logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 2 USAHA RUMAH MAKAN

PART 2
Rosa?
Rosa Kenapa bisa naik motor bersama Mas Faisal? Apa jangan-jangan ada sesuatu diantara mereka?
Pirasatku buyar sesaat ojeg online yang sudah kupesan telah sampai berada dihadapanku. Aku naik, namun perasaanku merasa tidak nyaman. Mas Faisal dan Rosa, apakah benar ada hubungan spesial di belakangku?
Sesampainya di rumah, aku masuk ke dalam dan mencari keseluruh ruangan. Namun Mas Fasial sama sekali belum pulang sampai saat ini. Perasaanku sampai sekarang tidak karuan, memikirkan mereka berdua yang belum kuketahui kebenarannya.
Satu jam telah berlalu, terdengar suara motor berhenti tepat di depan rumah ini. Kulangkahkan kaki keluar kamar dan menatap kedatangan Mas Faisal dengan hati yang remuk.
"Mas, dari mana saja kamu, jam segini baru pulang?'' cibirku sinis.
''Apa-apaan sih, kamu, bukannya menjambut kedatangan suami dengan senyuma. Ini malah mengintograsi.'' sahutnya kesal, ''Mas ini baru pulang dari pertemuan dengan klien. Kamu sendiri tahu Mas mempunyai kerjaan sampingan.''
''Aku tidak percaya, masa iya jam segini Mas baru pulang dari bertemu dengan klien? Aku tidak percaya Mas baru mempunyai kerjaan sampingan,'' Aku terus_terusan tidak mempercayainya setelah kulihat dengan kedua mata Mas Faisal dengan Rosa tengah berpelukan mesra di atas motor. Jadi tukang ojeg sih tidak masalah, tapi bagaimana jika Pirasatku benar bahwa Mas Faisal dan Rosa berselingkuh. Tega sekali jika benar--mengingat Rosa adalah adikku sendiri.

"Maksud kamu apa, Dek? Ya jelas dong, Mas kerja sampingan, Itu juga buat kamu juga hasilnya.'' sahutnya tidak mau jujur.

"Lantas, kenapa Mas tadi naik motor bersama Rosa? Sambil pelukan lagi.'' Aku mengatakan keresahanku.
"Oh itu, Mas bertemu Rosa tadi di jalan. Dia numpang naik motor barengan sama mas. Mas tidak ada apa-apa sama dia, hanya berbaik hati saja. Lagipula mana mungkin Mas membiarkan adik ipar Mas sendiri diam di jalanan. Jika ada penjahat bagaimana?'' jelasnya.
''Sejak kapan Mas kenal dan dekat dengan Rosa?''
''Baru tadi.''
''Masa sih?''
''Terserah mau percaya atau tidak. Seharusnya jadi istri tidak baik menuduh sembarangan. Mas sama sekali tidak ada hubungan apapun dengan Rosa. Masa iya Mas mengkhianatimu.'' pekiknya. Lalu pergi begitu saja masuk ke dan kamar sambil menutup pintu dengan keras.
Aku menghela nafas, mungkin memang hanya firasatku saja yang tidak ingin Mas Faisal berselingkuh. Aku hanya cemburu saja dan merasa takut kehilangan suamiku sendiri. Lebih baik aku tidak usah menuduhnya, mengingat tidak ada bukti yang menyatakan bahwa suamiku sendiri berselingkuh.
Akan tetapi, aku juga merasa khawatir, bisa saja setan membuat mereka berdua bersama. Mengingat ibunya Rosa yang dulu pernah merebut Papa kandungku sampai-sampai meninggalkan Mama dalam keadaan sakit keras. Itu yang membuat aku merasa takut kehilangan Mas Faisal. Ditambah diri ini begitu sangat mencintainya.
Aku lantas melangkah masuk ke dalam kamar, berniat meminta maaf. Kulihat Mas Faisal tengah tertidur miring sembari melihat ke arah lemari. Kududuk di sebelahnya dan mengusap lembut tangannya.
"Mass ... maafkan aku ya karena sudah berfikir yang macam-macam tentang kamu dan Rosa . Aku percaya kamu adalah suami yang sangat setia. Aku janji tidak akan berfikir yang negatif tentang kamu dan menuduhmu yang tidak-tidak.'' ujarku padanya tulus meminta maaf.
Mas Faisal bangkit, lalu menatapku.
"Aku maafkan kamu, yang jelas untuk kedepannya jangan lagi kamu berfikir bahwa aku selingkuh. Mana mungkin aku selingkuh dengan adik iparku sendiri. Aku masih punya hati yang baik. Apalagi sebentar lagi kamu akan memberikan anak untukku. Aku merasa sangat beruntung akan menjadi Ayah bagi anak kita ini. Aku berharap rumah tangga kita tidak ada hal negatif. Percaya sama aku, apapun masalahnya jangan berfikir yang aneh apalagi sampai seperti tadi.'' ujar Mas Faisal.
Aku mengangguk, ''Iya Mas, aku berjanji.''

****
Pagi menyapa, seperti biasa aku menyiapkan makan pagi untuk suamiku, tidak lupa juga aku menyiapkan baju kerja. Ya, walaupun aku masih kepikiran tentang Rosa. Tapi, aku harus tetap menyiapkan kebutuhan suamiku.

Kalau pun terbukti bener suamiku selingkuh aku maafkan Mas Faisal, aku akan relakan Mas Faisal bersama Rosa, aku tidak mau memaksa supaya terus bersamaku, mungkin kami belum berjodoh dan terpaksa aku akan meminta cerai.
"Selamat pagi, Sayang. Sudah menyiapkan sarapan saja nih, " Mas Faisal tubuhku dari belakang. Aku yang tengah menyiapkan menata makanan terperanjat kaget.
"Iya, kan Mas mau berangkat kerja. Jadi, aku harus sudah siap masak untuk sarapan.Takutnya mas pingsan dikantor, jadi Mas gak perlu makan di luar apalagi JAJAN diluar" aku tekan kan ngomong gitu.
"Mas tidak pernah pingsan, Dek ... Lagi pula, ngapain Mas pingsan cuma gara-gara tak sarapan. Dasar Istriku ini memang sangat perhatian," ucap Mas Faisal mencubit pipiku
"Sakit Mas aduh ... Ya sudah, ayo sekarang Mas duduk kita makan bersama, " ucapku sambil mempersilahkan suamiku duduk didepanku.
"Oh ya Mas! Nanti siang aku mau ke luar ada yang harus aku beli soalnya," Aku meminta izin pada Mas Faisal
"Iya sayang boleh, Memangnya kamu mau kemana?" tanya Mas Faisal menatapku
"Ah biasa Mas, Mau beli kebutuhan sayur," jawabku sambil mengunyah makanan

"Boleh! Apa mau Mas antar?"
"Enggak mas sendiri aja. Mass kan kerja, nanti takutnya keganggu lagi," jawabku spontan
"Enggak kok, Dek" jawab suamiku menatap penuh harapan

"Aku sendiri saja Mas, aku mau pesen taksi online aja," ucapku menatapnya sambil tersenyum
"Oh, ya sudah.''
Setelah selesai makan, Mas Faisal langsung berangkat bekerja memakai mobil, ia berpamitan padaku. Aku melambaikan tangan ketika Mas Faisal meninggalkan halaman rumah.
****
Aku sudah membeli kebutuhan rumah, Seperti sayuran dan daging. Sekarang, aku berada di Rumah makan. Ya ... rumah makan sederhana yang aku rintis. Mudah-mudahan aku bisa sukses seperti pengusaha kuliner

Rumah makan ini aku buka tanpa sepengetahuan suamiku--Mas Faisal. Sebab, aku tidak mau suamiku tahu aku mempunyai usaha.
Aku menatap karyawan kepercayaan aku, "Ris ... keuangan rumah makan ada pengeluarannya tidak? Lantas, pengeluaran sama pendapatan berapa?"
"Alhamdulilah ... Mbak, pendapatan kita meningkat dari bulan-bulan sebelumnya," Jawab Risna, sambil memperlihatkan buku nota pengeluaran dan pendapatan rumah makan ini
"Alhamdulilah ... mudah-mudahan usaha warung makan ini lancar dan meningkat terus ya Ris, Terima kasih berkat kamu rumah makan ini tambah ramai, " ucapku terhadap Risna sambil tersenyum
"Alhamdulilah ... Mbak, berkat Mbak juga! Kalau bukan karena mbak, aku tidak akan bisa bekerja di sini. Sampai di percaya sama Mba. Yang penting Mba jangan khawatir, percayakan ini ke Risna. Insa Allah Risna amanah jujur mbak," sahut Risna meyakinkan aku

"Iya Ris, Mba percaya kamu. Mbak sudah anggap kamu adik, tetap selalu jujur ya,Mba bangga sama kamu, " ucapku bangga pada karyawan kepercayaan aku ini.
"Terima kasih, mbak " jawab Risna tersenyum
"Sama sama,Ris "jawabku membalas senyuman Risna
Setelah cukup lama melihat usaha Rumah makan, akhinya aku memutuskan untuk pulang.
****
Sesampai nya dirumah, aku merebahkan tubuh di kursi, samar-samar aku mendengar bunyi suara nada dering. Aku mencari nya ternyata ada di atas meja dekat televisi . Aku menatap handphone ini, aku tak tahu ini handphone punya siapa?
Bersambung ....

🍁Ayo ... Ada yang tahu handphone siapa yang di temukan oleh Dira? Simak terus kelanjutan cerita ini yaa ..🍁


Book Comment (206)

  • avatar
    GalauSappam

    mantap ceritanya

    20d

      0
  • avatar
    ajarisa

    novel yang bikin heboh

    25d

      0
  • avatar
    mat aliazimah

    nice

    13/09

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters