logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 2 My Lovely Sister : " Her "

* Yoon Sera POV *
Sudah setahun sejak kakak meninggalkan rumah. Apa kakak baik-baik saja disana?. Ibu dan Ayah sangat merindukan kehadiran kakak disini, meskipun aku tidak ingin mengakuinya tapi aku juga merindukan kakak.
Ada satu rahasia yg ku simpan selama 1 tahun ini. Alasan kakak memilih tinggal bersama Paman dan juga alasan kenapa kakak tidak pulang ke rumah bahkan saat liburan semester, alasannya adalah aku.
Sejak kejadian itu, hari dimana kakak menyatakan perasaannya dan aku yg tidak bisa memberikan jawaban karena terkejut. Sejak saat itu, aku dan kakak tidak saling berbicara lagi. "Aku kangen kakak." Benakku
Aku pun menghela nafas seraya memandangi langit di bangku taman sekolah. Udara yg berhembus dan sinar mentari yg menerpaku membuatku tenang dan menutup mata.
"Sera!" Suara panggilan yg tak asing itu membuatku membuka mata
Benar saja seperti yg aku duga, dia sedang berdiri di depanku seraya tersenyum dan sepotong roti serta minuman es di kedua tangannya. Dia adalah Jaeha, teman laki-laki yg cukup denganku karena kami juga teman sekelas.
"Jaeha." panggilku seraya membenarkan posisi dudukku
"Nih, kamu belum makan, kan?" tanyanya sambil memberiku roti dan minuman es yg ia bawa
" Terima kasih ya." ucapku menerima pemberiannya dan Jaeha pun duduk di sampingku
"Lagi mikirin apa?" tanyanya
"Bukan apa-apa..." elakku
Ada satu lagi rahasia yg aku ketahui. Laki-laki ini menyukaiku dan aku berpura-pura tidak tahu. Dia dengan jelas menunjukan perasaannya, selalu memberiku perhatian dan selalu tahu apa yg aku inginkan sebelum aku mengatakannya. Dia orang yg sangat baik tapi ada sesuatu yg membuatku tidak bisa menerimanya.
Daripada memperjelas perasaanku, aku lebih memilih untuk berpura-pura tidak tahu. Mungkin aku terlalu egois dan bersikap jahat kepadanya, tapi aku tidak bisa menerima perasaannya ataupun melepaskannya. Aku ingin kami tetap dekat seperti ini, apa ini tidak boleh?
***
Sekarang sudah jam 2 sore, sekolah telah berakhir dan aku pulang diantar Jaeha dengan sepeda motornya. Setelah tiba di rumah aku pun langsung turun dari motornya dan Jaeha langsung pergi setelah mengucapkan ‘sampai bertemu lagi’.
Aku pun melangkah masuk ke rumah dengan langkah berat setelah lelah dengan segala urusan di sekolah. Aku ingin segera tidur, hari ini sangat melelahkan. Tapi, tiba-tiba saja ibu mendatangiku dengan wajah ceria yg tidak pernah ku lihat sebelumnya setelah kepergian kakak karena setahun ini Ibu selalu terlihat muram.
"Sera, ayo kita kunjungi kakakmu besok!" ucap Ibu membuatku terdiam
Dapat ku rasakan jantungku berdegup kencang. Hanya dengan mendengar namanya disebut, hanya dengan memikirkan akan melihatnya lagi aku menjadi kacau seperti ini. Kerinduanku rasanya memuncak dan memenuhi hatiku, aku begitu senang hingga tidak dapat berkata apa-apa.
Apakah ini rasanya? Jantungku menjadi sangat aneh. Sesak tapi aku menyukainya.
"Besok adalah hari ulang tahunnya jadi kita harus memberinya kejutan. Kau cuti sekolah untuk beberapa hari, ya?" tanya Ibu
Aku tidak bisa mengatakan apa pun. Pikiranku benar-benar menjadi kosong. Tanpa ku sadari aku menganggukkan kepalaku. Aku benar-benar senang hingga sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Kakak, aku benar-benar akan bertemu dengan kakak besok setelah selama setahun ini aku memendam rindu.
***
Akhirnya saat itu tiba, saat dimana aku akan bertemu kakak lagi setelah setahun. Pagi-pagi sekali kami berangkat hanya dengan membawa beberapa pakaian dan juga sup rumput yg dimasak Ibu. Perjalanan kami tempuh 2 jam dengan mobil. Begitu tiba di rumah paman kami langsung disambut Bibi dan paman di depan rumahnya. Paman dan Bibi menunjukkan kami kamar untuk ditempati.
Hanya ada Paman dan Bibi karena saat ini kakak dan anak Paman sedang sekolah. Oh ya, anak Paman itu seumuran dengan kakak. Setelah meletakkan barang di kamar, kami pun berkumpul di ruang keluarga.
"Istirahatlah dulu lagi pula ini masih pagi. Yoongi masih beberapa jam lagi pulangnya, kalian juga pasti capek setelah perjalanan jauh." ucap Paman dengan ramah
Ayah menganggukkan kepala tanda setuju dan begitu pun aku, tapi rupanya Ibu sangat bersemangat untuk bertemu kakak. Ibu pun menolak untuk beristirahat, dia ingin langsung menemui kakak di sekolah. Aku juga mengerti betapa Ibu sangat merindukan kakak.
"Tidak, kami akan langsung ke sekolah Yoongi. Kakak bisa antar aku? Aku mau langsung memberikan sup rumput laut ini pada Yoongi." ucap Ibu seraya menunjukkan termos makanan berisi sup rumput laut yg ia bawa sedari tadi dengan bersemangat.
Paman terlihat ragu dan keberatan tapi ibu terus mendesak paman dan akhirnya paman setuju juga. Aku pun ikut karena aku juga ingin segera bertemu dengan kakak. Aku sangat merindukannya.
***
Kini aku telah berdiri di halaman sekolah kakak. Tanpa perlu mencari ke kelasnya kami sudah bisa melihat kakak karena kakak sedang duduk di taman sembari membaca buku sambil mendengarkan musik.
Kakak, aku tidak ingin mengakuinya tapi dia terlihat semakin keren. Apa karena sudah setahun tidak melihatnya? Wajahnya yg tampan dan kulitnya yg putih terlihat sangat bersinar, matanya yg sedikit sipit juga terlihat indah. Atau mungkin karena dia menjadi sedikit berisi hingga dia terlihat gagah atau karena gaya rambutnya yg sedikit berubah?
Aku ingin segera mendekati kakak tapi apa yg ku lihat selanjutnya membuatku tidak bisa bergerak. Tepat di depanku seorang gadis duduk di samping kakakku dan berbagi earphone dengan kakak. Kakakku yg selalu dingin, aku tidak menyangka dia bisa tersenyum seperti itu kepada seorang gadis. Mereka terlihat sangat senang bersama.
Kakak yg ku kenal sebelumnya adalah orang yg sangat dingin dan cuek. Dia tidak pernah mengizinkan gadis manapun mendekatinya. Tapi kenapa sekarang dia menjadi sangat dekat dengan gadis itu? Bersama gadis itu dia tersenyum dengan cara yg belum pernah ku lihat. Ada sesuatu yg aneh terjadi padaku. Ada yg aneh denganku.
"Kenapa rasanya sangat sakit?"
Aku hanya bisa memegang dadaku yg terasa sangat sesak. Aku bahkan bisa merasakan air mata yg menggenang di pelupuk mataku. Tidak! Tidak!. Kenapa aku sangat membenci apa yg aku lihat? Kenapa rasanya sangat sakit melihat kakak tersenyum kepada gadis lain?.
"Aku tidak boleh menangis di depan ibu. Tapi, apa ini artinya aku menyukai kakak?"
"Lihat, itu kakakmu! Dia tidak mau pulang dan selalu berbicara dingin tapi lihatlah dia. Dia tersenyum dengan gadis cantik itu. Apa itu pacarnya? Ibu harus memujinya karena bisa mencairkan hati kakakmu yg seperti es." ibu bicara dengan penuh semangat
Apa dia benar pacar kakak? Apa itu artinya aku sudah terlalu terlambat?
"Sera? Kenapa berdiri saja? Ayo kita temui kakakmu." ujar Ibu seraya menarik ku
Dengan wajah tertunduk aku mengikuti ibu. Aku tidak bisa mengangkat wajahku. Aku tidak mau melihat kakak dan gadis itu. Aku terlalu sedih dan egoku membuatku tidak ingin kakak mengetahui perasaanku ini.
"Yoongi!" sapa Ibu dengan senyum cerianya
"Ibu, ada apa kesini?" kakak bertanya dengan nada datarnya
Aku sedikit melirik kakak dan rupanya dia juga melirik ke arahku tapi tatapannya terlihat canggung. Tatapan itu sama seperti tatapan kakak saat kami terakhir bertemu.
"Kau tidak mau pulang, jadinya ibu yg kesini." jawab Ibu
"Tetap saja, ini kan masih pertengahan semester. Ini juga bukan hari libur..." Kakak berbicara dengan nada bicara dinginnya
"Ini ulang tahunmu. Tentu saja ibu harus memberikanmu sup rumput laut ini. Kenapa? Apa kau berniat melewatkan hari ultah mu tanpa makan sup rumput laut?" ucap Ibu dengan perhatiannya
"Ini ulang tahunmu? Kau tidak memberitahu ku?" kali ini gadis itu ikut menyela. Dia terdengar kaget, mungkin dia tidak tahu.
"Maaf." ucap kakak kepadanya sembari menatap gadis itu dengan tatapan penyesalan.
Jujur mendengar kakak mengatakan maaf kepada gadis itu membuat hatiku semakin sakit karena kakak bukanlah tipe orang yg mudah meminta maaf. Aku iri pada gadis itu hingga aku menjadi sangat membencinya.
"Yoongi ini siapa? Kau tidak mau mengenalkannya kepada Ibu?" Tanya Ibu dengan senyum lebar sembari melirik gadis itu.
"Oh iya, Ibu ini Yoonji, Yoonji ini Ibu ku dan adikku" entah kenapa mendengar kakak mengenalkan ku sebagai adiknya membuatku merasa sedih.
"Yoonji? Wah, nama kalian bahkan mirip. Yoongi dan Yoonji, seperti nama pasangan saja." Ibu tolong jangan...
"Ibu kenapa sih? Tidak enak sama Yoonji, langsung ngomong sembarangan begitu." Kakak berkata dengan pelan tapi jelas sekali dia sedikit kesal
"Memangnya kenapa? Aku suka tuh. Oh ya nama saya Lee Yoonji. Salam Tante dan ini pasti Sera. Salam kenal, aku banyak mendengar tentangmu dari Yoongi. Aku harap kita bisa akrab." ujar gadis bernama Yoonji itu seraya tersenyum ramah.
Aku benar-benar membenci senyuman itu. Aku tidak tahu apa alasannya, tapi aku sangat membencinya. Siapa juga yg mau akrab dengannya. Ingin sekali aku melontarkan kata-kata kasar kepadanya. Tapi aku tidak bisa merusak suasana ini dan membuat pertemuan Ibu dan kakak ini hancur.
Aku pun terpaksa menarik kedua sudut bibirku hingga membentuk sebaris senyum dan berkata "salam kenal." dengan nada seramah mungkin meski aku membencinya.
"Oh ya Tante, aku sangat menyukai sup rumput laut. Bolehkah aku ikut memakannya bersama Yoongi?" ucap gadis itu mulai mencari perhatian.
"Tentu saja, tapi bagaimana ya? Tante hanya membuat sedikit untuk Yoongi. Tante tidak yakin apa cukup untuk kalian berdua. Asal kau tahu saja, Yoongi mungkin suka bersikap dingin tapi dia ini sangat berbeda saat makan sup buatan Tante. Dia sangat menyukainya dan makan dengan lahap. Dia tidak pernah mau berbagi." Ucap Ibu
"Ibu ngomong apa sih?!" ucap Kakak sedikit kesal akan penjelasan Ibu tadi
"Yoongi, apa aku boleh minta sedikit?" Gadis itu mulai memasang wajah manis yg membuatku ingin muntah saja.
"Tentu, kita bisa makan bersama." Itu adalah perkataan yg tak pernah aku duga akan keluar dari mulut kakak.
"Apa ini? Kau mau berbagi dengan Yoonji? Apa ibu tidak salah dengar? Apa kalian ini punya hubungan spesial?" Ibu mulai menggoda kakak
Aku membenci ini. Aku bisa melihat dengan jelas gadis itu tersipu malu. Meski kakak terus menolak memberitahu dan menyuruh Ibu diam, tapi kakak juga tidak menyangkalnya. Aku sangat membenci semua ini.
"Ya, Tante Aku dan Yoongi..." Aku tahu apa yg akan dikatakan gadis bernama Yoonji itu.
Sudah cukup, aku tidak tahan lagi. Aku pun berbalik dan berjalan menjauh. Aku hanya ingin pergi. Aku tidak ingin melihat kedekatan mereka lagi.
Aku bisa dengan jelas mendengar suara Ibu yg terus memanggilku. Aku yakin saat ini Kakak dan gadis bernama Yoonji itu sedang menatapku dengan heran karena aku tiba-tiba pergi seperti ini.
Aku tidak lagi perduli dengan apa yg akan dipikirkan Kakak maupun Ibu. Aku hanya ingin pergi. Aku tidak sanggup melihat kedekatan kakak dan gadis itu lagi.
Aku tahu dengan jelas apa artinya ini. Kenapa aku merasa sakit dan sedih saat ini. Dan alasan kenapa aku bersikap seperti ini, itu karena aku benar-benar menyukai Kakakku Min Yoongi.
***
Hari sudah malam. Bintang-bintang menghiasi langit malam. Ku pandangi langit malam itu lewat jendela kamar. Sejenak bayangan kejadian tadi siang terlintas dipikiran ku.
Ada rasa yg campur aduk di hatiku. Aku tidak tahu mengapa tapi aku mulai menghela nafas, ini sudah yg kesekian kalinya.
Aku mulai merasa bosan jadi ku putuskan untuk keluar kamar. Itu adalah keputusan pertama yg aku sesali karena saat itu aku harus kembali terluka.
Aku keluar kamar dan melihat kakak sedang berbicara lewat telepon. Aku bisa melihat senyuman kakak saat dia berbicara.
Diam-diam aku mencoba mencuri dengar. Aku pun berdiri dibelakang dinding. Posisiku tepat dibelakang kakak. Aku tahu seharusnya aku tidak melakukan ini, tapi aku tetap melakukannya. Meski setiap kata manis yg terdengar mengiris-ngiris hatiku, aku tetap mendengarkannya.
"Ya, aku ingat kok. Makasih ya, sudah mengingatkanku."
"Ehm, aku sudah makan kok. Kamu sendiri? Jangan takut makan karena takut gendut. Bukankah sudah aku bilang, kau kurus atau pun gendut itu tidak ada pengaruhnya."
"Jangan menyiksa dirimu untuk diet. Apa? Jangan bercanda begitu. Baiklah, baiklah. Iya kamu cantik. Yg paling cantik."
Rasanya sakit sekali. Yg paling menyakitkan adalah melihat kakak yg tersenyum dan bahagia seperti itu. Kenapa kakak tidak pernah tersenyum seperti itu saat bersamaku?
Sudah cukup, aku tidak tahan lagi.
***
Disinilah aku sekarang. Duduk sendiri di depan rumah. Menangis sendirian sambil menatap langit malam. Jika saja bintang itu benar-benar bisa mengabulkan permintaan. Aku ingin meminta kalau semuanya bisa kembali ke setahun yg lalu.
Saat itu hanya ada kami berdua. Jika saja aku lebih dulu menyadari perasaanku. Jika saja aku bisa lebih sering menghabiskan waktu bersama kakak. Jika saja malam itu aku bisa mengatakan aku juga menyukainya. Jika saja begitu, apa hubungan diantara kami akan berbeda? Bisakah aku bersama kakak?
TAP TAP....
Segera ku hapus air mataku saat suara langkah kaki itu terdengar. Siapa pun itu, aku tidak ingin ada yg tahu kalau aku sedang menangis. Jika seseorang tahu aku sedang menangis dan bertanya alasannya, aku tidak akan tahu bagaimana menjawabnya. Haruskah ku katakan aku menyukai Kak Yoongi karena itu aku menangis? Tentu saja tidak!!
"Sera?" Suara yg tidak asing itu terdengar
Aku pun berbalik dan benar saja itu kak Yoongi. Dia berdiri di sampingku. Menatapku heran. Aku benci tatapan asing yg dia lontarkan padaku saat ini, tatapan itu berbeda dari tatapan yg dulu biasanya kakak pancarkan saat dia menatapku.
"Apa yg kau lakukan disini?" tanya Kak Yoongi
"Cuma ingin menghirup udara dan melihat bintang saja" aku berbohong
"Ya, bintangnya memang indah. Kau tidak ingin masuk?" Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku sebagai jawaban pertanyaan kakak. Aku takut aku akan mengatakan hal yg tidak seharusnya ku katakan.
Tanpa mengatakan apa-apa kakak langsung memakaikan jaket yg ia kenakan padaku, membuatku kaget dan melihat ke arahnya. Wajah kakak yg ku lihat dari jarak sedekat ini terlihat sangat tampan. Jantungku pun berdegup kencang. Ku harap kakak tidak mendengarnya.
***
Dalam sepersekian detik mata kami sempat bertemu, namun kakak langsung mundur dan mulai bersikap canggung. Aku bisa merasakan kakak mulai menghindariku, rasanya kakak telah memberi batas diantara kami. Aku sangat merindukan perhatian yg biasanya kakak berikan padaku. Tapi kini Kakak telah berubah.
"Diluar dingin, setidaknya kau memakai jaket. Duduk diluar dengan hanya mengenakan piyama bisa membuatmu terserang flu." Kakak berkata dengan tingkah yg tidak karuan, mungkin dia canggung karena melihat tingkahku tadi.
"Tolong hentikan." ucapku gemetar sambil menundukkan kepalaku
"Sera ... Apa..." ucap Kakak yg bingung.
"Berhentilah bersikap baik padaku. Karena kakak yg baik seperti ini makanya aku, aku. Aku jadi menyukai Kakak!" Entah kenapa tiba-tiba aku mengatakan itu.
Kakak tertegun, mungkin karena ini tiba-tiba. Kami tidak mengatakan sepatah katapun. Pada akhirnya kami hanya bisa berdiri dan diam seribu bahasa. Rasanya sangat canggung saat kakak menatapku, tapi aku tidak bisa lagi menahan perasaanku.
Setelah hari ini, entah bagaimana kami akan berbicara lagi. Setelah ini, mungkin kami akan bisa memulai sesuatu atau mungkin berakhir sampai disini saja.

Book Comment (220)

  • avatar
    Ubay Dilah

    sangat cocok

    1d

      0
  • avatar
    NurSuryani

    bagus

    9d

      0
  • avatar
    WawaAZWA

    Best

    21d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters