logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 4 Daya Tarik

SMA MERPATI.
Stella menyusuri koridor Sma Merpati yang masih begitu lenggang tak begitu banyak murid yang datang. Bersenandung kecil mengiringi langkah kaki Stella menuju kelasnya 12. Ipa 4.
Disana di meja tempat duduknya sudah ada Tania, Rana dan Sona tumben sekali Sona berangkat pagi? pikir Stella. Stella segera duduk dan menyapa temannya itu.
"Hai Tan, Ran, Son," sapa Stella riang dan tersenyum setelah duduk di bangkunya.
"Hai Stell," sapa balik ketiganya.
"Tumben Son, lo berangkat jam segini?"
"Itu gue tadi entah kesambet setan mana bangun pagi banget biasanya juga habis subuh molor lagi."
Rana mengalihkan pandangan matanya dari buku ke arah Sona. "Makanya biasain ga usah balik tidur lagi habis subuh biar berangkat sekolah ga mepet mulu."
Sona mendengkus kecil. "Iya-iya entar gue coba."
"Nah gitu dong." Tania dan Stella berkata bersamaan.
Tet tet tet.
Bunyi bell yang biasa di gunakan upacara berbunyi dan semua murid berbondong -bondong menuju lapangan sekolah tempat biasa di gunakan upacara bendera. Di rasa sudah rapi barisannya kepala sekolah Pak Binta berdiri di depan seluruh murid Sma Merpati dan mulai beebicara.
"Pagi anak-anak," salam pak Binta.
"Pagi pak!" seru kompak seluruh murid dilapangan.
"Saya mengumpulkan kalian disini ingin berpamitan bahwa saya sudah tidak lagi mejadi kepala sekolah di Sma Merpati dan ingin memperkenalkan kalian kepada kepala sekolah baru Pak Zakra selaku pemilik sekolah ini dan juga kepala sekolah kalian yang baru. Pak Zakra saya persilahkan anda untuk memperkenalkan diri." Setelah Pak Binta memberi sambutan dan maksud mengumpulkan seluruh murid dilapangan turun dari podium digantikan dengan Zakra.
"Baik anak-anak saya Zakra Keano Roland kepala sekolah baru kalian pengganti Pak Binta dan juga pemilik sekolah ini." Zakra berucap dengan nada tegas dan berwibawa. Disambut pekikan meriah dari seluruh murid.
Seusai perkenalan singkat kepala sekolah murid yang ada di lapangan di bubarkan.
Kelas 12. Ipa 4.
Stella dan murid lainnya diam sembari menunggu guru datang. Masuklah Zakra ke kelas 12. Ipa 4 kelas Stella kebetulan jadwal pagi ini Zakra mengajar di kelas Stella.
"Selamat pagi anak-anak," salam Zakra datar seperti biasa mengawali pertemuan kedua Zakra dengan anak murid kelas 12. Ipa 4 untuk mengajar.
"Pagi juga Pak!" salam balik anak kelas serempak.
"Baik mari kita mulai pelajarannya buka halaman 298," ujar Zakra tegas memulai pembelajarannya.
Zakra mulai membahas materi yang akan ia ajarkan pada anak didiknya. Sesekali matanya melirik seorang siswi yang kemarin ia tolong ketika pulang sekolah. Siswi tersebut memiliki daya tarik tersendiri buat Zakra.
"Eh Stell, kalau gue lihat Pak Zakra dari tadi lirik-lirik lo mulu." Rana berbicara pelan dengan menyenggol lengan Stella.
"Engga kok lo salah liat kali." Stella tak percaya dan kembali menulis apa saja yang penting dari materi yang di jelaskan oleh Pak Zakra.
"Ih serius Stell!" Rana yang masihkekeh dengan penghilatanya tadi.
"Udah jangan di bahas lagi entar kita ketahuan mengobrol di waktu pelajarannya Pak Zakra bisa kena hukuman kita nanti." Stella lebih baik mengakhiri obrolan tidak pentingnya tentang Pak Zakra yang melirik dirinya yang di sebutkan Rana.
Rana jengkel dengan Stella yang tak percaya dengan dirinya. "Ish iya deh, serah lo percaya apa engga."
Stella hanya mengedikan bahunya acuh kembali menyimak pelajaran Pak Zakra lagi. Memang Stella tuh orangnya rada-rada ga peka dan dia tak mau ambil pusing tentang pembicaraan mereka.
Dua jam sudah pelajaran Pak Zakra terlewati kini Stella dkk berada di kantin seperti biasa makan untuk mengisi perut yang keroncongan minta asupan makanan.
"Eh gue udah pengin ngasih tau lo Stell dari tadi waktu pelajaranya Pak Zakra tapi gue tahan aja takut kena tegur kalau ketahuan mengobrol waktu pelajaran. Kok gue tadi ngerasa Pak Zakra sewaktu mengajar melirik lo terus Stell bahkan tanpa kedip." Sona berkata setelah mengunyah satu pentol baksonya.
"Nah kan! Gue juga merasa begitu tau. Gue udah kasih tau si Stella eh malah kaga percaya dianya," ucap Rana kesal.
"Iya tuh gue juga tadi perhatiin juga gitu Pak Zakra melirik dan perhatiin lo terus," sahut Tania juga.
"Ya mungkin ga sengaja kali. Udahlah gue ga mau kegeeran kalau nyatanya bener nih gue di perhatiin Pak Zakra. Biarin aja suka-suka Pak Zakra mau apa, kali aja Pak Zakra gitu buat ngecek muridnya memperhatikan pelajaranya atau tidak."
"Iya juga ya. Udahlah ga usah bahas Pak Zakra entar tuh orang ngerasa kalau di omongin."
Mereka semua melanjutkan acara makan yang tertunda akibat obrolan tentang Pak Zakra.
Suasana kantin yang tadinya tak terlalu ramai tadi jadi ramai di karenakan adanya kedatangan Pak Zakra dengan guru muda cantik Bu Fina. Iya cantik tetapi sifatnya yang tak cantik, para murid semua tau kalau Bu Fina guru paling genit di sekolah Sma Merpati.
Mereka yang ada di kantin pada heboh karena Zakra yang terkenal datar dan dingin jalan dengan salah satu guru perempuan di sekolah ini. Banyak yang dari mereka langsung bergosip. Heran saja jika Pak Zakra cowo datar dan dingin tak tersentuh jalan ke kantin bersama Bu Fani karena Bu Fani pasti genit gitu pada Pak Zakra makanya dia bisa nemplok ke Pak Zakra engga mungkin Pak Zakra yang mengajak duluan jalan ke kantin. Mustahil!
"Eh itu Pak Zakra kok sama Bu Fani?" tanya Sona heran tapi terkesan nada tak suka.
Tania ikut berkomentar. "Ngapain juga ngajak Pak Zakra kaya ngobrol tuh?"
Rana melirik. "Pak Zakranya aja juga ga nanggepin eh malah sok-sok an dekat sama Pak Zakra."
"Sok cari muka depan Pak Zakra!" komentar Sona sinis dia paling ga suka sama Bu Fani guru yang sering genit ke murid yang di kata tampan padahal juga ga ada yang nanggepin setiap Bu Fani berulah.
"Sumpah jijik gue lama-lama liatnya."
"Dasar ulat gatel."
"Husst udah ga usah ngehujat itu guru ga baik." Stella menengahi agar tidak terlalu banyak menghujat Bu Fani. Sebenarnya Stella juga tak suka sama sikap Bu Fani tetapi dia diam saja. Tak seperti teman-temannya suka sekali gamblang membicarakan ketidaksukaannya terhadap Bu Fani.
"Udahlah yok cabut udah selesai makan juga dari pada di sini mulu ada bibit bibit cabe." Rana berdiri setelah menyelesaikan makannya.
"Yok lah gue juga ogah di sini liat pemandangan Bu Fani yang sok cantik untuk narik perhatiaanya Pak Zakra."
Stella dkk pergi meninggalkan kantin tak lama kemudian bell berbunyi dan pelajaran selanjutnya di mulai.
Stella pergi ke perpustakaan untuk mengambil kamus pelajaran bahasa inggris kebetulan ia di suruh oleh Bu Ria untuk mengambil kamus.
Stella berjalan hati-hati membawa tumpukan buku kamus di tangannya agar tak terjatuh tapi naas dirinya menabrak seseorang yang menyebabkan buku kamus yang di bawanya berhamburan di lantai.
"Yah jatuh." Stella meringis kemudian memungut buku kamus yang jatuh.
Ada sepasang tangan juga yang membantu dirinya memungut buku kamus tersebut dan orang itu Zakra.
"Eh Pak Zakra. Maaf ya Pak nabrak tadi." Stella kaget dan segera meminta maaf karena tadi tak langsung minta maaf fokusnya hanya untuk segera mengambil buku kamus yang jatuh.
"Saya yang harusnya minta maaaf jalan ga lihat-lihat dan sambil main hp," ujar Zakra datar dan tanganya tetap membantu mengumpulkan buku kamus
"Hm. Gini aja sama-sama salah jadi kita impas minta maafnya. Kalau gitu saya pergi dulu Pak takutnya kelamaan ke kelasnya dan sini bukunya Pak taruh di tangan saya." Stella menyuruh Zakra menaruh buku kamus di tanganya karena tangannya sudah memegang buku kamus lain.
"Biar saya bantu."
"Ga usah Pak ngerepotin. Sini Pak cepat taruh," kata Stella tak sabaran.
Zakra tanpa babibu lagi menaruh buku kamus yang ia pegang ke tangan Stella yang juga ada buku kamus.
"Ya sudah Pak saya duluan permisi," pamit Stella segera cepat berlalu dari hadapan Zakra.
Zakra tak menjawab hanya memandang datar kepergian Stella.

Book Comment (379)

  • avatar
    insaniyehKhoirotul

    sangat tidak mendengarkan mama naya

    6d

      0
  • avatar

    Asik

    22d

      0
  • avatar
    SUWANDIROBY

    bacaan yg apa sih wow

    23d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters