logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 6

Salah Planet
Semenjak ada anjuran dari pemerintah untuk Stay at Home, Social Distancing, dan Physical Distancing terkait wabah virus Covid-19, praktis suamiku pun lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Jika tak ada keperluan yang terlalu penting, memang sebaiknya stay saja di rumah. Grup WA lingkungan RT tempat tinggal kami pun sudah mewanti-wanti warga agar tetap menjaga kebersihan dan kesehatan. Jalanan sekitar lingkungan menjadi sepi.
Selesai sarapan, Mas Hadi membantuku merapikan kebun mini di belakang rumah. Lumayan kan jadi punya stok bahan makanan segar. Lalu kusemai bibit bayam dan kangkung di galangan tanah yang sudah dibuatkan Mas Hadi. Lalu memetik beberapa tanaman yang sudah bisa dipanen, ada cabai rawit dan terung bulat, sepertinya enak buat ditumis nanti. Setelah selesai kami pun kembali masuk ke dalam rumah, membersihkan diri lalu beristirahat.
Triing!Bunyi Notifikasi Grup WA di hapeku. Segera kulihat. Ternyata dari bu RT, memastikan warganya dalam keadaan sehat. Absen lah kami satu persatu.
"Alhamdulillah semoga lingkungan kita aman dari serangan wabah Covid-19." Begitulah kalimat pamungkas dari Bu RT.
Triing! Ponselku kembali berdering. Aku yang sedang rebahan setelah menidurkan Davi kembali mengecek pesan yang masuk.
[Rin!] Begitu text pesan yang masuk. Dari nomor tak dikenal. Lalu kuketik balasan.
[Ya, siapa ini?]
[Ini Mbak Kiki, Aku punya hape baru loh!] Dia mengirim emot tertawa.
Ooh pantas saja semalam dia tampaknya pergi dengan mobil dinas suaminya, mobil box berlogo merk rokok. Ternyata pergi beli hape baru dia. Hahaha.
[Ciieeh udah pakai android ni yeee,] balasku lagi.
[Iya doonk biar gaul tauk! Kamu tau apa merek hapeku?]
[Pasti hape mahal, mereknya Sungsang kan?]
[Kok tau siiih Rin, pasti lebih mahal dari punya kamu ya kaan?]
[Iya lah Mbak, punyaku mah cuma hape murah, mereknya aja jeruk kroak.]
[Tadinya aku mau beli merek seperti hapemu Rin, tapi ga ada yang jual. Katanya itu bukan android, berarti gak canggih donk, bukan android.]
Aku cekikikan sendiri membaca pesan si Mbak Kiki, barangkali dia tak paham tentang merek "jeruk kroak".
[Kenapa gak pakai nomor yang biasanya sih Mbak?]
[Maunya, tapi kartu SIM nya rusak Rin.]
[Keblokir Mbak?]
[Bukan, kan hape baru harus pakai kartu yang kecil gitu, terus kan aku gunting deh kartu SIM aku yang lama, malah rusak. Pas bilang ke orang toko hape malah aku diketawain.]
[Wkwkwk ya iya lah Mbak, motong kartu SIM itu pakai alat khusus, bukan pakai gunting. Makanya tanya atuh Mbak!]
[Mana kutahu Rin, kamu sih gak ngasih tau.] Ealaah salah lagi aku.
[Loh mana kutahu juga Mbak mau beli handphone baru. Biasanya juga pakai hape senter. Berhubung sudah punya WA, Mbak gabung di grup WA RT kita ya, biar tahu info seputar lingkungan kita, terus Mbak juga bisa ikuti intruksi dari RT terkait situasi wabah Corona saat ini di lingkungan kita.] Saranku padanya.
[Gimana caranya Rin?]
[Udah nanti aku kirim WA Mbak sama Bu RT biar dimasukin Grup. Jadi kita bisa bertukar informasi dengan warga sekitar juga Mbak.]
[Oke oke.]
Lalu aku kirim pesan ke WA Bu RT, masuk lah Mbak Kiki ke Grup. Tetapi tak lama kemudian ada pesan baru lagi dari Mbak Kiki. Chat pribadi.
[Rin, Stay at Home sama Isolasi Mandiri itu apaan? Harus ke Bank ya? Kapan perginya? Barengan ya, aku gak ngerti soalnya.] Sepertinya Mbak Kiki sudah membaca isi Grup barunya.
[Bwahahahaha bukan ke Bank Mbak, Isolasi Mandiri itu menahan diri dari bepergian keluar rumah berdasarkan kesadaran diri kita sendiri. Supaya kita tidak tertular ataupun menularkan virus yang sedang heboh itu lho Mbak, virus Corona. Itu virus berbahaya banget Mbak.]
[Jadi diem di rumah aja gitu?]
[Iya Mbak, sebisa mungkin jangan keluar rumah sementara waktu, sampai kondisi dinyatakan aman. Kalau ada masker, sebaiknya dipakai kalau kebetulan harus banget keluar.]
[Walaah padahal aku lagi mau selfi di taman atau di moll gituu.]
[Hindari dulu mendatangi keramaian Mbak, beneran bahaya.]
[Terus Mas Bowo gak boleh kerja juga?]
[Kalau bisa bekerja dari rumah Mbak, atau kalau gak bisa, biasanya perusahaan kasih dispensasi ke karyawan buat libur dulu sampai waktu yang ditentukan.]
[Dispensasi yang buat manasin air ya Rin? Asyiik Mas Bowo semoga dapat Dispensasi nanti.]
[Dispenser itu mah Mbaaakk! Dispensasi itu maksudnya diberikan keringanan, apakah dalam bentuk libur atau meniadakan lembur sementara waktu.]
[Ooh gitu. Abis bahasanya begitu aku mana ngerti.]
[Kalau gak tau tanya sama yang tau Mbak, belajar, biar tau.]
Lama-lama jadi lebih religius deh aku dibuat si Mbak Kiki ini, lihat kelakuannya aku jadi rajin ngucap, istighfar teruus!
[Udahan dulu chattingannya Mbak, aku mau masak nih.]
[Masak apa Rin? Ntar bagi ya, kan gak boleh keluar, aku kan jadi gak bisa belanja.] Modus aja nih si Mbak.
[Boleh, WANI PIRO?] balasku sambil terkekeh.
[Ya elah Rin, bagi lauk sepiring doank gak bakalan bikin kamu miskin, dan gak akan bikin aku jadi Gemuk tauk! Ini juga aku lagi diet biar kurusan.]
[Ga usah diet Mbak, diet itu menyiksa hahaha. Kalau Mbak mau tau nih ya, bobot 100 Kg di Bumi sama dengan 36 Kg kalau di Planet Mars. Jadi Mbak gak usah khawatir ya, Mbak itu sebenarnya tidak Gemuk, cuman salah planet aja hahahaa.] Lalu kutinggalkan ponsel di atas kasur.

Book Comment (125)

  • avatar
    Dela Mutiarhani

    ceritanya lucu seperti keseharian dirumah

    30/05/2022

      0
  • avatar
    sualangvino

    suka

    11/08

      0
  • avatar
    DesertBlack

    nice

    27/07

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters