey.. Malla.." Panggil Keenan lagi. Namun Malla tak menganggapinya. Ia masih terus fokus.
" Mall, di panggil Keenan tuh.!" tegur teman di sampingnya.
" Biarin aja, ngapain juga manggil- manggil.. Kurang kerjaan banget, gak liat lagi jam pelajaran apa?" ketus Malla malas
" Heyy, Mallaa.. riaaa adalah suatu penyakit yg di sebabkan oleh nyamuk Aaa.." celetuk Keenan sekenanya karna kupingnya di jewer dari belakang.
" Apa.?? Hemm?? apa??" tanya pak Heru yg memergoki Keenan sedang mengintip di jendela. Keenan hanya memamerkan rentetan gigi putih dan rapi nya.
" Ehh bapak.. Heheh"

Book Comment (301)

  • avatar
    AsAn

    cerita sangat menarik dan seruh di baca

    08/08/2022

      1
  • avatar
    GamingLutfi

    itu sangat seru dan menyenangkan

    1h

      0
  • avatar
    Adara

    sangattt keren, cantik, dan kreatif sekaliiii

    11d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters