logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 3 Pulang Bersama

Bel pulang berbunyi keras di seluruh seantero SMA MERPATI menimbulkan kesenangan bagi para murid yang menantikan bel pulang sedari tadi.
Mereka semua bergegas pulang setelah guru yang mengajar keluar dari kelas begitupun Stella, Tania, Rana dan Sona mereka berjalan beriringan di koridor sekolah menuju parkiran mengambil kendaraan mereka untuk pulang kerumah masing-masing kecuali Stella dirinya di jemput oleh sang supir keluarga.
"Lo pulangnya sama siapa Stell?" tanya Sona.
"Gue di jemput Son."
Sona hanya manggut-manggut.
"Stell, lo kan di jemput nih pulangnya, Mau ga gue anterin ke rumah lo daripada nanti nunggu supir lo lama?" tawar Rana kebetulan rumah dirinya dan Stella searah.
"Ga usah deh Ran, takutnya nanti supir gue udah di jalan kan kasian kalau gue pulang sama lo terus supir gue putar balik."
Stella menolak halus ajakan Rana.
"Iya juga sih. Kalau gitu gue duluan ya gak papa kan lo gue tinggal?"
Rana tak tega jika meninggalkan Stella menunggu jemputan pulang sendirian.
"Gak papa santai aja kali."
"Gue juga duluan ya Stell, gue juga ga bisa nememin lo sampai supir lo datang?"
Kali ini Tania juga harus pulang cepat. Sudah di ultimatum oleh mamanya tidak boleh telat pulang.
"Gue juga pulang gak papa kan Stell?"
"Iya elah santai aja, gue gak papa nunggu sendiri gue tau lo pada pasti capek. Sana pulang entar kalau ngobrol mulu ga bakal pulang-pulang kalian semua."
"Ya udah kalau gitu gue tinggal pulang dulu by Stell," pamit Tania diikuti Sona dan Rana juga menyusul di belakangnya setelah pamit satu persatu pada Stella.
Stella membalas melambaikan tangannya kepada teman-temanya yang pamit pulang duluan. Kini Stella menuju depan gerbang skeolah untuk menunggu supir menjemput dirinya.
Sekolah sudah sepi tinggal dirinya yang masih ada di depan gerbang sekolah padahal sudah menunggu sekitar 20 menitan tapi sang supir tak kunjung datang ia memutuskan untuk menelpon sang mama kenapa supir menjemput dirinya lama sekali.
"Hallo, Assalamualaikum Ma."
"Waalaikumsalam sayang, ada apa?"
"Pak Supri kok belum jemput aku ma?"
Pak Supri adalah nama supir keluarga Stella.
"Gini sayang Pak Supri mendadak sakit jadi engga bisa jemput kamu pulang sekolah. Mama lupa mau memberitahu kamu nanti kalau sudah waktunya pulang sekolah eh malah mama kelupaan. Maafin mama ya sayang?"
"Iya udah gak apa-apa Ma, kalau gitu aku mau cari taksi atau ga kendaraan umum yang masih lewat untuk pulang kerumah."
Stella celingak-celinguk untuk mengecek apakah masih ada taksi atau kendaraan umum lewat.
"Kalau gitu Stella tutup dulu ya teleponnya."
"Iya udah sayang kamu hati-hati pulangnya."
"Iya Ma."
Stella mengakhiri sesi telfonya dengan sang Mama dan segera mencari kendaraan yang lewat untuk bisa cepat pulang ke rumah. Tiba-tiba ada sebuah mobil sport berhenti tepat di depan tempatnya berdiri.
Stella mengernyitkan dahinya bingung dengan mobil sport itu yang tiba-tiba berhenti tepat di depanya karena ia merasa tak kenal dengan pemilik mobil ini. Kaca bagian sebelah kemudi tepat di depan Stella terbuka menampilkan seorang cowo dan Stella kenal siapa cowo tersebut yang tak lain Pak Zakra guru baru di sekolahnya.
"Ayo masuk saya antar," ujar Zakra datar.
"Saya Pak?"
"Iya kalau bukan kamu siapa lagi disini!"
Terdengar ketus suara Zakra di pendengaran Stella.
"Ga usah Pak saya nunggu taksi aja atau kendaraan umum yang lewat," tolak halus Stella.
Bagaimanapun dia hanya seorang murid yang tak sepatutnya membonceng seorang guru untuk pulang kerumah apalagi seperti Pak Zakra yang seorang guru baru.
Zakra berdecak kecil. "Cepetan saya anterin lagian juga bentar lagi mau hujan tuh." Ucapan Zakra tambah datar ketika dirinya di tolak oleh seorang muridnya.
Stella pun mendongakan kepalanya dan benar awan sudah mendung pertanda hujan sebentar lagi mungkin akan turun.
Stella menimbang sejenak tak ada pilihan lain untuk menerima tawaran pulang daripada dirinya kehujanan disini. Apalagi sudah tidak ada kendaraan umum yang lewat.
"Ya sudah deh Pak saya ikut anda saja."
Stella langsung membuka pintu samping kemudi.
"Maaf Pak kalau saya merepotkan anda."
"Hmm."
Hanya deheman balasan dari Zakra.
Setelah itu mobil melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah Stella.
"Alamat rumah kamu di mana?" tanya Zakra tak tahu alamat rumah Stella.
"Jln. Mawar Perumahan Gading Blok A no.12 Pak."
Stella menyebutkan alamat rumahnya.
"Oke."
Perjalanan menuju rumah Stella di isi dengan keheningan apalagi Stella dirinya baru kenal dengan Zakra pas tadi di kelas otomatis dirinya canggung dengan Zakra makanya dia diam saja ditambah dengan tampang datar dan dinginnya Zakra.
Tak selang lama 20 menitan mobil yang dikendarai Zakra sampai di depan rumah tingkat dua bercat abu-abu dan berpagar hitam.
"Terima kasih Pak, sudah mau mengantarkan saya maaf jika saya merepotkan anda sekali lagi terima kasih."
Stella berkata tulus berterima kasih dan turun dari mobil Zakra yang sudah terparkir di depan gerbang rumahnya.
"Hm. Kalau gitu saya duluan."
"Iya Pak."
Stella memasuki rumahnya setelah melihat mobil Zakra menjauh dari depan gerbang rumahnya.
**
Malam pun tiba keluarga Zakra sudah berkumpul di ruang makan mereka mulai makan dalam diam dan selesai makan seperti biasa Denis dan Ratna berkumpul terlebih dahulu di ruang keluarga sambil menonton tv untuk mengisi waktu mereka berdua.
Sekarang berbeda tentunya ada Zakra di tengah-tengah mereka karena biasanya Zakra selalu sibuk dengan urusan kantornya sebab itu Zakra jarang sekali berkumpul dengan kedua orang tuanya.
"Bagaimana harimu mengajar di sekolah son?" Denis membuka percakapan setelah duduk di sofa ruang keluarga untuk mengobrol dengan Zakra.
"Baik Pa."
"Perkembangan sekolah? Ga ada masalah kan?"
"Ga ada Pa semua baik-baik saja."
"Syukur deh kalau gitu dan soal perusahaan kamu gimana?"
"Perusahaan baik-baik aja. Zakra kontrol dari rumah biar gampang selagi Zakra mengurus sekolah. Jika jadwal disekolah kosong Zakra juga akan kekantor untuk mengurusnya."
"Jangan terlalu di forsir Za kamu kerjanya. Bisa-bisa nanti kamu sakit lagi keasikan kerja tanpa tau waktu." Ratna sang mama menasehati Zakra yang terkadang sampai lupa waktu jika sudah bekerja.
"Iya ma. Zakra bakal ingat."
"Awas kamu jika sampai sakit mama akan suruh papa kamu buat berhenti ngurus sekolah biar kamu ngurus kantor aja."
Zakra yang akan menyahuti sang mama disela oleh sang papa.
"Udahlah ma, Zakra pasti bisa atur waktunya."
"Ish iya-iya." Ratna masih menampilkan raut sebalnya.
"Ya udah Pa Ma Zakra mau kekamar istirahat," pamit Zakra.
"Iya sayang Good Night," sahut Denis dan juga Ratna.
"Night too Pa Ma," sahut Zakra berlaku pergi menuju kamarnya.
**
Pagi menjelang malam yang terang di sinari oleh bulan di gantikan dengan cahaya sinar matahari yang hangat menembus celah-celah jendela seorang gadis yang sudah terbangun dari tidurnya bahkan dirinya sudah siap dengan baju seragam sekolahnya biasanya ia akan bangun jika di bangunkan oleh sang mama.
"Pagi Ma," sapa Stella menyapa sang mama Risa yang berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi keluarga.
"Pagi juga sayang tumben bangun pagi?" tanya Risa heran dengan Stella.
"Hehehe ga tau cuma ya lagi kepengin aja mungkin makanya bangun pagi."
Stella cengengesan.
"Kamu ini ada-ada aja."
Risa geleng-geleng kepala.
"Pagi kesayangan Papa," sapa Fathan, Papa Stella suami dari Risa.
"Pagi juga Pa."
Keduanya kompak menyapa seseorang yang amat disayangi.
"Tumben La udah di sini biasanya masih molor," cibir Fathan.
"Ya masa aku bangun pagi ga boleh ishhh serba salah deh Stella."
Stella cemberut seperti anak kecil yang tak di kasih permen ibunya.
"Bukan gitu, jadi bagus kamu bangun pagi biar Mamamu tak repot-repot membangunkan kamu yang susah buat bangun pagi."
"Ishh iya-iya, Stella coba deh buat bangun pagi mulai sekarang."
"Bagus."
"Sudah ayo sarapan makanan sudah siap." Risa meletakkan hasil masakananya yang sudah jadi di atas meja dan menata alat-alat untuk sarapan pagi. Mengambilkan makanan untuk suami dan anaknya barulah terakhir dirinya. Memulai sarapan dengan keadaan hening tak ada yang bersuara karena Fathan menerapkan kalau makan tak boleh sambil berbicara.

Book Comment (380)

  • avatar
    MULYADI HDODI HADI

    mantap

    27m

      0
  • avatar
    insaniyehKhoirotul

    sangat tidak mendengarkan mama naya

    6d

      0
  • avatar

    Asik

    22d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters